Manajemen emosi

By Cicits - April 06, 2015

Intro :

06.04.15

Hy mommies,

Siapa yg masih suka merasakan emosi? Wajar yaa mommies.. semua orang pasti pernah dan akan.. hal yang lumrah dan manusiawi.. artikel dan tanya jawab mengenai emosi ini highly recomended untuk di baca pelan2 sampai tuntas. Mudah2an  bermanfaat

Semoga menginspirasi!

-------------------------
Disclaimer :
1. Artikel berikut bisa di temukan di bentuk forum parenting lainnya. Artikel ini disebarkan dengan sumber yang disebutkan dengan tujuan berbagi informasi berharga.
2. Artikel berikut bisa jadi belum cocok untuk kondisi masing-masing keluarga namun memahami isi materi dengan baik bisa jadi sangat berguna di kemudian hari.
3. Dipersilahkan menyebarkan artikel dengan menyebutkan sumbernya.
4. Silahkan menyimpan artikel atau bisa mengunjungi blog Kijar
5. Di persilahkan untuk berkomentar dan bertanya atas isi materi untuk di diskusikan bersama-sama dengan bahasa yang hangat dan santun.

---------------------------

SOURCE : IIP JKT 03

MANAJEMEN EMOSI

Oleh
Yunda K, Rusman, M.Psi.

Dalam hidup, kita tidak bisa lepas dari masalah. Bahkan, masalah bisa datang bertubi-tubi. Misalnya saja permasalahan rumah tangga, kenaikan harga sembako, tagihan menumpuk, anak rewel, suami sulit diajak kerjasama atau komunikasi yang tidak dan ditambah dengan keletihan fisik. Situasi demikian membuat sebagian orang menjadi rentan mengalami ledakan emosi.

Pengertian emosi menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah luapan perasaan yg berkembang dan surut dalam waktu singkat;

Keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis.

Tidak jauh berbeda dengan pengertian di ranah psikologi, seperti yang dikemukan oleh Goleman (2002) bahwa emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Chaplin (2002) menambahkan adanya  gejala fisiologis yang menyertai seperti jantung berdebar-debar, wajah menjadi pucat, keringatan dan sebagainya.

Emosi ini dimiliki setiap manusia. Ada banyak macam emosi, diantaranya adalah marah, sedih, khawatir, takut, bahagia, cinta, dan sebagainya. Setiap individu bereaksi dengan stimulus tertentu dengan caranya masing-masing dalam mengekspresikan emosinya. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengendalikan emosi ini, terutama yang bersifat destruktif seperti marah, agar tidak meluap berlebihan dan mengganggu kehidupan keseharian kita, terutama mengganggu hubungan dengan pasangan dan kendala dalam pengasuhan anak kita.

Selain pengendalian emosi, ada istilah lain yang juga sering digunakan yaitu manajemen emosi. Intinya disini adalah bagaimana cara kita mengendalikan dan mengatur luapan emosi kita agar terlihat pantas dan dapat diterima oleh lingkungan.  Manajemen emosi ini digunakan untuk semua jenis emosi, namun disini saya lebih menekankan pada emosi marah. Menurut saya, dalam manajemen emosi ini penting sekali untuk mengenali emosi tersebut. Dalam kondisi apa atau pencetus apa yang dapat menimbulkan emosi marah ini, dan bagaimana reaksi yang kita tampilkan. Dengan mengetahui maka kita bisa mencegah atau meminimalisasi dampaknya yang dapat kita sesali dikemudian hari. Misalnya, saya baru saja dimarahi bos, perasaan saya sangat terpuruk, bila ada yang orang lain yang melakukan hal yang membuat saya semakin jengkel saya bisa memaki dia habis-habisan. Nah, bila anda menyadari ini maka anda dapat menyiapkan langkah-langkah seperti mencari tempat sepi untuk menenangkan diri anda.

Begitu juga dalam setting kehidupan rumah tangga, ketika anda merasa terkukung dengan emosi marah ada baiknya anda menjauhkan diri dari anak, karena sangat mungkin anak menjadi sasaran pelampiasan anda. Bukan hanya duka yang dialami oleh anak, tetapi anak juga dapat belajar cara yang salah dalam mengekspresikan marahnya.

Upaya-upaya yang dapat anda lakukan untuk menenangkan diri, adalah melawan pikiran-pikiran negatif dengan pikiran positif, menjalankan ibadah (wudu dan shalat, berdoa, mengaji, dll), berteriak, relaksasi (tarik nafas dan membayangkan hal-hal yang menyenangkan), mengerjakan hobi (melukis, menulis, mendengarkan musik, nonton), dan sebagainya.

Terakhir saya tutup pembahasan saya dengan pengalaman waktu saya kecil, waktu saya duduk di bangku SMP. Pada satu kesempatan, saya marah sekali dengan supir saya karena terlambat menjemput saya. Sambil menunggu, saya mengumpat dalam hati selepas-lepasnya meluapkan kemarahan saya. Dalam hati saya bertekad akan memarahi supir saya. Namun, ketika yang jemput saya datang, saya tidak bisa marah, rasanya rasa marah saya sudah habis dan plong. Saya tidak jadi memarahi si supir.

Semoga bisa dipahami dan bermanfaat :)
terima kasih.

Tanya Jawab
1⃣Bagaimana cara agar dapat konsisten untuk "memanajemen emosi" kita? Kadang jika tidak terlalu suntuk atau lelah, saya mampu untuk menahan emosi dan tidak memarahi anak..
apakah emosi tersebut terkait dengan kepribadian? Karena saya melihat ada yang terlihat mudah untuk mengendalikan emosi, ada yang sepertina sulit..
Terimakasih sebelumnya -tiara-
1⃣ terima kasih pertanyaannya bunda tiara. Utk individu yg mudah mengendalikan emosi hal ini tidak terlalu menjadi masalah, yg menjadi kendala adalah bg mereka yg sulit. Diawali dengan niat utk berubah dan ini merupakan proses yg membutuhkan wkt. Selama proses perubahan dan pembelajaran wajar terjadi inkonsisten bunda, yg penting jangan putus asa. Ketika sudah konsisten maka bisa dikatakan lulus.
Bunda tiara sudah dapat mengidentifikasi key utamanya 'suntuk dan lelah' jadi kalo kondisi demikian bunda hrs lebih prepare emosinya

2⃣Selamat malam mba yunda.Sepertinya saya ada masalah kejiwaan.
Saya sering meledak ledak kalau marah. Bisa teriak2. Sampai histeris. Dan sperti orang gila tapi saya masih sadar.
Atau saat merasa kecewa.
Saya cepat senewen. Nangis sendiri atau kadang2 tertawa.
Rasanya ingin mengakhiri hidup.
Terutama semenjak hamil dan melahrikan.
Merasa suami tidak sayang/perduli/perhatian.
Merasa Tuhan tidak sayang.
Merasa orang sekitar jahat terutama keluarga suami yang sering nyindir dan memarahi.
Dan khawatir dngan masa depan anak saya karena mempunyai Ibu sperti saya.
Saya merasa saya malas mengerjakan apapun, tidak semangat aktivitas di pagi hari, marah2, senewenan dan panikan.
Padahal saya baca2 tentang mengurus anak (kesehatan parenting MPASi) . Tapi saya meras tidak didukung. Saya merasa sendirian.
Suami saya mau bantu pegang anak sih..mandikan..makan..tp tdk perduli dng kejiwaan saya yg butuh perhatian dan berbagi tentang pengasuhab anak.
Apalagi jika segala sesuatu tidak berjalan sesuai rencana dan harapan saya...saya merasa jadwal2 ibadah saya suka berantakan karna misal anak rewel dan diluar harapan saya rencana2 yg sudah saya bangun berantakan di hari itu.
Saya jadi bingung.
Saya jadi kenapa.
Saya pikir saya kena gangguan jin.
Say coba dekatkan diri dng Tuhan.
Tapi saya malah putus asa karena merasa Tuhan tdk menbantu hari2 saya.
Saya mau fokus benahi diri dulu yg suka meledak ledak kalau marah.dng mulai mengikuti kegiatan ilmu2 agama (ilmu alquran) tapi baru awal2 malah berantakan jadwal saya.
Saya mrasa tidak ada orang yang suka dng saya.
Saya merasa menjadi orang yg tidak berguna (ibu dan isteri pemalas, pemarah) itulah saya cap diri saya
Saya mau berusaha bangkit tp belum.bisa. saya pusing Dok.
Saya malah mau meninggalkan Tuhan karena saya merasa DIA tidak sayang dng saya. Apa karena dosa2 saya hidup saya jadi berantakan.
Kata orang saya perfeksionis. Tp saya tidk mampu melakukannya actionnya kurang.
Tp saya sudah berusaha.
Saya melawan diri saya sendiri.tp tdk didukung lingkungan. Baik lingkungan suami dan kluarga saya sendiri.
Saya sudah berkali kali histeris saat hamil dan pasca melahirkan sampai saat ini dng banyak masalah pemicu.
Saya sudah jelaskna berulang ulang ke suami maunya saya.
Tapi dia belum ada tindakan.
Saya selalu ada perasaan benci dng diri sendiri, suami, orang2 sekitar baik kelurga teman atau ART , juga sekarang saya mulai merasa Tuhan tidak lagi menyayangi saya.

Dokter atau mba admin saya mohon maaf terlalu panjang pertanyaan saya.

Tapi saya merasa saya butuh pertolongan.

Trimakasih banyak.

2⃣ terima kasih bunda. Dari cerita bunda, sy curiganya bunda mengalami sindrom baby blue, tapi sy mesti menggali lebih dalam lagi permasalahannya bunda utk benar2 menetapkan diagnosa tsb. Mungkin bunda sudah pernah dengar ya ttg sindrom itu. Itu wajar dialami bagi bunda yg baru melahirkan. Biasanya ada permasalahan yg serius dan faktor kepribdian yg mempengaruhi hal tsb bunda. Sy menyarankan bunda utk konsultasi scr private dgn ahlinya, bisa psikolog atau psikiater.

3 ⃣ Assalamu'alaykum, mba Yunda. Anak saya pertama perempuan umur 14 th, kls 2 Mts sekarang mudah marah sama adik2nya. Dari ceritany, mgkn slh satu sebabny ia kurang nyaman dg sikap guru2ny di sekolah yg suka marah2 dlm mendidik murid2ny. Dan itu berulang2 ia ceritakn. Bgmn cara agar ia tak terpengaruh lingkungan sekolahny?   -titik-

3⃣ terima kasih pertanyaannya bunda titik. Para bunda perlu menyadari ada sst yang terjadi kepada putra putri kita ketika ad perubahan pada prilaku mereka. Seperti yg terjadi pada putri bunda tiara, mungkin prilaku yg ditampilkan putri bunda krn stres dgn situasi di sekolah yg tidak sesuai dgn harapan. Masa anak dan remaja merupakan masa pembelajaran ya bunda. Bisa jadi perbedaan pembelajaran di rumah dan di sekolah membuat anak bingung dan bisa stres. Atau ada permasalahan lain yg perlu bunda gali lebih dalam. Sekolah yg merupakan tmp belajar kedua seharusnya memberikan kenyamanan bg anak utk belajar, bukan memaparkan bentuk2 kekerasan. Bunda bisa bicarakan hal ini dgn pihak sekolah. Pr bunda jadi nambah buat memback up hal2 yg kurang mendidik yg diperoleh dr sekolah, yaitu dng lbh intense komunikasi sama putri bunda, bisa membantu menemukan solusi dr masalah2nya. Putri bisa menumpahkan unek2nya kepada bunda, ga dipendam dan terus meledak dgn melampiaskan ke adiknya.

4⃣Bagaimana cara melupakan trauma masa kecil yang kalau diingat seringkali membuat marah? Apalagi misalkan trauma tsb terkait dgn orgtua, misalkan trauma dulu prnh dicubit/dimarahi -reytia-
4⃣ pengalaman masa lalu tidak bisa dilupakan, sudah jadi bagian dr kehidupan kita, yg bisa dilakukan adalah berdamai dgn masa lalu, dengan melihat pengalaman itu dr sisi yg berbeda, sisi yg positif, memaafkan tokoh2 yg berperan saat itu. Memaafkan juga bukan sesuatu yg mudah, terutama bila kesalahan yg dilakukan sangat berbekas. Salah satu cara dengan berupaya memahami kondisi tokoh tsb pada saat itu. Misalnya sy punya pengalaman yg traumatis dgn ibu sy, ibu yg dingin dan kurang kasih sayang, dengan sy berupaya memahami kondisi ibu sy dengan mempelajari sejarahnya, akhirnya sy mengerti knp ibu sy demikian dan memaafkannya.

5⃣Kalau kita lagi kesal dan ngerasa capek ke anak tapi kondisinya kita lagi sendirian.ga ada orang lain di rumah.apa yg sebaiknya dilakukan?saya sendiri lbh suka diam tapi anaknya kadang pengennya kita ngomong sama dia  -dian-
5⃣ maka itu bunda dian sy setuju perlunya "me time", krn kita bukan robot, kita punya kebutuhan, manusiawi merasa jenuh dgn rutinitas sehari-hari. Kalo ditmp kerja, srg diadakan gathering, jalan2, tujuannya utk refreshing. Itu tmp kerja yg cuma 8 jam, 5 hari dalam seminggu, bayangkan para bunda yg 24 jam setiap hari. Utk masalah bunda ini sy menyarankan bunda menyediakan tempat yg aman dan nyaman utk dia sendiri, misalnya dikamar atau ruang bermain, jadi kalo bunda merasa signalnya udah merah, ga bisa ditahan, bunda bisa meninggalkan anak diruang tsb dgn catatan aman terutama bila usia anak masih balita. Kalau anak sudah bisa diajak komunikasi bunda bisa sampaikan aja, "kaka bunda lg cape bgt, bunda mau istirahat, kaka bisa ya main sendiri dl", ungkapkan juga apa yg bunda rasakan, sedih, kesal dll.

6⃣Aku mau tanya gimana cara yang ampuh nahan emosi ke anak biar ga sampe membentak,apalagi mencubit,karena kan emosi kadang suka ga bisa di tahan krn faktor lelah atau sedang ada masalah. -mila-
6⃣Kondisi letih dan banyak masalah memang membuat kita jadi mudah terpancing emosi. Pertama kita mesti paham dengan kondisi diri kita ketika dalam situasi tersebut, seperti yg bunda pahami saat ini bahwa bunda jadi mudah membentak atau mencubit, dengan begitu bunda perlu lebih waspada dan sadar diri.  Memang kalo uda seperti itu, emosi kita tiba2 tanpa kita sadari muncul ya. Kalo itu terjadi tidak masalah sejauh bunda menyadari dan segera melakukan tindakan utk mengontrolnya, kalopun tidak bisa mengendalikannya saat itu, cobalah utk memisahkan diri dgn anak sampai emosinya terkendali. Selain itu juga, pulihkan rasa letih bunda dengan istirahat dan segera atasi permasalahan yg ada, konsultasikan masalah bunda kepada org2 yg kira2 tepat dan dapat membantu.

7⃣Kenzie skrg ini semenjak yeska sudah ngerti maen klo marah teriak nyaring.  Begitu jg klo kesel teriak nyaring. Bahkan ketika aturan dilarang tendang pukul dorong dan perilaku kasar dia langgar dgn konsekuensi dicabutnya stiker kenzie menangis kencang sambil teriak. Terkadang ada yg salah gt dgn aturan yg saya buat, atau saya yg nggak bisa ajarin kenzie cara ngatasin emosi nya? Selama ini hanya di biarin aja atau saya masukin ke kamar. -happy-
7⃣Bunda coba perhatikan lingkungan sekitar kenzie, apakah ada yang teriak kalo kesal atau marah. Mengapa demikian? karena biasanya anak meniru bagaimana lingkungannya bereaksi terhadap sesuatu. Dengan mengetahui sumber tersebut, bunda bisa menentukan langkah apa yang bisa bunda lakukan untuk meminimalisasi pengaruh dari lingkungan ini. Untuk kenzienya sendiri, bunda bisa mengarahkan bagaimana sebaiknya ia meluapkan emosinya. Semakin usianya muda semakin mudah menerapkan atau membiasakan prilaku yang positif pada anak.

8⃣Malam  mba yunda.. saya klo sedang kesal bawaannya klo ga ngomel ya makan banyak. Seringnya siy makan banyak. Gimana ya cara mengalihkannya ke yg lebih sehat -yanti-
8⃣Bunda Yanti coba ganti kegiatannya saat sedang marah, misalnya dengan olahraga, lari, berenang, senam. Bunda juga bisa curhat permasalahannya dengan orang lain yang dipercaya.

9⃣Bagaimana cara mengelola rasa panik dan cemas berlebihan, terutama saat anak kita sakit padahal ada banyak tugas lain yg perlu dikerjakan? -Arruum-
9⃣Bunda coba kenali pikiran-pikiran apa saja yang mencetuskan rasa cemas atau panik saat anak sedang sakit. Permasalahan emosi ini dipengaruhi dengan pikiran-pikiran kita. Setelah bunda mengenali pikirannya coba counter pikiran itu dengan pikiran-pikiran yang positif. Bunda bisa juga menambah wawasan bunda tentang penyakit anak atau tindakan pertama yang bisa dilakukan ketika anak sakit. Semoga bunda bisa lebih tenang menyikapi situasi anak yang sakit.

Bgm caranya mengendalikan emosi dan tdk tpancing sehabis jalan2 bersama anak2. Krn hampir stiap sampe rumah anak sy 10th sll emosi dr marah, ngambek, menangis krn dia msh mau ngajakin kami ortunya maen bsamanya smp malam sdg kami sdh sgt kcapean. yulia
Anak bunda sudah 10 tahun ya dan komunikasinya lancar. Bunda bisa buat kesepakatan-kesepakatan terlebih dahulu dengan anak sebelum melakukan kegiatan jalan-jalan. Misalnya setelah pulang harus istirahat, dan sebagainya. Beri konsekuensi bila anak tidak menjalankan kesepakatan, misalnya untuk minggu depan kegiatan jalan2 ditiadakan.

1⃣1⃣Saya tipe orang yang kalau marah, sukanya nulis atau curhat ke buku. Apakah hal tsb sudah benar saya lakukan. Tp kalau dg suami beda. Walaupun sudah curhat kebuku, tp kalau blm berdamai pasti akan mngganggu aktivitas saya -irma-
1⃣1⃣Sejauh pelampiasan emosi kita tidak mengganggu lingkungan saya rasa tidak masalah bunda, apalagi dengan kegiatan yang positif seperti menulis. Terhadap pasangan, bila ada masalah memang lebih baik diselesaikan dan berdamai.

1⃣2⃣Bagaimana mengajari anak menajemen emosi. Contoh, bukunya dirusak oleh adiknya. Apakah kita biarkan dia marah? Kalau saya, suka bilang, jgn marah. Tp kamu bilangin ade kamu u. Tdk merusak bukumu. Apakah sdh benar?-irma-
1⃣2⃣anak perlu diarahkan bagaimana cara ia melampiaskan emosi. Bunda bisa menunjukkan pemahaman terhadap apa yang dirasakan ananda, biasanya kita menyebutnya dengan empati. Bunda bisa bilang, “ iya mama ngerti kamu lagi kesal, tapi bisa ga tidak dengan merusak barang orang lain”, bantu anak untuk mengatasi masalahnya dengan cara yang tepat, “memangnya dengan sikap kamu seperti itu bisa membuat perasaan kamu lebih baik, masalah kamu jadi selesai? yuk kita cari solusinya sama-sama”, kira-kira komunikasinya seperti itu bunda.

1⃣3⃣anak saya 4y4m saya masukin ke minat baca b**** sdh berjalan 7bln. pas semester kedua kemaren dia minta saya untuk sklh di play grup yg dulu. akhirnya saya memenuhi permintaannya. senin-rabu-jumat di b****", selasa dan kamis di play grup. stlh masuk ke play grup (sklh yg lama) anak saya kurang berminat belajar di b****. contohnya hari ini dia gk mw msk. saya tanya knp dia gk mw dan sampe menangis, anak saya bilang di sana gk enak mainannya cuma 1. mw di play grup aja.
pertanyaannya, saya harus bgmn menghadapi anak saya ini, apakah anak saya jg mengalami suatu fase dalam emosi ato bgmn?
trima kasih
1⃣3⃣usia anak bunda termasuk usia pra sekolah ya. Biasanya anak ditahap ini aktifitas utamanya adalah bermain. Bunda coba gali lebih dalam lagi apa permasalahannya memang krn mainan atau ada hal lain yang mengganggu ananda.

#iip jkt 03#

  • Share:

You Might Also Like

0 comments

Bedug

Berkali-kali flightku di batalkan karena asap menghalangi jarak pandang pesawat yang hendak take off. Baru sekali ini di antara puluhan kali...