Resensi Buku : Slow and steady get me ready
Intro :
27.01.15
Hy Mommies,
Seperti biasa resensi buku parenting. Kali ini Slow and Steady Get Me Ready berisi macam kegiatan seusai usia masing-masing anak.
Again, yang mau ebooknya.. sila acungkan jemuran masing-masing hahaha... *kiding
Semoga menginspirasi!
-------------------------
Disclaimer :
1. Artikel berikut bisa di temukan di bentuk forum parenting lainnya. Artikel ini disebarkan dengan sumber yang disebutkan dengan tujuan berbagi informasi berharga.
2. Artikel berikut bisa jadi belum cocok untuk kondisi masing-masing keluarga namun memahami isi materi dengan baik bisa jadi sangat berguna di kemudian hari.
3. Dipersilahkan menyebarkan artikel dengan menyebutkan sumbernya.
4. Silahkan menyimpan artikel atau bisa mengunjungi blog Kijar
5. Di persilahkan untuk berkomentar dan bertanya atas isi materi untuk di diskusikan bersama-sama dengan bahasa yang hangat dan santun.
---------------------------
SOURCE :
https://mymedinamecca.wordpress.com/2013/05/10/slow-and-steady-get-me-ready/
Saya mengenal buku ini di tahun 2005, sejak sebelum menikah. Pasalnya, mantan atasan saya yang waktu itu memiliki anak balita sering membawa buku ini ke kantor. Di waktu luang iseng-iseng saya ikut membacanya, dan wow..what a great activity book for baby and toddler…
Jadi saat itu juga saya memutuskan kalau kelak saya menikah, saya akan membelinya.
Sekarang dengan 2 anak balita, buku ini saya rasakan sangat bermanfaat bagi saya untuk mengisi hari-hari “bermain sambil belajar” mereka di rumah. Apalagi sebagai ibu bekerja dengan waktu terbatas, quality time sangat penting.
Slow and Steady Get Me Ready disusun oleh June R Oberlander, ibu dua orang anak dan nenek 7 orang cucu. Semula dia menulis buku ini untuk putrinya, Barbara, yang meminta saran untuk mendidik putra pertamanya. Sebagai pensiunan guru TK dan pengalaman mengajar lebih dari 25 tahun, June terus mengembangkan ide-ide pendidikan dan pengembangan anak-anak dini usia. Ia tahu segala kesulitan selama belajar dapat dihilangkan bila anak-anak diberikan aktivitas yang singkat, terstimulasi dan menantang yang diberikan pada usia yang tepat dan perkembangan mental yang tingkatnya sesuai. Anak-anak yang kurang mendapat stimulasi biasanya akan tertinggal dibandingkan mereka yang rajin distimulasi di rumah sejak dini. Penelitian tentang kecerdasan otak menunjukkan bahwa untuk memaksimalkan kepandaian anak, stimulasi harus diberikan sejak tiga tahun pertama dalam kehidupannya.
Buku ini berisi 260 kegiatan mingguan untuk menstimulasi otak dan saraf-saraf si kecil yang baru lahir sampai usia 5 tahun. Aktivitas diberikan setiap minggu selama 5 tahun dan berlangsung (minimal) selama 10 menit setiap harinya. Menggunakan perlalatan rumah tangga biasa yang mudah dibuat dan murah. Bertujuan memaksimalkan kemampuan motorik halus dan motorik kasar si kecil, sensitivitas panca-indra, koordinasi anggota badan, pemahaman tentang konsep, keterampilan memecahkan persoalan, pengayaan bahasa, pengenalan berhitung, menumbuhkan minat dan kemampuan mengamati, meningkatkan konsentrasi, rasa percaya diri, kemandirian, dsb.
Contoh-contoh kegiatan :
Usia 0-1 tahun : menggerakkan anggota tubuh, respons terhadap cahaya, menggerakkan benda, bermain dengan benda gantung, mendengarkan bunyi-bunyian, mengamati mimik muka, dll.
Usia 1-2 tahun : melukis dengan jari, bagaimana berpakaian, bermain dengan corong, bermain bola, konsep buka-tutup, coba cari aku, dll.
Usia 2-3 tahun : konsep besar-kecil, melempar ke dalam kotak, mencari warna, berjalan 1-2, berjingkat, dll.
Usia 3-4 tahun : lompat gembira, dengar dan gambarlah, bagaimana rasanya, lipat dan temukan, lagu tentang alfabet, dll.
Usia 4-5 tahun : bermain dengan bentuk, membuat pola, melompati tali, dengar dan beri nama, rasakan dan katakan, tulis namaku, dll.
Buku ini juga dilengkapi daftar parameter untuk mengukur perkembangan anak yang dikategorisasi menurut kelompok umur dan skor yang tercatat memperlihatkan apakah kemajuan si kecil memuaskan atau terlambat.
Juga saran untuk menyelesaikan dilema yang berhubungan dengan tingkah laku anak. Seperti dilema waktu tidur, dilema senang memukul, dilema suka membanting pintu, dilema bila ada tamu cilik, dll. Menurut June, “menghadapi anak kecil, cobalah kontrol emosi anda dan jauhi niat untuk menghukum”, karena orangtua belajar menjadi orangtua justru dari anak-anaknya, oleh sebab itu sangatlah penting untuk belajar memahami karakteristik, tingkah laku dan perkembangan anak kecil.
Dan, satu quote dari buku ini yang saya ingat baik-baik “Hal yang paling baik yang dapat dilakukan orangtua adalah menghabiskan waktunya bersama anak-anak”
Semoga bermanfaat.
0 comments