Peranmu surgamu

By Cicits - April 01, 2015


Intro :

02.04.15

Hy mommies,

Artikel tambahan untuk hari ini yaa :)

Semoga menginspirasi!

-------------------------
Disclaimer :
1. Artikel berikut bisa di temukan di bentuk forum parenting lainnya. Artikel ini disebarkan dengan sumber yang disebutkan dengan tujuan berbagi informasi berharga.
2. Artikel berikut bisa jadi belum cocok untuk kondisi masing-masing keluarga namun memahami isi materi dengan baik bisa jadi sangat berguna di kemudian hari.
3. Dipersilahkan menyebarkan artikel dengan menyebutkan sumbernya.
4. Silahkan menyimpan artikel atau bisa mengunjungi blog Kijar
5. Di persilahkan untuk berkomentar dan bertanya atas isi materi untuk di diskusikan bersama-sama dengan bahasa yang hangat dan santun.

---------------------------

SOURCE :

Resume Materi Peranmu Surgamu
AKU (Akademi Keluarga) Mustawa 1 – Parenting Nabawiyyah & HSMN Depok
Pembicara: Ustzh. Poppy Yuditya
Tanggal: 18 Maret 2015
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰

Bismillaahi rahmaani rahiim,

Bukanlah sesuatu yang kebetulan, jika tata urutan kata-kata dan jumlah penyebutan suatu kata dalam Al Quran menyimpan hikmah yang luar biasa. Dalam kaitannya dengan peran perempuan, Al Quran menyebut sebanyak dua puluh nama perempuan secara zhohir (bukan isim dhomir).

Mereka ialah: istri Adam (Hawa, QS 7:19), istri Ibrahim (Sarah, QS 11: 71 – 72), istri Al Azis (sebagian riwayat menyebut Zulaikha, QS 12:21), istri Ibrahim (Hajar, QS 14:37), istri Imran (QS 3: 35), istri Zakaria (QS 19: 8), ibunda Musa (QS 20: 38), saudara perempuan Musa (QS 20: 40), istri Rasulullaah saw (Aisyah binti Abu Bakar ra QS 24: 11 – 16), pemimpin negeri Saba’ (Balqis, QS 27: 44), dua perempuan yang bertemu Musa (QS 28: 23 – 26), istri Rasulullaah saw (Zainab binti Jahsy ra, QS 33: 37 – 38), perempuan yang mengajukan gugatan kepada Rasulullaah saw (Khaulah binti Tsa’labah, QS 58:1), istri Rasulullaah saw (Hafshah binti Umar ra, QS 66:3), istri Nuh dan istri Luth (QS 66:10), istri Fir’aun (Asiyah binti Muzahim, QS 66: 11), Maryam putri Imran (QS 66: 12), istri Abu Lahab (QS 111: 4).

Jika kita kelompokkan nama-nama di atas, maka kita akan menemukan:

1. Perempuan yang belum menikah: saudara perempuan Musa, Balqis, dua perempuan yang bertemu Musa, Maryam.

2. Perempuan yang menikah: Hawa, Sarah, istri Al Azis, Hajar, istri Imran, istri Zakaria, Aisyah ra, Zainab ra, Khaulah binti Tsa’labah, Hafshah ra, istri Nuh, istri Luth, Asiyah binti Muzahim, istri Abu Lahab.

3. Perempuan sebagai ibu: Hawa, Sarah, Hajar, istri Imran, istri Zakaria, ibunda Musa, Maryam.

Dari pengelompokkan tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa perempuan memiliki tiga peranan berdasarkan Al Quran:
1. peran pribadi (perempuan yang belum menikah)
2. peran sebagai istri (perempuan yang menikah)
3. peran sebagai ibu.

Selanjutnya, jika kita membuat presentasenya, maka:
54% (15/26) dari nama-nama perempuan dalam Al Quran ialah sebagai istri
27% sebagai ibu
19% sebagai pribadi

Dengan melihat perbandingan angka tsb, sungguh menarik bahwa peran perempuan dalam Al Quran yang utama ialah sebagai istri. Selain itu, peran sebagai ibu pun tidak terlepas dengan peran pribadi dan peran sebagai istri.

Mari kita pelajari kembali petunjuk dalam Al Quran, Sunnah Rasulullah saw, dan teladan para pendahulu mengenai peran-peran tersebut.

1. Peran pribadi:

“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (ialah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh mengerjakan yang ma’ruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat pada Allah dan rasulNya …” (QS At Taubah: 71).
>> Ayat tersebut menjelaskan bahwa perempuan sebagai pribadi memiliki kewajiban sebagai hamba Allah yang beriman.
>> Ayat ini sekaligus menjelaskan kebersamaan laki-laki dan perempuan (yaitu, suami dan istri) untuk tolong-menolong dalam perkara ketaatan kepada Allah, termasuk halnya dalam perkara rumah tangga.

2. Peran sebagai istri:

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikannya diantaramu kasih dan sayang …” (QS Ar Ruum: 21).
>> Dalam ayat ini, fungsi menetramkan sesungguhnya dinisbatkan kepada istri. Istri, dengan fitrah kelembutan dan kasih sayangnya, berperan untuk menjaga hubungan emosional yang saling melengkapi dengan suaminya sehingga hadir ketentraman di dalam rumah tangga.

Rasulullaah saw bersabda, “Kalian semua ialah pemimpin, dan akan diminta tanggung jawab atas kepemimpinannya (selanjutnya dan selanjutnya) wanita ialah penanggung jawab terhadap rumah suaminya… (selanjutnya dan selanjutnya)” (HR Bukhari dan Muslim, Shahih).
>> Hadist tersebut menjelaskan peran istri sebagai pengelola rumah dan harta suami secara benar dan baik.

Asma binti Abu Bakar ra, istri Zubair bin Awwam ra, berkata, “Aku berkhidmat kepada Zubair dengan pengkhidmatan total. Aku mengurus kudanya, memberi makan, menimba air, dan memanggul biji-biji kurma di atas kepalaku dari satu tempat ke tempat lain di tanahnya yang seluas 2/3 farsakh”.
>> Inilah teladan dari shahabiyah. Pengkhidmatan yang dilakukan bukanlah didorong oleh keterpaksaan untuk menggugurkan kewajiban sebagai “pelayan” suami, namun dilandasi oleh semangat saling berkorban, tolong menolong bagi kemaslahatan bersama, seperti dalam QS At Taubah: 71 di atas.

3. Peran sebagai ibu:

“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya dan meyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila ia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun, ia berdoa …” (QS Al Ahqaf: 15).
>> Di dalam ayat ini, Al Quran menjelaskan peran ibu: mengandung, melahirkan, dan menyusui. Dengan ketulusan ibu untuk melakukan peran ini, kelak ibu akan menuai bakti dan doa baik dari anak-anak dan keturunannya.

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar” (QS An Nisaa: 9).
>> Di sini, Al Quran berbicara tentang peran ibu berikutnya yaitu, mendidik anak-anaknya agar tumbuh menjadi insan-insan yang tangguh jiwanya, beriman, sholeh dan sholehah.

Untuk mengetahui beberapa hikmah dari perempuan-perempuan yang namanya tertulis di dalam Al Quran sila dilihat pada Peranmu, Surgamu (Bagian 2) (ulasannya agak panjang):
https://ourlittlenotes.wordpress.com/2015/03/26/peranmu-surgamu-bagian-2/

Subhaanaka allaahumma wa bihamdik, asyhaadu alaa illaaha illaa ant, astagfiruka wa atuubu ilayk.
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
Ditulis oleh: Ummu Aisha

  • Share:

You Might Also Like

0 comments

Bedug

Berkali-kali flightku di batalkan karena asap menghalangi jarak pandang pesawat yang hendak take off. Baru sekali ini di antara puluhan kali...