Kapan pisah kamar dengan anak?

By Cicits - January 23, 2015

Intro :

23.01.15

Hy Mommies,
Waktu berjalan dan anak-anak semakin tumbuh besar.. kapan sih waktunya pisah kamar sm anak?
Artikel dibawah ini bisa di baca sebagai pertimbangan.

Semoga menginspirasi!

-------------------------
Disclaimer :
1. Artikel berikut bisa di temukan di bentuk forum parenting lainnya. Artikel ini disebarkan dengan sumber yang disebutkan dengan tujuan berbagi informasi berharga.
2. Artikel berikut bisa jadi belum cocok untuk kondisi masing-masing keluarga namun memahami isi materi dengan baik bisa jadi sangat berguna di kemudian hari.
3. Dipersilahkan menyebarkan artikel dengan menyebutkan sumbernya.
4. Silahkan menyimpan artikel atau bisa mengunjungi blog Kijar ( on progress)
5. Di persilahkan untuk berkomentar dan bertanya atas isi materi untuk di diskusikan bersama-sama dengan bahasa yang hangat dan santun.

---------------------------

SOURCE : http://monaratuliu.com/index.php/parents/163-kapan-pisah-kamar-dengan-anak

Kali ini saya akan membahas tentang masalah klasik dirumah yang sepertinya pernah jadi kebingungan setiap orang tua. Kapan sih harus tidur terpisah dengan anak? Naaaah, masalah kapan ini jawabannya bisa beda-beda. Kenapa? Karena persoalan ingin berpisah kamar dengan anak ini tujuannya tiap orangtua bisa berbeda. Tapi yang paling banyak terjadi adalah keinginan orang tua untuk memulai anaknya belajar mandiri.

Sementara belajar mandiri nggak bisa dituntaskan hanya melalui tidur pisah kamar dengan orangtua. Kalau belajar mandiri bisa dituntaskan melalui tidur pisah kamar, kasihan dong keluarga yang nggak memiliki banyak kamar dirumahnya. Apakah artinya type keluarga yang kayak gini berpotensi gagal mengajarkan kemandirian pada anaknya? Tentu tidak. Karena belajar mandiri sesungguhnya lebih luas dari hanya sekedar pisah kamar dengan orang tua.

Membimbing anak agar mandiri isinya membimbing anak agar tumbuh menjadi sosok yang dewasa dan dapat menghadapi dunia sendirian ketika kita orangtuanya udah nggak sanggup lagi jadi pelindungnya. Belajar mandiri untuk tumbuh dewasa isinya belajar memilih sehingga nantinya diharapkan bisa memilih pilihan hidupnya dengan baik, belajar berpikir rasional agar pilihan yang diambil bisa dipertimbangkan sebelumnya secara rasional, belajar menghadapi resiko atas pilihannya, karena itu sebelumnya juga sudah mulai belajar menimbang resiko dari setiap keputusan, juga menstimulasi mental berjuang karena hidup isinya perjuangan dan hanya orang yang sanggup berjuanglah yang bisa menjadi mandiri. Jadi nggak perlu khawatir anak jadi nggak mandiri apabila kondisi nggak memungkinkan kita untuk tidur terpisah dengan anak. 

Tapi banyak orang tua yang merasa perlu tidur terpisah dengan anak dengan alasan yang bermacam-macam. Yang paling sering siiiih, karena keresahan orang tua yang nggak ingin anaknya melihat orangtuanya bermesraan, ya kaaaan… Perlu waktu-waktu khusus untuk me-time setelah anak-anak tidur. Naaaah, kalau urusan ini sih silahkan dijawab sendiri, kira-kira kapan orangtua udah ingin tidur terpisah dengan anak. Karena biasanya bukan anaknya yang belum siap tidur pisahan, yang sering terjadi justru karena orangtuanya galau. Galau antara butuh tidur terpisah dan masih pengen tidur pelukan dengan anak, hihihi… Kegalauan ini bisa nyetrum lho ke anak. Gara-gara orangtuanya masih yakin nggak yakin, tapi sudah mulai mengajukan keinginan untuk tidur terpisah kepada anak, bikin anaknya cranky dan orangtuanya jadi semakin galau. Kusut deh, hehehe...

Yakinkan saja hati kita. Dan kalau memang orang tua sudah ketok palu, yakin mau tidur pisahan sama anak, terus anaknya masih nggak mau pisah, bisa dibikin kesepakatan. Karena orang tuanya yang perlu, silahkan mengajukan harga dari keinginannya supaya si anak setuju tidur pisah sama orang tua. Misalnya: “ Adik mau nggak mama beliin 3 mainan baru sekaligus yang adik suka waktu ke mall kemarin? Kalau mau, mulai besok tidurnya pisah kamar sama mama ya…”. Tinggal ajukan harga yang sesuai, yang membuat anak rela tidur terpisah dengan orang tua asal bisa dapat yang dia mau. Tapi kalau anak udah ok dan barang sudah terlanjur dibeli, orang tua harus konsisten tidur pisah kamar dengan anak walau malam itu anak rewel dan merayu agar nggak jadi pisah tidurnya. Kalau nggak konsisten membuat anak belajar curang. Kalau cara ini berhasil justru bisa menstimulasi mental berjuang anak. Rela melakukan yang dia nggak suka, demi mendapatkan hal yang sangat dia suka.

Saya udah lama tidur pisahan sama anak-anak. Tapi di waktu-waktu tertentu mereka kemping dikamar kami. Atau bahkan kami yang gantian kemping dikamar mereka. Seru-seruan tidur sekamar masih bisa dilakukan sewaktu-waktu untuk melepaskan rindu. Jadi nggak perlu khawatir juga kalau sudah mau memulai tidur terpisah dengan anak-anak.

Jadi, udah mantap nih mau tidur pisahan sama anak?

  • Share:

You Might Also Like

0 comments

Bedug

Berkali-kali flightku di batalkan karena asap menghalangi jarak pandang pesawat yang hendak take off. Baru sekali ini di antara puluhan kali...