Awalnya saya juga agak2 ga sreg waktu om wiwi mencalonkan diri sebagai Presiden. Bukannya benerin Jakarta dulu. Mbatin saya.
Awalnya (bahkan sampai sekarang) saya juga ga ada persepsi apa2 sama om wowo. Biasa aja.
Ketika sebagian teman main saya, lebih memilih ga mau pusing soal copras capres. Saya mulai membuka beberapa link untuk mencari tahu soal kedua capres tersebut. Yah walo hanya bacaan ringan sembari ngelonin anak bobo.
Yang pertama saya liat adalah betapa banyak tuduhan kepada Om wiwi. Tudingan2 yang tajam ini justru diterbitkan oleh web berjudul islami. Voa-islam.com, islampos.com, pkspiyungan.com, dakwatuna dan beberapa portal milik koalisi merah putih.
Saya juga membaca beberapa berita mengenai serangan kepada Prabowo. Soal tunggakan gaji, soal isu HAM, soal 'kaburnya' beliau ke luar negri dll.
Hidup adalah kumpulan dari kepingan puzzle. Ketidaksempurnaan bentuk dari puzzle yg berdiri sendiri itu seringkali diangkat menjadi berita yang bisa di jual untuk membeli simpati publik. Akan tetapi, memakai puzzle SARA adalah kejahatan yang paling jahat di muka bumi ini.
Ya. Akhirnya saya bersimpati kpd om wiwi mulanya karena saya tiba2 enek sama portal berita dan parpol yg mengatasnamakan agama. Betul, saya memang punya sentimen pribadi, pengalaman hidup yang mengajarkan saya.
Hati-hati! barometer kesucian hati tidak selalu dari pakaian rapat berlapis-lapis,
Hati-hati! akan bahaya laten dari hati yang merasa sudah hidup kaffah dijalan Alloh. Inilah biasanya orang2 sombong yang (merasa) beriman.
Hati-hati! Dari menerima nasihat para murabbi dan nasihat islami yang disebarkan lewat media dll.
Saya tidak mengatakan bahwa pengalaman hidup saya adalah biang keladi dari ketidakpercayaan saya pada 'kemasan/bungkus' seseorang. Buat saya semua orang sama saja, hanya Alloh SWT.lah yang punya hak privilege dalam menentukan kadar takwa hambaNya. Buat saya aturannya sama saja, lihat isi perkataannya, bukan siapa yang mengucapkannya. Jika menerima nasihat/berita, jangan langsung di telan tapi di kaji kebenarannya.
Makanya ketika ada ulama ikut2an meramaikan panggung pilpres ini saya langsung cek. Aa Gym dan Arifin Ilham, dua ulama yang sudah lama saya gedeg karena poligami (maaf buat para fansnya). Silahkan kalau mau bilang saya liberal. Tapi saya tidak sok suci dengan menggunakan nama Tuhan dan agama saya, meratap2 di sosmed karena ketakutan negara ini akan jadi negara sekuler komunis dsb. Karena di pimpin Jokowi yang hobinya blusukan atau Genchi Genbutsu kalo kata orang jepang (tau kenapa orang Jepang bisa sukses? Itu kuncinya)
Jujur saya udah sebah ngeliat kawan2 baik saya yang awalnya saya respect berubah jadi beringas hanya karena capres2an ini. Seolah hanya karena Prabowo di dukung para ulama, maka yang mendukung Jokowi adalah murtadun semua. Ini sebenarnya mau pilpres atau perang agama??
Saya juga sadar kok soal capres ini lebih menjadi ajang sentimen pribadi. Yang ribut2 khan sesama kawan, seolah sebelumnya tidak ada ring tinju yang sah buat saling mukul, capresan ini jadi ajang aji mumpung.
Ini pengalaman saya kok. Saya enek banget sm sekelompok orang yang mengaku tau sekali konspirasi dibawah meja karena dia aktif di kegiatan pergerakan islam, baginya jokowi jadi presiden itu innalillahiwannailaihi rajiun. Ga ada tuh satupun yang bilang kalao Jokowi menag tidak luput karena Alloh memberikan izinNya, malah ngeluarin hadist yang menyerang. Duh laskar 2D nasibmu kini...
Okelah. Sekian postingan saya soal capres2an ini. Pokoknya, awass kalo om wiwi bikin kebijakan yang merugikan rakyat! Kawal terus om wiwi!
Buat temen2 para fans garis keras om wowo, berjuanglah terus sampai titik darah penghabisan. Mudah2an kalo besok om wowo menang di MK, dia segera mengangkatmu jadi mentri agama. Hehehe...