Depan belakang sama baik

By Cicits - February 18, 2019

Belum lama saat saya kembali mulai nonton drama korea, sebagai hiburan mengisi waktu saat harus menyusui Eden, ga terasa sekarang malah kadang jadi award kalo habis mengerjakan pekerjaan yang agak padat. Padahal dulu, duh, rasanya udah males duluan kalo denger kata Korea, 3y+ bekerja diperusahaan korea dengan Daepyo yang agak-agak ajaib, dan beberapa Sajang-nim yang temperament abis. Walau begitu, kalau mereka sudah percaya sama kita, maka sewaktu kita mendapat panggilan alam super mendesakpun, mereka akan berdiri didepan pintu kamar mandi nanyain kerjaan atau walaupun mata kita merah bengkak karena hati yang teramat saqitue abis dimarahin, minta dibikikin kopinya tetap sama kita. Real story ini tuh... untung belum ada kopi sianida sehingga tidak menginspirasi. Hihi.

Nah, diperusahaan Korea dulu ada namanya senam inovasi, tapi yang mau diceritain adalah yel-yel nya yang uwu banget yaitu; Depan-Belakang-Sama-Baik.
karena diulang-ulang tak berkesudahan walau eke kadang-kadang melipir cari alasan biar gak ikut senam, tapi kata-kata itu membekas terus. Karena walopun sederhana, praktek Depan-belakang-sama-baik itu susah banget YaAlloh. 

Kejadian beberapa bulan lalu-lah yang akhirnya recalling yel-yel ini dari ingatan. Kisah seorang teman yang sampai hari ini memblokir semua akun medsos saya juga akun medsos beberapa teman yang ada disekitar saya, sedih ya?
Saya jarang sekali membuat status sedangkan status tentang saya jadi banyak karena kejadian itu, kejadian yang ujungpangkalnya sudah ga jelas lagi karena setiap orang memegang keyakinan dan kebenarannya sendiri-sendiri, termasuk saya.

Bisa jadi saya sebenarnya juga punya andil dalam perpecahan kongsi ini, even nicest people have their limit and i'am not the nice one, saya merasa terganggu karena adanya pernyataan ambigu, saat ditanyakan kesannya saya jadi memojokkan dan tidak menghargai. Saya kemudian meminta maaf karena meminta bertemupun belum direspon. Malah setelahnya status-status baru muncul bertubi-tubi. Jujur tidak mungkin saya tidak marah dan saya melalui masa itu dengan penyesalan. Ada anak yang terus berada disisi dan saya tidak ingin menjadi The Living Proof orang dewasa yang hidup dengan jiwa kanak-kanak. Saya terus mencari cara mengobati hati dan mencari the bright side atas masalah ini. Alhamdulillah, Alloh memberi jalan baru dengan memaafkan, memaafkan mereka juga memaafkan diri sendiri. Dan haripun melaju sungguh tanpa menyisakan bekas sakit hati walau sedikit, saya merasakan damai meski membaca panjangnya status sindiran untuk saya pribadi yang ditulis oleh suami seseibu. Gimana dengan suami saya? dia bahkan ga tau persis masalah ini dan menyuruh saya "sudah.. sudah, jangan difikirkan" begitu saja hehe.Apa saya ga pengen klarifikasi kebenaran yang diclaim oleh pihak mereka? Pengen, tentu saja. Tapi tidak ada kesempatan. 

Depan belakang sama baik ini sulit, sayapun mengamalkannya belum khatam juga. Tapi saya selalu berusaha untuk tidak mengeluarkan pernyataan apapun apalagi merasa aman hanya karena sudah memotong akses oranglain melihat media sosial saya, tidakkah Alloh maha melihat? apakah segala tulisan (termasuk tulisan ini) tidak akan dimintai pertanggungjawaban? apakah setiap huruf bebas merdeka dari segala konsekuensi? bahkan ghibah diumpamakan bagai memakan daging saudara sendiri, karena begitu kejamnya menghakimi seseorang tanpa ia memiliki kesempatan untuk membela dirinya.

Saya tidak ingin mendoakan semoga mereka mendapat balasan hehe.. bahkan saya mengecam diri saya sendiri kalau sampai berkhayal yang tidak-tidak. Saya hanya berdoa mereka dapat berbahagia, dikelilingi oleh orang-orang yang tulus. Saya sendiri akan terus berjalan, saya marah sewajarnya dan memaafkan sebanyak-banyaknya. Tentu saya juga berharap dimaafkan karena kebenaran yang diclaim oleh mereka adalah saya ini orang jahat yang pandai menyakiti. Walau selama ini saya hanya bicara dikalangan internal tidak pernah membawa ini keluar. Allah lah yang maha tahu, semoga saya selalu berkenan dimaafkan olehNYA.

Jika suatu hari kalian membaca ini, percayalah.. aku bersyukur pernah kenal dengan kalian. berbahagialah. Ini adalah pelajaran hidup berarti bagiku. Dan aku tidak akan mendapatkannya jika Alloh tidak mengizinkannya.

Depan belakang sama baik? bisakah kita menjadi contoh untuk anak-anak kita..



Salam,
CF




  • Share:

You Might Also Like

0 comments

Pra & Pasca IFT healing

Allah sangat menyayangiku, Ia selalu mengiyakan doa yang kuminta agar aku menjadi orang yang pandai bersyukur. Satu demi satu, Ia membantu m...