9
Bab 1
NAG, NAG, NAG
1. How much longer or are we there yet?
Masih lama ga?
kita udah sampai belum?
2. Will you play with me? Or I'm bored, what should i do?
Ayo main Bu?
Aku Bosan, harus ngapain lagi?
Saya cukup happy mengatakan bahwa anak saya yg berusia 11, 13 dan 15 mereka masih meminta saya bermain bersama2. Kadang2 saya turuti, kadang2 saya mengatakan tidak ada waktu saat itu. Tapi bisa di bayangkan, pada tahap ini, mereka tidak bergantung pada saya untuk bermain bersama dengan mereka sepanjang waktu.
Pengalaman melissa lain lagi, Joey (5y) selalu ingin bermain dengan ibunya sepanjang waktu. Dia terlihat tidak mampu meghibur dirinya sendiri sama sekali, bahkan saat menonton televisi atau main video games dia masih cengeng minta di temani. "Saya sukaa menghabiskan waktu bersama joey, tapi aku sangat ingin dia belajar menyibukan dirinya sendiri paling ngga beberapa saat, tanpa elektronik baby siter, terlebih saat saya harus melakukan sesuau seprti membayar tagihan-tagihan dan menyuapi adik bayinya makan. Saya berharap banyak padanya" kata melissa.
Seperti Mel, banyak orangtua yang usia anaknya di awal2 masa pendidikan, merasa anak2 mereka tidak tahu caranya menyibukan diri sendiri. Seperti Mel, mereka tidak yakin bahwa mereka harus merespon pertanyaan anaknya dengan mengatakan,
"Tidak, sekarang saatnya main sendiri" atau apapun yang agak kasar untuk di ucapkan ke anak usia dini.
Tapi jangan kahwatir bila anda tdk memiliki jawaban yang tepat, berada di step ini berarti anda telah mengambil langkah penting.
Uncovering the Meaning
Ketika anak2 berulang2 meminta anda main bersamanya atau dia kelihatan bosan sepanjang waktu, sebenarnya dia sedang mengirimkan sinyal pesan berupa hal ini
•AKU BUTUH PERHATIANMU, BU
• Memilih aktifitas terasa sulit bagiku, Bu
• AKU GA TAHU CARANYA MAIN SENDIRI
Mari pelajari satu persatu
Jika anak anda meminta perhatian. Bisa jadi kareba anda tidak menghabiskan cukup waktu dengan mereka atau ada sesuatu yang terjadi di tengah-tengah keluarga anda yang membuat anak merasa dia butuh perhatian ekstra.
Tanyakan pada diri sendiri, apakah karena dua hal tersebut?
Apakah saya bekerja terlalu lama? Apakah saya terlalu banyak bersosialisasi? Apakah saya menghabiskan waktu terlalu banyak di telpon atau di komputer saat waktunya bersama anak-anak? Apakah karena saya memiliki bayi yang mengambil perhatian lebih banyak? Apakah ada masalah rumah tangga? Atau kejadian yang kacau atau rusuh di keluarga? Hal2 dinatas bisa jadi penyebab anak2 ingin dan butuh waktu spesial dengan anda.
Anak2 membutuhkan perhatian ekstra ketika dia merasa harus melalui gejolak atau golakan2 yang terjadi. Bagaimanpun, kadang anda harus tegar melalui masa2 sulit sama seperti anak2 anda (saat bertengkar dgn pasangan, misalnya) makin membuat anda sulit memiliki energi untuk disampaikan ke anak2 anda. Menyadari hal ini adalah penting. Jika anda tidak memiliki kekuatan untuk menghadapi kebutuhan emosi anak-anak, mintalah bantuan. Baik dr keluarga atau profesional.
Beberapa anak kesulitan memilih aktifitas permainan sendiri. Mereka selalu ingin main bersama org lain karena mereka bergantung pada oranglain sebagai pemandu. Karena anak2 memkliki orangtua-daripada org dewasa lainnya yg ada di sekitarnya, maka orangtua lah yang paling sering jadi ornag yang dia minta (dan minta dan minta dan minta) bermain dengannya.
Sebagai tambahan, jika anda bekerja, pengasuh sang anak sudah pasti menghabiskan banyak waktu dengan bermain bersama anak2. Tentu saja untuk itu mereka di butuhkan. Tapi perhatian sangat penuh dari pengasuh mengarah oada menurunnya kemandirian anak2, simoly karena pengasuh selalu ingin terkibat dan tidak bilang " tidak" kecuali dia harus merawat anak yg lainnya.
Anak lain mungkin tahu cara memilih permainan, tapi saat sudah memilih, mereka tidak tahu cara mainnya kalau sendirian.
Bisa jadi mereka tdk merasa kreatif, tdk menarik kalo main sendiri, memang tdk suka kesendirian atau mudah bosan dan gampang frustasi.
Beberpa kepribadian anak ada yg cocok main sendiri, duduk berjam2 menyusun lego, mewarnai, membuat sesuatu atau bermain pura2. Tapi ada anak yang tidak mau atau tidak bisa. Mereka kelihatan antusias jika main bersama2.
Tapi pengertian di atas tidak harus mengharuskan kita bermain dengan anak2 sekalipun mereka merengek 5x sehari untuk main dengan mereka.
The Best Way to Respond
Mengajarkan anak2 untuk bisa bermain sendirian sebenarnya adalah keahlian hidup yang sangat penting.
Dengan mempelajari main sendiri, anak2 akan belajar keahlia menenangkan diri sendiri. Akan ada banyak bahasan tentang hal ini di bab lain. Ini adalah salah satu konsep psikologis yang sangat penting di ketahui dalam memahami perkembangan pertumbuhan anak2.
Anak2 yang bisa menenangkan dirinya sendiri akan mampu menurunkan perasaan frustasi ketika mereka menghadapi situasi yang mereka tdk sukai.
Seperti yang bisa dibayangkan, hal ini penting bukan hanya ketika harus belajar bermain sendiri, tapi saat di sekolah, saat bersosialisasi dan dalam mengarungi kehidupan.
Orang dewasa yang memiliki temper tantrum (mudah marah dan emosional) ketika antrian di supermarket tidak bergerak cukup cepat kemungkinan besar dulunya tidak belajar menenangkan diri sendiri sewaktu masih anak2. (Nah loohh ngakuuu siapa yg bgini heee)
Remaja yang berteriak/menyalahkan guru ketika gagal ujian matematika juga kemungkinan tidak belajar keahlian menenangkan diri sendiri.
Membantu anak2 anda untuk meghadapi rasa frustasi dengan memenuhi kebutuhannya sendiri adalah keterampilan hidup yang sangat penting. Belajar cara bermain sendirian juga masuk dalam hal ini.
Ada dua pengecualian untuk mendorong anak Anda untuk bermain dengan dirinya sendiri:
• Ketika kita melakukan penilaian yang jujur tentang perilaku diri sendiri sebagai Ibu, maka kita menyadari bahwa kita tidak menghabiskan cukup waktu bermain dengan anak. Dalam hal ini, kita akan perlu untuk mulai menghabiskan lebih banyak waktu bermain dengan anak.
• Jika anak-anak sedang mengalami penyesuaian untuk perubahan yang tiba2 (bergejolak) dia mungkin merasa sangat membutuhkan, Dalam hal ini, kita mungkin perlu untuk menghabiskan waktu ekstra bermain dengan anak-anak, bahkan jika kita sudah banyak menghabiskan waktu bermain bersamanya, lebih dari biasanya.
Dalam semua kasus lain, cara terbaik untuk menanggapi pertanyaan ini adalah untuk mengatakan ini kepada anak Anda:
1. "Pilih dua hal yang dapat adik lakukan sendiri." (Jika ia tidak bisa memilih, bantulah)
2. "Pilih salah satu mainan untuk dimainkan sendiri."
3. "Adik harus bermain ini sendiri sampai timer berbunyi. Jika adik bosan atau ingin ganti mainan, Adik dapat beralih ke yang lain, tetapi adik harus bermain sendiri sepanjang waktu ya"
(Set timer selama lima belas menit, jika ini terlalu panjang, mulai dengan sepuluh menit bertahap bekerja sampai tiga puluh menit..) Pada akhirnya, pujilah anak Anda dan pujian untuk bermain sendiri. Dengan cara ini dia akan merasa bahwa dia menerima perhatian Anda meskipun Anda tidak bermain dengan dia. Jangan berharap anak usia ini (terutama anak laki-laki) untuk bermain sendiri selama lebih dari tiga puluh menit. Jika Anak anda bisa, berarti keberuntungan berpihak pada anda :*
3. Can i have snack? Or can i have a drink?
Boleh makan cemilan ga Bu?
Boleh minta minum (susu)?
rules should contain the following components:
• healthy snack for school (or two,
You get one
depending on what your school requires). Healthy snacks do not include candy, cookies, cake, or other sugary snacks.
• You get one healthy after-school snack.
• You can have one small, less healthy (“junk food”) snack each day, either after school or after dinner.
• If you are still hungry between meals, fruit or veggies are the only choice. If you refuse these (or, for children who really won’t eat fruit/veggies, another truly healthy food like a slice of cheese or chicken breast), you need to wait until the next meal. (Your child won’t starve, I promise you.)
You are now armed and ready to respond to the ques- tion. It’s that simple—all you need to do is follow the rules. If your child can read, I recommend that you post the rules in the kitchen. If not, you simply need to remind your child of them verbally. It’s important not to make exceptions—remember what we discussed about reinforcing behaviors. Once you start reinforcing this new set of behaviors, the nagging for a snack will diminish and possibly (if you’re really lucky!) vanish altogether. If you really feel that your child’s eating is out of control and you can’t seem to manage it yet, or if your child is already showing signs of being overweight, I strongly recommend you get a copy of my book Dr. Susan’s Fit and Fun Family Action Plan. It will teach
you everything you need to know about getting your child and your whole family living a healthy and happy life in a positive and upbeat way.
I hope it doesn’t escape you that you can use this same set of techniques—planning, consistency, and rein- forcement—to encourage positive (and discourage nega- tive) behaviors of any kind. During these early years, setting up this type of parenting is important because it will help you raise a well-behaved child that you and everyone else will like.
16 The Top 50 Questions Kids Ask (Pre-K through 2nd Grade)
4. Why cant i have donuts for breakfast?
Why cant i eat candy all the time?
Kenapa ga boleh makan donat/coklat untuk sarapan?
Kenapa aku ga boleh makan permen terus2an?
Masih soal makanan. Walaupun sangat berbeda denga pertanyaan sebelumnya? (Soal minta snack)
Terutama untuk anak-anak yang ga mudah menerima kata "Tidak" penjelasan bahwa permen atau kue bukan makanan sehat nggak akan ada artinya :D
Uncovering the Meaning
Mestinya anak2 sudah tahu bhwa donat, bolu, kue kering bukanlah makanan sehat. Mereka jugatahu bahwa makan permen seharian dapat merusak gigi. Kenyataannya, mereka merasa kesal dan teganggu jika orangtua meerah pada rengekan merek dan membiarkan mereka makan makanan tdk sehat lebih dari sehari atau seharusnya. Tapi tetap aja mereka merengek. Kenapa?
Anak2 semua usia memiliki bawaan lahir untuk terus mengetes dan menantang batasan yang dibuat untuk mereka. Ini biaa bikin orangtuanha stress, tapi ini bagian paling wajar dalam tahap pertumbuhannya.
Tugas kita lah untuk tetap tegas pada aturan dan lembek pada aturan hanya untuk hal2 yg sangat minor. Hal ini mengajarkan anak2 perasaan aman dan kebebasan secara bersamaan.
Banyak anak2 berargumen dengan orunya tentang makanan sehat ini. Hal ini memberikan mereka kesempatan untuk melatih kelenturan otot mereka khususnya pada "makanan" dengan perasaab nyaman bahwa ayah atau ibu akan selalu membuat keputusan tepat untuk menjaga mereka tetap sehat -walaupun mereka tdk menyukainya.
Jika anak2 melihat keluarga lain yang memperbolehkan anaknya makan apa saja, kemungkinan anak2 akan bertanya pada kita tentang perbedaan aturan makan itu
Akan tetapi kita harus mengirimkan pesan bahwa kita akan tetap konsisten dan komitmen untuk menjaga kesehatan anak dan keluarga kita.
Apa yang keluarga lain lakukan di rumah mereka, tidak ada kaitannga dengan apa yang terjadi di keluarga kita.
Kenyataannya, ini adalah kesempatan bagus untuk mengajarkan anak2 bahwa orang dewasa pun tidak mudah menyerah terhadap lingkungan sekitar. Di saat yang sama kita juga berhati2 untuk tidak kelihatan terlalu "memvonis" keluarga lain atau anak2 akan merasa takut untuk bercerita bahwa dia telah makan makanan yang tidak kita perbolehkan.
The Best Way to Respond
Respon kita untuk pertanyaan ini ada hubungannya dengan keinginan anak untuk merasa independent akan tetapi mereka juga tetap berharap kita akan tetap memperhatikan kesehatannya.
Mulai dengan bertanya pada anak2 apa pendapat mereka jika sarapan donat(makanan yang tdk sehat lainnya). Jika beruntung, anak2 akan memberikan jawaban yang benar dan kita dengan mudah mengatakan "betul sekali"
Jika dia menjawab "tidak tahu" dan mereka meminta jawaban dari larangan makan donut saat sarapan atau makan permen sepanjang hari.
Jawablah dengan kata2 berikut :
" ini tugas ibu untuk selalu memastikan kakak/adik sehat, luar dalam. Makan donat waktu sarapan tidak akan memberi kakak/adek energi sehat untuk berfikir, belajar atau main dalam 1 hari. Tapi kakak/adek bisa memilih apakah mau makan sereal, telor atau roti bakar untuk sarapan" (semangkuk buah atau 1 gelas jus buah, jauh lebih sehat ya mak. Boleh juga di tawarin)
Contoh jawaban di atas menunjukan pada anak2 bahwa kita tetap menjaga kesehatannya tapi juga tidak menghilangkan independensinya dalam hal memilih sarapan.
Jika anak melihat keluarga lain makan makanan yg kurang sehat. Kita bisa menambahkan jawaban "ga apa sesekali makan makanan begitu jika dirumah org lain. Dan kita tidak memvonis yg org lain lakukan dlm hidup mereka, tapi dalam keluarga kita, kita pilih makanan yang lebih sehat"
Respon untuk anak2 yang terlalu banyak makan permen
Makan permen terus2an bisa membuat gigi kakak/adek rusak. Dan gigi yang rusak bisa membuat badan adek kekurangan energi untuk belajar dan bermain2. Tapii kakak/adek masih tetap boleh makan 1 snack "junk food" per hari. Apakah kakak/adek mau hari ini jatahnya makan satu biji permen?"
Let your children decide.
5. WHY? BUT why mommy, WHY, WHY, WHY?
Kenapa? Tapi kenapa Bu? Kenapa? Kenapa? Kenapaaaa?
But, why, Mommy? Why, why, why?’ is what I hear a hundred times a day from Ava (age 4½),” explained her frustrated mom, Nancy. “I don’t think she even cares if I answer her. She asks the question over and over, whenever I tell or ask her to do anything. Sometimes, as I begin answering one ‘why,’ she’s already asking another one about my explanation. It’s a constant nagging at me.”
Many parents of young children feel just like Nancy, plagued with the open-ended, seemingly meaningless question, “Why?” They are not sure how to teach their children to stop asking it or, better yet, to ask it only once in a while, when they are truly interested in knowing the answer to a specific question.
Uncovering the Meaning
“Why?” is a powerful question for a young child. In fact, it is probably the first question that most toddlers learn to ask. It’s a short word, easy to pronounce, and it causes an adult to gleefully engage with the adorable child immediately as she attempts to respond. This attention reinforces the youngster to keep asking, “Why, why, why?” In these very early years of language develop- ment, your child didn’t understand that she was asking a question, nor did she comprehend your response, other than the fact that she was getting your attention.
As she grows older, though, and her capacity for language improves, your child inevitably recognizes that “Why?” is a question requiring a response. In some cases, she will ask a real “why” question because she really wants to clarify something confusing or gain a greater understanding as to why she cannot do some- thing she wants to do. However, there are still remnants of the desire for attention from when she was a younger child. At these times, she will ask “why” without really thinking, simply to engage you in conversation or to elicit a response from you, even if it is an impatient or aggravated response: “Because I said so, that’s why!”
At other times, her “why” is a result of her not getting her way. This is more of an aborted anger response than a real curiosity. Rather than yelling or lashing out at you in a manner she knows is socially unacceptable, she will nag, whine, and moan, “But whhhhyyyyy????” Despite your rational explanations, she will continue in this manner, until you either give in or become angry.
The Best Way to Respond
As with all other nagging behaviors, immediately giving in to the “why” question every single time will definitely reinforce it—meaning more nagging in your direction. In order to teach your child to be more thoughtful about when she asks you “why,” you will want to begin chal- lenging her to use her own brain to answer the ques- tion for herself sometimes. There is a simple formula for doing this. Every single time she asks you “why,” respond by saying, “Why do you think?” You might be surprised to find out that most of the time she will know the answer to the question she asked you. Doing this will serve four purposes:
1. It will take your child off “why” auto-pilot.
2. It will show you and your child that she knows more than you think she does.
3. Itwillmake yourchildexercise her brain,ratherthan rely on you to provide her with all the answers.
4. It will increase conversation between you and your child, because if she really doesn’t know the answer to a “why” question, you and she can discuss it until she discovers the answer.
6. Can I play with a friend
7. Why doesnt Alex wont to be my friend anymore?
8. Can you help me with my homework?
9. Why do i have to go to school?
10. Why cant i win everytime?
11. Why are you cheating? Why are you lying? Why are you breaking the rules?
12. Can you drive me to school?
13. Cant i stay up later?
14. Why I do need to take a bath? I took one tomorrow
15. Can i watch TV/tab/games for five more minutes?
16. Can i have another piece candy? Or cookies?
17. Will you come here now (sometimes yelled)
18. Why are you the boss of me?
19. Is it going tu hurt? (Suntik/ambil darah/tindik kuping/di jahit/buka perban/coba makanan pedas/menangkap bola yg cepat)
20. Have you tuned on alarm? (Are the doors locked? How come if someone breaks in)
21. Is there a monster/ghost in my room?
22. Does it hurt when someone dies?
23. Are you mad at me?
24. Where is God?
25. Can grandma/grandpa (who died) see us?
26. Did God make.. (name it)?
27. Is God boy or girl?
28. Why do i have to go to religous school? (Madrasah/pengajian or sekolah minggu)
29. Can i sleep in your bed?
30. Will you not go out tonight?
31. Do you have to go to work?
32. Can i marry when i grown up?
33. Can i live with you forever?
34. Can you buy me.... ?
35. I have 10rb in my bank. Can i buy toy?
36. Are we rich?
37. Are their house bigger than our house?
38. Is fairy teeth real?
39. If i eat cereal will i be a good soccer player?
40. When i will be grown up?
41. Where do the babies come from?
42. Why does he has the penis and i dont?
43. Why do some people have brown skin or white skin?
44. Where was i when my older brother was born?
45. How old are you?
46. Can i shower with you?
47. Why do you want to lose weight?
48. What are you going to be when you grow up?
49. Do you have to married for having a baby?
50. When you grew up want you to be mommy or daddy?