15 Ramadhan - Procurement

By Cicits - August 15, 2011

Hari pertama puasa setelah menjalani masa Nifas selama 3 minggu J. Alhamdulillah rasanya sudah sehat lagi seperti biasanya. Demam dan  flu yang kemarin sudah hilang. Cuma tinggal suara-suara aja yang parau.

Oh iya, Saya lagi kepengen ngomongin kerjaan, jadi sudah hampir sembilan tahun saya bekerja di department tempat bekerja sekarang. Procurement. Ladang basah, mereka bilang. Maksudnya tempat untuk menghasilkan uang lebih. Saya dan hubby sama-sama bekerja sebagai seorang purchaser. Toh begitu, kami benar-benar hanya menghasilkan uang dari gaji bulanan yang sudah diberikan perusahaan. Jangan salah lho, hubby punya jabatan yang mungkin saja bisa disalahgunakan (jika dia orang yang tidak amanah dan tidak bertanggungjawab), tapi dia tidak mau, bukan karena peraturan yang terpampang besar-besar di lobby, tapi tanggung jawab moral. Saya percaya padanya.

Saya pernah menerima hadiah (yang tidak pernah saya minta)  yang kemudian akhirnya membuat saya seperti menggadaikan kebebasan saya sendiri, merasa di awasi, mudah dipengaruhi, tak ada power, merasa di kendalikan. Betapa murahnya ternyata kebebasan bisa di beli dan berasa akhirnya betapa mahalnya harga diri sendiri seharusnya. Sejak itu saya tidak berkompromi lagi dengan hal-hal semacam itu. Biarlah saja berjalan sesuai aturan yang benar dan halal. Saya cukup bahagia. Meski kadang saya dibilang tolol karena tidak memanfaatkan posisi saya. Toh, suami saya juga diberikan Rejeki yang halal dan baik dari perusahaannya, Alhamdulillah.

Jadi, entah ada konspirasi tingkat tinggi apa, yang saya engga tahu, saat ini, diperusahaan tempat saya bekerja. Saya bisa membaca ke arah sana, beberapa orang, mungkin yang telah menjual kebebasannya sendiri kini merasa terancam dan khawatir, tak bisa tidur, menghabiskan berjam-jam untuk menegoisasi sana sini demi bisa membeli lagi rasa aman yang harusnya milik mereka sendiri. Saya tidak menyalahkan mereka, itu pilihan masing-masing, apalagi di dunia bekerja ini, semua telah dewasa dan seharusnya siap menerima segala macam konsekuensi. Tetapi juga saya tidak iri dengan beberapa teman yang baru bekerja dengan hitungan beberapa tahun saja, sudah bisa membeli mobil dan membangun rumah mewah, saya memilih berhusnudzon saja, mungkin banyak keran rejeki Alloh yang di alirkan kepada mereka, memang saya tidak tahu sumbernya bisa darimana saja selain bekerja, berwiraswasta mungkin. J

Kemarin Hubby pulang, membawa beberapa puluh voucher belanja sebagai reward lebaran dari kantornya. Mata saya berkaca-kaca dan mengucap sejuta syukur. Alhamdulillah YaAlloh engkau panjangkan Rejeki Suami Hamba, sehatkanlah lahir dan bathinnya, mudahkanlah rejekinya, sesungguhnya aku adalah istri yang ridho bersuamikan lelaki yang pekerja keras, penuh kasih sayang dan bertanggung jawab sepertinya. Amin. Amin. Amin. Amin Ya Allohh..

  • Share:

You Might Also Like

0 comments

Pra & Pasca IFT healing

Allah sangat menyayangiku, Ia selalu mengiyakan doa yang kuminta agar aku menjadi orang yang pandai bersyukur. Satu demi satu, Ia membantu m...