H-15
By Cicits - July 25, 2012
H-15
H-15
Kebanyakan, setiap kali menulis, saya selalu mikir. Apa yang mau di tulis, apakah maknanya tersampaikan dan apakah ada kesalahan penulisan. Tapi well, mari kita mulai belajar menulis tanpa perlu fikir-fikirdulu J
Hari Rabu ini, menyisakan 15 hari kerja saya ke belakang. Sebelum akhirnya saya akan resign dari perusahaan besar ini (ya, ini memang perusahaan besar dengan luas tanah hampir 100 hektar dan empat ribu karyawan didalamnya), saya akan resign dengan durasi bekerja 5 tahun 8 bulan. Selama itu juga saya berperan sebagai ikan kecil yang jedag-jedug dan kegencet karena (walopun) kolamnya gede, tapi trafficnya padet. Disini, saya sebagai ikan kecil, kalau bisa di bagi lagi typenya, maka termasuk ikan kecil maksimum *hehe* karena lawan tanding saya di meja meeting rata-rata level section head ke atas sampai direksi. Dan, ikan kecil ini juga galak lho, dan keliatan banget stressnya.
Keputusan saya untuk resign sudah berawal lama, ya ga lama-lama amat sih, karena kadang saya bisa merasakan ‘the right time to move on’. Tapi memang waktunya pas sekali, pas saya khatam kuliah, pas saya sakit-sakitan, dan pas manager direct saya di pecat :\
(hampir) Enam tahun, adalah waktu yang cukup lama untuk melihat perkembangan karir dan terlalu lemot untuk menyadari bahwa ladang pencaharian ini sesungguhnya tidak bisa di panen :D, kalo di lihat dari segi gaji ya cukup untuk saya tapi menyedihkan di banding anak-anak fresh graduated yang kerjanya sambil belajar itu. Lha wong saya trainer-nya, tapi gajinya gedean mereka. Syediih.
Belum lagi, pekerjaan yang saya handle adalah bola panas yang setiap kali ada masalah maka bakalan ada kebakaran berjamaah. Perang email yang isinya CAPSLOCK semua belum lagi tekanan dari level tinggi yang bisa-bisanya mengancam saya dengan bawa-bawa nama Presdir (kisah nyata, sungguh) yang paling buruk adalah efek psikologis yang mengubah saya dari orang yang Kalem menjadi pemarah dan ahli pengumpat. Kalo ada lomba untuk complainer dan pengumpat sejati maka saya lolos lah ke babak Semifinal :D.
Dan speaking of idealism, passion or my cup of tea, bukanlah di bidang Procurement seperti ini. Saya suka belajar, mengajar dan menulis, mungkin saya lebih cocok bekerja di pemerintahan *lho, ga nyambung*, tapi sementara saya ‘cuti’ dari dunia bekerja aktif, mungkin saya akan bermetamorfosis menjadi ikan yang santai di kolam sendiri :D
Jangan heran kalo sekarang saya bisa lancar menulis karena, pekerjaan aktif sudah di transfer ke pengganti saya, Pak Al Ernawan, Beliau sudah 16 tahun bekerja disini *true story* dan posisi beliau saat ini adalah… Senior staff. *jengjeng!!!* mungkin butuh lima puluh tahun lagi buat saya untuk jadi manager kalo masih disini *kidding*, jadi sementara ini saya lebih cocok di sebut sebagai konsultan pekerjaan , tempat Pak Ernawan bertanya dan mencari jalan keluar. Mantep khan? Hehe.
Jadi, masih ada 15 hari ke depan, sebelum fokus jadi Ibu rumah tangga yang cantik, lembut dan bijak, yang merawat keluarga dengan sepenuh hati untuk meraih Ridho Alloh SWT. Aamiin.
Super Sekali, bukan? J
H-15
Kebanyakan, setiap kali menulis, saya selalu mikir. Apa yang mau di tulis, apakah maknanya tersampaikan dan apakah ada kesalahan penulisan. Tapi well, mari kita mulai belajar menulis tanpa perlu fikir-fikirdulu J
Hari Rabu ini, menyisakan 15 hari kerja saya ke belakang. Sebelum akhirnya saya akan resign dari perusahaan besar ini (ya, ini memang perusahaan besar dengan luas tanah hampir 100 hektar dan empat ribu karyawan didalamnya), saya akan resign dengan durasi bekerja 5 tahun 8 bulan. Selama itu juga saya berperan sebagai ikan kecil yang jedag-jedug dan kegencet karena (walopun) kolamnya gede, tapi trafficnya padet. Disini, saya sebagai ikan kecil, kalau bisa di bagi lagi typenya, maka termasuk ikan kecil maksimum *hehe* karena lawan tanding saya di meja meeting rata-rata level section head ke atas sampai direksi. Dan, ikan kecil ini juga galak lho, dan keliatan banget stressnya.
Keputusan saya untuk resign sudah berawal lama, ya ga lama-lama amat sih, karena kadang saya bisa merasakan ‘the right time to move on’. Tapi memang waktunya pas sekali, pas saya khatam kuliah, pas saya sakit-sakitan, dan pas manager direct saya di pecat :\
(hampir) Enam tahun, adalah waktu yang cukup lama untuk melihat perkembangan karir dan terlalu lemot untuk menyadari bahwa ladang pencaharian ini sesungguhnya tidak bisa di panen :D, kalo di lihat dari segi gaji ya cukup untuk saya tapi menyedihkan di banding anak-anak fresh graduated yang kerjanya sambil belajar itu. Lha wong saya trainer-nya, tapi gajinya gedean mereka. Syediih.
Belum lagi, pekerjaan yang saya handle adalah bola panas yang setiap kali ada masalah maka bakalan ada kebakaran berjamaah. Perang email yang isinya CAPSLOCK semua belum lagi tekanan dari level tinggi yang bisa-bisanya mengancam saya dengan bawa-bawa nama Presdir (kisah nyata, sungguh) yang paling buruk adalah efek psikologis yang mengubah saya dari orang yang Kalem menjadi pemarah dan ahli pengumpat. Kalo ada lomba untuk complainer dan pengumpat sejati maka saya lolos lah ke babak Semifinal :D.
Dan speaking of idealism, passion or my cup of tea, bukanlah di bidang Procurement seperti ini. Saya suka belajar, mengajar dan menulis, mungkin saya lebih cocok bekerja di pemerintahan *lho, ga nyambung*, tapi sementara saya ‘cuti’ dari dunia bekerja aktif, mungkin saya akan bermetamorfosis menjadi ikan yang santai di kolam sendiri :D
Jangan heran kalo sekarang saya bisa lancar menulis karena, pekerjaan aktif sudah di transfer ke pengganti saya, Pak Al Ernawan, Beliau sudah 16 tahun bekerja disini *true story* dan posisi beliau saat ini adalah… Senior staff. *jengjeng!!!* mungkin butuh lima puluh tahun lagi buat saya untuk jadi manager kalo masih disini *kidding*, jadi sementara ini saya lebih cocok di sebut sebagai konsultan pekerjaan , tempat Pak Ernawan bertanya dan mencari jalan keluar. Mantep khan? Hehe.
Jadi, masih ada 15 hari ke depan, sebelum fokus jadi Ibu rumah tangga yang cantik, lembut dan bijak, yang merawat keluarga dengan sepenuh hati untuk meraih Ridho Alloh SWT. Aamiin.
Super Sekali, bukan? J
0 comments