Halo rumah jiwaku, lama tidak bersua. Aku masih (pura-pura) sibuk *grin
Tidak
dinyana, awal 2020 sesuatu yang besar menimpa dunia, dan saat aku menulis
inipun (27/2) masih ada selang infus ditanganku karena sedang isolasi dari panah Cupid
versi Omicron di Februari 2022 ini. Pandemik. Wabah. Penyakit dan kini, *sigh,
perang.
Aku ingin memulai rutin kembali, menuliskan kembali apa yang ingin aku catat
dalam perjalanan hidupku. Karena rasanya menyenangkan membaca kembali apa yang
sudah berlalu, meski banyak tulisan dalam blog ini nampak emosional dan tidak
matang hingga membuatku malu membacanya ulang, tapi itu sebuah moment dimana aku
ada sebelum kemudian aku terus bertumbuh. Sebagai sebuah pujian kecil untuk
diriku bahwa aku telah berani mengarungi ombak kehidupan ini.
Hingga kini aku
masih sering confused terhadap usiaku, 35, 36 dan tahun ini 37 Tahun. Aku malah
sering merasa aku sudah berusia 40an :D, sejujurnya, rambutku sudah mulai
beruban sejak tahun lalu, dan karena aku telah mengalami dua tahun yang
menakjubkan, aku merasa aku telah mendewasa. Aku sepenuhnya menyadari bahwa
tahun-tahun muda itu telah berlalu, hari-hari dimana aku merasa bisa melakukan
apa saja, tahu apapun dan bisa menaklukan segala tantangan dunia untuk mencapai
puncaknya. Sekarang tantangan untuk bangun tanpa lutut sakit saja sudah hal yang
sangat disyukuri hehe.
Aku ingin menceritakan pergulatanku di dua tahun kemarin,
saat Coronavirus melanda dunia, dunia kecilku pun terdampak. Saat usiaku 35
Tahun di 2020 itu, aku banyak mengalami pergulatan batin. Tentang diriku,
tentang keluarga kecilku, tentang lembaga yang aku kelola. Banyak keputusan yang
harus dibuat. Keputusan-keputusan besar yang berdampak panjang ke depannya.
Ditambah situasi mencekam dari gelombang cupid pertama, penyesuaian kembali
dengan anak yang memulai Homeschooling tahun pertama dan suami yang harus Work
from home. Tahun yang bagiku bukan hanya sebuah perjalanan spiritual, tapi
lompatan-lompatan besar. Aku bersyukur Tuhan menjaga kami, keluarga besar kami
dari virus ini.
Di tahun 2021, di usiaku yang ke-36, aku terus melaju dalam
pertumbuhan yang prosesnya tidaklah mudah. Mengambil keputusan besar, memutuskan
lanjut kuliah, mengelola lembaga, mengurus pendidikan anakku, menerima berbagai
tawaran kolaborasi sembari memastikan kesembuhanku dari trauma-trauma masa lalu.
Itu adalah estafet yang panjang.
Segala puji bagi Allah yang senantiasa
membukakan jalan bagiku, menuntun tiap langkah hingga memberiku enerji untuk
terus melanjutkan perjalanan hingga sampai kesetiap tujuan.
Aku beruntung,
karena diizinkan memulai kembali, melahirkan kembali diriku dialam pikiran yang
baru.
Sekarang, setiap melihat perjalanan kilas balik pada masa-masa yang telah
kulewati, aku bersyukur karena aku telah bertumbuh sedikit demi sedikit.
Bismillah, 2022... Aku janji akan lebih banyak menulis catatanku lagi disini.
Akan selalu berguna setidaknya untuk diriku sendiri, jika kau kebetulan mampir
dan ikut menikmati tulisan random di blog ini, kusampaikan terimakasih yang
dalam bagimu.
CF