09 Ramadhan - Rindu Anakku
By Cicits - August 09, 2011
09 Ramadhan 1432 H
Lintang, ibu Rindu 'Nak..
Rindu sekali. Ingin bersama lagi dan membaca buku cerita, di tempat tidur kita..
Lintang..
Masih ingatkah, sayang..
Kisah tentang seorang anak kecil bernama Arai, Lintang dan teman-temannya?
Kisah Penyihir cilik bernama Harry Potter dan temannya yang lucu bernama Ron, dan gadis cilik cerdas bernama Hermione?
Sayang, masih terasa kah ketika ibu membacakan mu cerita tentang gadis cilik bernama Tetsuko? Toto Chan kita memanggilnya, nakal tetapi pintar dan baik hati sekali? Dia suka berpetualang, mendirikan rumah pohon, dan berenang ketika musim panas tiba? Dia juga suka makanan dari laut dan makanan dari gunung?
Cahaya mataku, masih ingatkah ketika ibu membawamu kemana-mana, ke kantor? ke pasar? ke mana saja, ibu tahu mungkin engkau bertanya-tanya, dan selalu ibu mengelus tempatmu terlelap dan mengatakan, jangan takut sayang, ibu disini...
Buah Hatiku, masih bisa kah sayup-sayup kau dengar ketika ibu membacakanmu Alquran disetiap jeda sholat maghrib dan Isya? Sambil menunggu Ayah pulang, saat makan malam sudah siap di meja..
Sayang, muara kebahagiaanku, masih bisa kah kau ikuti lagu-lagu yang ibu perdengarkan padamu,
tentang seorang gadis cilik bersuara merdu, yang mengajarkan sebuah pesan moral,
jika kita dapat memahami
teman adalah setiadalam suka dan duka
kita dapat berbagi rasa untuknya
begitulah seharusnya
jalani kehidupan,
setia...
setia..
dan tanpa terpaksa
atau kisah seorang anak lelaki yang mengajarkan kita tak boleh memiliki penyakit hati
bila kawanmu bergembira
bila kawanmu senang hatinyaikutlah tertawa dengannya buatlah ia selalu bahagia
bila temanmu sedih hatinya
bila temanmu berduka
hiburlah hatinya buatlah ia selalu bahagia
jangan hei jangan
jangan bersedih melihat orang bahagia
jangan hei jangan
jangan gembira melihat orang bersedih
Dan, sayang, apakah kau telah tau lebih dulu di akhir-akhir kebersamaan kita, saat ibu tak bisa merasakan keberadaanmu..
Saat kita berjuang ke beberapa rumah sakit, apakah kau juga menangis bersama Ayah dan ibu?
Sayang, apakah engkau merasakan kehancuran hati ibu di saat-saat kita akan berpisah?
dan, bayi kesayanganku, apakah engkau bahagia akhirnya ketika kita saling bertatap muka? disaat kita telah terpisah dan engkau tak bernyawa sementara ibu kehilangan setengah nyawaku sendiri?
Buah hatiku, segala cintaku.. hanya ragamu yang pergi tapi cahaya kasihmu masih menyelinap di rahim ibu untuk kembali lagi suatu hari nanti, dengan keadaan yang lebih baik dan lebih sempurna.
Ibu akan menunggu, sayang..
Kita akan sungguh-sungguh saling berpelukan saat kita lebih sehat untuk siap menghadapi jembatan kehidupan ini..
Dan, kita akan membaca buku-buku itu lagi, mengaji bersama lagi, kita akan bernyanyi lagi.. dan ibu akan menceritakan lebih banyak lagi, nanti..
Bersabarlah sayang, ayah dan ibu pun disini..
Bahagia lah disurgamu, Buah hatiku, kesayanganku, mata hatiku, muara dari segala kebahagiaanku..
0 comments