Saat menulis ini diluar gelap, hujan, mendung, sisa hujan masih menempel di jendela. Didalam lembab dan hati berat.
Sebenarnya saya hanya ingin hati saya damai apapun namanya dan keadaannya. Dan entah kenapa akhir-akhir ini pekerjaan saya telah banyak mengubah diri saya menjadi sesuatu yang dulu saya hindari atau pun masih saya hindari sampai sekarang.
Saya tidak mau keras dalam hati dan pembicaraan. Seumur hidup saya dikelilingi teriakan-teriakan saya ingin berbeda dari itu semua. Saya ingin menjadi peribadi yang lebih baik, apalah artinya semua ini yang saya kerjakan, rasa sabar saya yang mudah menghilang, kondisi yang membuat saya kadang harus bermuka dua, tersenyum walau saya tidak suka, dan marah kalau yang lain marah. Astaghfirullah.
Dulu, orang mengenal saya sebagai orang yang kalem karena saya sangat berusaha menghindari konflik, tapi saat saya terjebak konflik saya tidak bisa menolong saya dari rasa amarah yang membara. Kesombongan yang membuat saya merasa lebih baik, lebih pintar, lebih mengerti, lebih bersih, lebih lurus. Astaghfirullahaladzim.
Saya tidak sadar bahwa bekerja di bagian purchasing bisa membuka kesempatan saya menerima uang haram, uang yang bukan dari kerja keras saya walaupun itu bentuknya hanya makanan. Saya malu dan gelisah, saya juga ingin hidup berkecukupan, tapi tidak dengan cara seperti itu. Walau hanya dalam bentuk makanan ataupun barang yang diberikan yang dianggap sebagai haidah.
Akhir-akhir ini saya malu kepada Alloh. Saya tahu hati yang mudah tersulut amarah ini adalah hati yang jauh dari cahayaNYA. Melukai hati orang lain, walaupun orang itu benar-benar salah dan tidak saya sukai tidak pernah ada hak dalam diri saya sendiri untuk bisa melemahkan hati mereka melalui lisan yang saya punya. Astaghfirullahladzim.
Saya begitu gelisah hidup dalam intrik politik seperti ini, saya merasakan ketidak tenangan. Saya merasa jauh dari fitrah saya sebagai wanita. Sebagai ibu rumah tangga. Sebagai HambaNYA.
YaAlloh tunjukanlah jalanMU kepada Hamba agar Hamba menjadi orang yang senantiasa terpelihara dijalanMU dan digolongan yang engkau Cintai. Maafkanlah hamba untuk sifat-sifat hamba yang kerap keterlaluan. Engkaulah pemilik kedamaian hati, jadikanlah hamba, suami dan keluarga hamba, saudara-saudara hamba dan seluruh muslimin dan muslimat merasakan kedamaian iman dalam hati kami.
Maafkanlah Hamba ya Alloh, maafkanlah..
Sebenarnya saya hanya ingin hati saya damai apapun namanya dan keadaannya. Dan entah kenapa akhir-akhir ini pekerjaan saya telah banyak mengubah diri saya menjadi sesuatu yang dulu saya hindari atau pun masih saya hindari sampai sekarang.
Saya tidak mau keras dalam hati dan pembicaraan. Seumur hidup saya dikelilingi teriakan-teriakan saya ingin berbeda dari itu semua. Saya ingin menjadi peribadi yang lebih baik, apalah artinya semua ini yang saya kerjakan, rasa sabar saya yang mudah menghilang, kondisi yang membuat saya kadang harus bermuka dua, tersenyum walau saya tidak suka, dan marah kalau yang lain marah. Astaghfirullah.
Dulu, orang mengenal saya sebagai orang yang kalem karena saya sangat berusaha menghindari konflik, tapi saat saya terjebak konflik saya tidak bisa menolong saya dari rasa amarah yang membara. Kesombongan yang membuat saya merasa lebih baik, lebih pintar, lebih mengerti, lebih bersih, lebih lurus. Astaghfirullahaladzim.
Saya tidak sadar bahwa bekerja di bagian purchasing bisa membuka kesempatan saya menerima uang haram, uang yang bukan dari kerja keras saya walaupun itu bentuknya hanya makanan. Saya malu dan gelisah, saya juga ingin hidup berkecukupan, tapi tidak dengan cara seperti itu. Walau hanya dalam bentuk makanan ataupun barang yang diberikan yang dianggap sebagai haidah.
Akhir-akhir ini saya malu kepada Alloh. Saya tahu hati yang mudah tersulut amarah ini adalah hati yang jauh dari cahayaNYA. Melukai hati orang lain, walaupun orang itu benar-benar salah dan tidak saya sukai tidak pernah ada hak dalam diri saya sendiri untuk bisa melemahkan hati mereka melalui lisan yang saya punya. Astaghfirullahladzim.
Saya begitu gelisah hidup dalam intrik politik seperti ini, saya merasakan ketidak tenangan. Saya merasa jauh dari fitrah saya sebagai wanita. Sebagai ibu rumah tangga. Sebagai HambaNYA.
YaAlloh tunjukanlah jalanMU kepada Hamba agar Hamba menjadi orang yang senantiasa terpelihara dijalanMU dan digolongan yang engkau Cintai. Maafkanlah hamba untuk sifat-sifat hamba yang kerap keterlaluan. Engkaulah pemilik kedamaian hati, jadikanlah hamba, suami dan keluarga hamba, saudara-saudara hamba dan seluruh muslimin dan muslimat merasakan kedamaian iman dalam hati kami.
Maafkanlah Hamba ya Alloh, maafkanlah..