Follow my Passion

By Cicits - October 14, 2011

Membaca postingan Mbak Trinity tadi, membuat saya jadi berfikir. Apa sih sebenarnya sebentuk ‘karir’ yang saya inginkan? Karir yang bisa membuat saya tetap berkarya tanpa mengenyampingkan hal-hal yang paling penting (keluarga). Karir yang juga disarankan oleh Mr. Steve Jobs; ‘you’ve got to find what you love’

Apa sih yang saya suka? Kok sampai sebesar ini saya masih samar terhadap sebentuk karir yang sifatnya akan saya tekuni dengan maksimal hingga hari tua nanti.
Saya bukannya tidak percaya akan kemampuan hubby untuk mencari nafkah dan mensejahterakan keluarga kecil kami. Saya tidak meragukan kontribusi laki-laki penyayang keluarga itu. Jika ada yang bertanya kenapa saya tidak mau berhenti ‘berkarya’ karena pada dasarnya saya percaya bahwa otak  manusia jika tidak dimaksimalkan fungsinya lama-lama akan tertinggal dan konvensional. Untuk bisa selalu menjadi istri yang baik dan menjadi Ibu yang baik bagi anak kami kelak dibutuhkan sikap yang sejalan dengan perkembangan zaman dan berfikiran terbuka. Jika saya penuh waktu hanya mengurus rumah tangga, saya khawatir efek psikologis yang ditimbulkan dari kelelahan-kelelahan yang ada (manusiawi ya saya bilang begini) akan mendominasi dan pelan-pelan menjadi masalah buat keluarga kami. Toh, inti dari posisi saya sebagai seorang istri dan juga sebagai individu dimana menurut  prinsip paling dalam pada sifat dasar manusia adalah kebutuhan untuk dihargai (how to win friends and influence people, Dale Carnegie 1995)

Dihargai dalam bentuk efek psikologis bahwa kita memiliki kontribusi membuat kita memiliki semacam kepercayaan diri, begitu juga dengan harga yang di nominalkan dalam rupiah (Hihi) kemudahan untuk melakukan hal tanpa perlu membebani suami atau keluarga bahkan orang lain.
Saya dalah perempuan yang bekerja dengan berpatokan pada jenjang karir. Saya telah menghabiskan 9 tahun terakhir dengan bekerja keras di 6 perusahaan yang berbeda-beda. Awalnya saya bekerja untuk membantu perekonomian keluarga. Lalu saat adik-adik saya sudah mulai menyusul berpenghasilan, saya bekerja untuk membiayai kuliah dan Alhamdulillah saat ini saya ada dalam kesempatan dimana saya bisa memilih mau tetap melanjutkan karir sebagai mbak-mbak kantoran atau memilih pekerjaan yang saya sukai. Subahanalloh, ini semua karena saya sudah memiliki suami yang bertanggung jawab untuk menanggung beban ekonomi keluarga.

9 tahun perjalanan panjang. Ada pada perdebatan hati internal diri sendiri membuat saya cukup takjub akan perjalanan yang sudah saya lalui. Ini semua merupakan Janji Alloh yang telah IA bayar tunai di hadapan saya. Subhanalloh.
Saya suka menulis. Bahkan saya pernah menuliskan karir sebagai ‘penulis dan motivator’ di jurnal masa depan saya. Untuk menulis sih saya memang ‘doyan’ menulis panjang lebar (termasuk berbicara), akan tetapi menjadi seorang motivator rasanya saya masih malu akan sikap saya yang semakin terasa temperamen, saya mudah ‘tersambar api’ jika ada dalam tekanan terutama pekerjaan. Jadi menjadi motivator mungkin itu kali lain, menunggu pengalaman saya sekaliber Mario Teguh, mungkin J

Tapi menulis, yang bahkan belum teruji bagaimana penghasilannya bahkan saya belum pernah tahu bagaimana minat pasar terhadap gaya penulisan saya, masih saya ragukan, karenanya saya akan tetap menjadikannya sebagai pekerjaan freelance. Atau mungkin saya ingin menjadi guru, tapi bukan guru pelajaran, ada kelas motivasi ga ya saat ini? Hehe.. rasanya ingin sekali saya bisa berbicara dari pengalaman-pengalaman saya kepada anak-anak remaja yang menjelang dewasa itu. Duh jadi pengen masukin proposal ke sekolah-sekolah untuk ngisi kelas-kelas begitu. Tapi apa iya saya sudah cukup kompeten? Hehe, boleh dong (berani) mimpi.
Tapi mimpi apapun jenisnya, untuk saat ini mari ditunda dulu hingga saya kelar menyelesaikan pendidikan sarjana saya ini :D Baiklah, kembali menekuri skripsi *ngoap lebar.

Eh barusan saya membuat account di Twitter lho @citraLifeclass. Boleh dong, walopun ga jadi apa-apa, tapi jadi panduan buat saya sendiri nanti-nantinya. Apalagi kalo bisa jadi ladang amal dan mata pencaharian hehe J

  • Share:

You Might Also Like

0 comments

Pra & Pasca IFT healing

Allah sangat menyayangiku, Ia selalu mengiyakan doa yang kuminta agar aku menjadi orang yang pandai bersyukur. Satu demi satu, Ia membantu m...