Rekap artikel parenting
Intro :
16.03.15
Hy mommies,
Maapkan artikel yang telat di share.
Jangan bosan yah.. masih dr Ibu Elly Risman yah..
Semoga menginspirasi!
-------------------------
Disclaimer :
1. Artikel berikut bisa di temukan di bentuk forum parenting lainnya. Artikel ini disebarkan dengan sumber yang disebutkan dengan tujuan berbagi informasi berharga.
2. Artikel berikut bisa jadi belum cocok untuk kondisi masing-masing keluarga namun memahami isi materi dengan baik bisa jadi sangat berguna di kemudian hari.
3. Dipersilahkan menyebarkan artikel dengan menyebutkan sumbernya.
4. Silahkan menyimpan artikel atau bisa mengunjungi blog Kijar
5. Di persilahkan untuk berkomentar dan bertanya atas isi materi untuk di diskusikan bersama-sama dengan bahasa yang hangat dan santun.
---------------------------
SOURCE : https://fc4pentingers.wordpress.com/2015/02/24/komunikasi-dengan-anak/
Narsum : Bunda Elly Risman, Irfan Hakim dan Istri.
Acara : Basa-basi di TransTV (18/02/2015)
Host : Cici Panda dan Wendi
Tema : Komunikasi dengan anak
Cerita pengalaman:
Irfan Hakim
Ayah dg 4 anak yg meluangkan waktu sesekali untuk quality time dg anak hanya berduaan saja. Di situlah saatnya Irfan untuk berhubungan intim dg anaknya, mendengarkan cerita anaknya, dll. Sejak dalam kandungan diajak komunikasi.
Wendi cagur
Saat anak masih di dalam kandungan sudah diajak ngobrol. Contohnya saat mau lahir, Wendi mengajak bicara anaknya untuk lahir di saat orangtuanya tidak bekerja. Wallahualam bisawab. Kemudian anak kedua sempat jarang diajak berkomunikasi akhirnya ketika USG, posisi sang anak sunsang, kata dokter “jarang diajak berkomunikasi ya?” Lalu wendi mengajak bicara anaknya yg ada di dalam kandungan untuk mengembalikan posisi normal agar tidak sunsang. Akhirnya ketika USG kembali, sang jabang bayi sudah di posisi normal.
Kunci komunikasi dan pendidikan dg anak di bawah usia 7 tahun dengan 3B : Bermain, Bercerita, dan Bernyanyi.
Apakah kita perlu mendidik anak dg rasa takut? Misal selalu mengatakan “jangan ini jangan itu jangaannn!”. Efektif nggak? → efektifnya hanya pada saat itu. Jangan-jangan orangtua yg melakukan itu dulunya juga diperlakukan seperti itu oleh orangtuanya.
Kata kuncinya, pengasuhan itu diturun temurunkan. Kita dipilih oleh Allah menjadi pengasuh anak kita, yg menitipkan anak kepada kita adalah Raja diraja yg punya seluruh bumi, mengapa kita bisa seenaknya dg anak? Jadi persoalannya ada pd anak atau kita?
Permainan:
Anak-anak lakukan apa yg Mama katakan ya. Tangan kiri diangkat pegang kuping. Tangan kanan pegang dagu. Hampir semua salah. Tadi anak-anak dengar Mama bilang apa? Oh jadi Mama yg salah? Mama bilang pegang dagu tapi mama pegang dahi. Tangan kamu ke mana Nak? Kalau mau anaknya berubah yg berubah duluan siapa? Mamanya. Mama beri teladan kepada anak.
Perilaku agresif pertama yg diterima anak drmn? Orangtua kan? Landasan utamanya kita yg dijadikan baby sitter Tuhan, kita dipilih untuk diberi amanah, bisa nggak? Jd orangtua sekolah nggak?
Misal perilaku bunuh diri, dalam diri anak sudah ada perasaan tidak dihargai orangtua, anak butuh orangtuanya bukan materinya saja. Kalau orangtua mengenali anaknya dr kenakalannya ya hanya itu yg diketahui orangtua. Hasil penelitian dalam kurun waktu 30 tahun belakangan, masalah utamanya adalah anak tidak bisa memahami perasaan anak.
Mengasuh anak seperti bagaimana kita menyemai benih. Mau panen yg bagus atau panen yg hampa?
Kontribusi kita dalam mengasuh anak lebih penting bagi negara daripada potongan pajak pendapatan setiap bulannya.
Anak tawuran salah orangtuanya? IYA.
Kalau lihat anak berperilaku negatif jangan langsung menyalahkan anaknya, orangtuanya introspeksi diri dulu. Kelakuan buruk anak tidak semuanya meniru dr orangtuanya. Misalnya kasus tawuran, bapak pergi pulang malam dan ibunya repot, saat anak pulang sekolah ingin menumpahkan perasaannya kepada orangtua tapi orangtuanya nggak ada. Misal orangtua melarang anak untuk tidak lari-lari lama-lama anak lari semakin kencang begitu jatuh orangtua bilang, “tuh kan mama tadi bilang apa? Kemarin abang jatuh kakinya luka nangisnya gak gitu-gitu amat. Besok juga sembuh. Sudah jangan menangis.” Tapi kata anaknya, “darah keluar dr kakiku, kok mama bilang gak sakit? Ini kaki siapa sih?” Perasaan anak tidak diindahkan jadi anak merasa tidak berharga. Orangtua mengajarkan bohong pd anak. Anak bilang, “kenapa saya dilahirkan?” Kesalahan orangtua tidak mau mendengarkan apa kata anak, perasaan anak.
Orangtua harus mau mendengarkan perasaan anak dan menanggapi apa yang dikatakan anak. Jangan ragu memberikan pelukan kepada anak dan membisikkan kata-kata positif pada anak. Misal, “Ayah bangga padamu..”
Oh iya ada lagi,
Misal anak bilang “Ayah tadi si A dan si B pacaran di sekolah. Atau anak bilang tadi aku lihat pocong bla bla bla”
→sebagai orangtua jangan langsung memutus neuron anak dengan bilang JANGAN, BUKAN. Tapi ditanyakan dulu apa sih pacaran? Apa sih pocong? Buat anak merasa nyaman harus bercerita ke orangtua. Jangan sampai anak merasa orangtua sukange-cut omongan anak dan akhirnya anak enggan bercerita kpd orangtua.
Notulis: Megatala FIM 11
Intro :
13.03.15
Hy mommies,
Artikel untuk menutup pekan ini masih dari Ibu Elly Rusman. Sila di cek ya.. siapa tau menjadi jawaban bagi setiap kita saat mencari atau menetapkan tujuan pengasuhan anak kita.
Semoga menginspirasi!
-------------------------
Disclaimer :
1. Artikel berikut bisa di temukan di bentuk forum parenting lainnya. Artikel ini disebarkan dengan sumber yang disebutkan dengan tujuan berbagi informasi berharga.
2. Artikel berikut bisa jadi belum cocok untuk kondisi masing-masing keluarga namun memahami isi materi dengan baik bisa jadi sangat berguna di kemudian hari.
3. Dipersilahkan menyebarkan artikel dengan menyebutkan sumbernya.
4. Silahkan menyimpan artikel atau bisa mengunjungi blog Kijar
5. Di persilahkan untuk berkomentar dan bertanya atas isi materi untuk di diskusikan bersama-sama dengan bahasa yang hangat dan santun.
---------------------------
SOURCE :
Kemana Tujuan Pengasuhan Kita?
Catatan singkat dari seminar Ibu Elly Risman. Sabtu, 6April 2013.
Penyelenggara: Kelompok Peduli Anak
Prolog:
87% anak kelas 4 sampai 6 SD pernah mengakses pornografi,77% alasannya karena tidak sengaja, 39% melihat justru di rumah sendiri/saudara.
Oleh karena itu, bahaya berikan gadget pada anak, tidak perlu berigadget pada anak2 balita. Kerusakan karena pornografi sifatnya permanen mempengaruhi systemlimbik, lebih menetap dibandingkan narkoba/alcohol Sangat penting ajarkan anak tentang sentuhan, mana
sentuhan yang boleh, mana sentuhan yang dilarang, mana sentuhan membingungkan
(lebihlengkap ada di buku dan brosur yang diterbitkan oleh yayasan kita dan buahhati)
UBAH PARADIGMA
Benarkah ayah mencari uang dan ibu mengasuh anak?
Bahkan sekarangibu pun terserap menjadi tenaga kerja, atau alasan ME TIME, anak terabaikan Titip kakek nenek? Bayangkan mereka sudah osteoporosis,emosi sudah makin sensitive, cenderung memberi semua keinginan cucu, bukan solusi yang
tepat juga. Apalagi menyerahkan anak ke ART/pengasuh?
Bisakah disamakanpendidikan kita dengan
pendidikan mbak-nya?
Bayangkan mengasuh anak seperti bermain
sepakbola. Bermainbola saja ada gawang yang dituju, bagaimana mungkin mengasuh anak tidak ada tujuan?
Akhirnya anak berputar-putar saja di antara kaki-kaki orangtuanya,pengasuhnya, nenek/kakeknya, supir, guru, sekolah, tempat kursus dsb.
Hasil penelitian kebiasaan pengasuhan anak,
ternyataORANGTUA:
· Tidak merumuskan TUJUAN PENGASUHAN
· Tidak memiliki KESEPAKATAN BERSAMA
Bagaimana menjalankan pengasuhan untuk anak-anak mereka, Negeri kita ini blangsak tidak karuan karena tidak punya tujuan pengasuhan anak, sibuk dengan urusan
politik, pendidikan anak tidak jadiprioritas.
Lebih parahnya, anak-anak di negeri kita FATHERLESS, punya ayah tapi tiada.
Pergi pagi pulang malam, tidak menyapa dengan emosi.
Allah menitipkan anak kepada kita, jangan kembalikan dalam keadaan bonyok, terutama BONYOK JIWANYA!!
QS 28:68, QS 42:49-50, QS 8:27-28
Mengapa kita dan anak mudah sekali emosional dan tidak sabar? Manusia punya kebutuhan fisik, emosi dan berpikir. Saat makan enak,tidur cukup dan hati senang, maka banyak space untuk berpikir. Saat lelah dan lapar, kebutuhan fisik dan emosinya meningkat, sehingga tidak bisa berpikir,akhirnya marah, kesal dsb
Anak adalah kenikmatan, tantangan dan MUSUH (terutama saatremaja nanti dan orangtua juga berada dalam fase middle sense, dijelaskan tersendiri)
.
Mendidiknya perlu perjuangan,membutuhkan
pemikiran,perasaan, jiwa, tenaga, waktu dan biaya. QS 5:48, QS 6:165. Allah akan menguji kamu untuk karunia yang diberikanNya QS 64:14 isteri-isterimu (pasanganmu) dan anak-anakmu ada yang menjadi MUSUH, maka MAAFKANLAH, TIDAK MARAH dan AMPUNI (terjemahannya buka sendiri
yaa).
Begitu kita ikhlas menerima mereka apa adanya, hati mereka akan berubah dengan sendirinya. Penting menerapkan 3 hal tadi MAAFKAN, TIDAK MARAH, AMPUNI kepada anak di bawah 7 tahun, karena wiring
otak belum bersambung semua, jd kata2 kita tidak ditangkap semua oleh anak.
Sebenernya PERCUMA MARAH DAN TERIAK pada anak di bawah usia 7 tahun
*sigh
Perkembangan otak baru sempurna pada usia 7 tahun dimana sinaps otak sudah saling terkoneksi, barulah pada usia ini mereka bisa berpikir logis. Itulah kenapa kalau anak tidak sholat usia 7 tahun baru dipukul, itupunsebaiknya pukul tapak kakinya karena di telapak kaki itu titik akupuntur semua,baik untuk dia.
JANGAN PUKUL WAJAH/KEPALAnya, ada otak disitu!!
Perlakukan wajah dan kepalanya dengan baik, kalau perlu ketuk-ketuk di atas alis matanya sesuai dengan apa yang kita inginkan dia menjadi kelak, karena itu
akan masuk ke alam bawah sadarnya dan pada usia 25tahun akan matang dan sadar (bisa lebih cepat sejak 18 tahun juga).
NAH, kalau anak kita sekarang baru berusia 5 tahun artinya masih ada spare 15-20
tahun kita harus berkutat dengan anak dan banyak berlapang dada. Terkait dengan fase middle sense tadi, pada usia 40 tahun,laki2 mengalami MANopause (kadar
testosterone menurun) dan perempuan juga
mulai mengalami MENopause. Di usia ini banyak hal-hal yang di luar logika, pasangan tidak bisa kita mengerti apa maunya.
Disinilah titik terendah perkawinan.
Ketika suami istri sibuk dengan dunia masing-masing, anak beranjak dewasa, apalah jadinya ORTU MIDDLE
SENSE VS ADOLESCENCE, MUSUHLAH semua jadinya
ADA 7 TUJUAN PENGASUHAN ANAK:
1. Hamba Allah yang taqwa
2. Calon Suami/Istri yang baik
3. Calon Ayah/Ibu yang baik
4. Membantu mereka mempunyai ilmu dan
keahlian dalam bidang tertentu sehingga bisa mencari nafkah (sebagai professional)
5. Pendidik istri dan anak
6. Pengayom keluarga
7. Manusia yang bermanfaat untuk orang lain atau pendakwah
Anak perempuan cukup sampai nomer4, karena kalau ada yang kurang, sisanya adalah tanggung jawab suaminya untukmendidik dia.
Untuk anak laki-laki semuanya harus diajarkan
PENJELASAN
1. Hamba Allah yang taqwa
Ajarkan basic iman dan aqidah yang benar,ibadah yang baik dan akhlak yang mulia.
Pada anak, yang pertama matang adalah systemlimbic di belakang kepala, system limbic berkaitan erat dengan PERASAAN, tanamkan padanya rasa mempunyai
Allah, rasa beragama, BUKAN pengetahuan beragama.
Anakumur 4 tahun yang penting bagi dia menghafal, mendengar, BUKAN belajar Abatatsa. Juga jangan paksa anak belajar calistung, karena itu MERUSAK-
RUSAK PERASAANNYA.
Indonesia Neuroscience Society merekomendasikan,
anak di bawah 4 tahun, salah satu ibu atau bapaknya HARUS dirumah, mendidik anak.
Tanggung jawab mendidik agama berada ditangan AYAHNYA, ayah harus 'alim, dialah penentu GBHK ( Garis Besar HaluanKeluarga), ibu hanya unit pelaksana
teknis Menasehati anak jangan pakai kata JANGAN,karena anak terpicu justru ingin dan harus . Contoh bila anak memukul, jangan teriak JANGAN, tapi minta tangannya baik2: tangan, kamu untuk salaman, tangan kamu untuk membelai, memberi dsb.
Ini harus diulang terus menerus sehingga kabel2otak tersambung dan terbungkus myelin.
2. Calon suami/istri yang baik
Data dirjen bimas islam depag tahun 2007,Indonesia menduduki peringkat NOMOR 1 dalam kasus perceraian
se Asia Pasifikdan Negara dunia Islam.
Cerai gugat 70%, cerai talaq 30%.
Tahun 2008, 10% pasangan nikah bercerai,umumnya pasangan dengan muda dengan jumlah anak 1 atau istri sedang mengandung anak pertama. Tiga factor
penyebab terbesar adalah selingkuh, tidak
harmonis dan ekonomi.
Istri, bagaimanapun susahnya, kalau bisa jangan gugat cerai. Para laki-laki, kalau ada yang istrinya minta cerai, peluk dia, jangan diabaikan.
Pertahankan KARENA, dulu anak perempuan bila sakit terjatuh saat kecil, dia dipeluk ayahnya
Dengan banyaknya kasus ini, artinya kitatidak siap jadi suami atau istri
3. Calon ayah dan ibu yang baik
Jangan berantem depan anak. Perbedaan pengasuhan anak laki-laki dan perempuan
· Otaknya beda
· Fitrah dan tanggung jawab beda
· Fungsinya dalam keluarga juga beda ibu jangan ambil alih keputusan dalam keluarga, tetap tanggung jawab ayah
· Anak laki-laki merupakan sasaran tembak
bisnisnarkoba dan pornografi, mengapa? Karena laki-laki otaknya lebih ke otak kiri sehingga mudah focus, testosteronnya lebih banyak, mudah dirangsang, dan kemaluannya di luar, lebih sulit dijaga.
4. Membantu mereka mempunyai ilmu dan keahlian
Sadarkah kita selama ini yang menjadi focusperhatian kita hanya ini? Akan jadi apa anak-anak saat besar nanti, bagaimanamereka menjadi orang hebat,
menghasilkan banyak uang?
5. Pendidik Istri dan Anak
Ayah harus menjadi orang yang paling tahu tentang tahapan perkembangan anak. Anak laki-laki saat mimpi basah, ayahnya yang harus menjelaskan. Ayah harus bicara pada anak perempuan sejak ia berusia 8 tahun,
karena menstruasi makin cepat saat ini.
Ajarkan anak perempuan berkataTEGAS, tidak menye-menye. Ajarkan dia mana sentuhan yang boleh/tidakboleh/
membingungkan.
Berikan quality time untuk anak, minimal 30menit. Quality time artinya duduk bersama-sama, ngobrol, tanpa ada gangguan apapun juga, termasuk gadget.
Studi dari Henry Biller Kontak ayah anak di US setiap hari < 20menit.
Riset di search institute of Minneapolis, 20% anak bicara dengan orantuanya10 menit tiap bulannya. Artinya keterlibatan ayah kurang, padahal AYAH,ENGKAULAH
PeNANGGUNG JAWAB ISTRI DAN ANAKMU
Hasil studi di Harvard: anak yang ayahnya involved dalam pengasuhan akan tumbuh menjadi anak yg dewasa dan suka menghibur orang, punya harga diri yang tinggi, prestasi akademis di atas rata-rata dan lebih pandai bergaul.
Kurangnya peran ayah pada anak laki-laki: nakal, agresif, narkoba, seks bebas
Pada anak perempuan: depresi karena
kurangperhatian, seks bebas
6. Pengayom keluarga
Didik anak laki-laki agar menjadi pengayom ibu bapaknya saat tua, juga mengayomi saudara perempuannya.
Ajarkan diatanggung jawab, kelak dia yang akan memandikan dan menjadi imam sholat jenazah untuk orangtuanya. Kalaupun tidak punya anak laki-laki, titip pesan kepada menantu untuk menjaga istrinya,
menjadi imam saat mertuanya meninggal
Kisah nyata, seorang anak usia 14 tahun menjadi imam sholat untuk ayahnya yang meninggal. Ia anak ke-8, ke-7 orang kakaknya perempuan. Beberapa hari
sebelum ayahnya meninggal, ayahnya
memberikan surbannya kepada anak laki2nya dan meminta tolong untuk menjaga ibu dansaudaranya.
Maka ketika ayahnya tiba2 meninggal dunia, dia memimpin sholat jenazah menggunakan surban pemberian ayahnya dan mambaca qur'an dengan suarayang fasih. Subhanallaah. Didiklah anak-anak
kita seperti itu
7. Manusia bermanfaat bagi orang lain atau
sebagaipendakwah ( penyampai kebenaran)
Itulah tujuh tujuan pengasuhan anak, jangan sampai anak-anakkita menjadi generasi yang kehilangan jati
diri moral dan keislamannya.
SESI PERTANYAAN:
1. Bagaimana dengan anak yang tidak mau
mendengarnasihat?
· Jangan pernah menasehati kalau perasaan seseorang sedang bermasalah. Tunggu saat dia tenang baru sampaikan pesan kita.
Manyampaikanpesan ini juga bisa butuh waktu bertahun-tahun, berulang-ulang
· Khusus anak laki-laki, mau bagaimanapun kita teriak memanggil namanya dia tidak akan datang. Tepuk bahunya, katakan kitaingin bicara padanya
2. Bagaimana bila kita takut anak tetangga
memberipengaruh jelek seperti pornografi?
LARANG ANAK BERGAUL DENGAN ANAK SEPERTI INI, beritahu orang tua anak tersebut, bila orangtuanya tidak
peduli, sampaikan pada orangtua lain di sekitar lingkungan tersebut agar berhati-hati meskipundengan konsekuensi kita akan dibenci.
Secara berkala periksa anus dan kemaluan anak kita.
JAGA ANAK-ANAK KITA BAIK-BAIK.
Kasus di salah satu sekolah di serang, ibu elly diundang karena ada anak usia 9 tahun mensodomi banyak anak usia 6 tahun,bahkan bisa berkali-kali.
Orangtua si anak pelaku tidak peduli, dia bilang anaknya juga korban.
Kasus baru lainnya di paseban, seorang
anak perempuan TK digauli temannya disaksikan oleh 3 anak lainnya di teras kamarkost-an. Na'udzubillaahmin dzalik
3. Bagaimana pengasuhan anak bila bapak dan ibu bekerja fulltime?
Salah satu, yang gajinya lebih rendah, berhenti bekerja fulltime 8-5.
Cari kemungkinan penghasilan lain yg
lebih fleksibel. Rezeki bukan hanya uang, niatkan untuk anak, lillaahi ta'ala, Allahyang akan mencukupkan.
Ibu boleh bekerja, tp tidak perlu fulltime. Karena wanita berpendidikan disuruh diam di rumah, bisa gila dia.
4. Bagaimana bila anak temper tantrum di depan umum/luar rumah?
saat kita mengajaka anak pergi ke suatu tempat, beritahu kemana tujuan kita, apa aturannya apa yg boleh dan tidak boleh.
Kalau ternyata mereka teriak2 meminta sesuatu, jangan demi rasa malu thd orang
lain kita mengikuti kemauannya, tetap tegas. Aturan tetap ditegakkan. Kalau kita kalah sejak sekarang, bagaimana nanti kalau usia mereka 17 tahun. Orangtua harus konsisten.
semoga bermanfaat. dirangkum dan diketik ulang oleh mecca,untuk disebarkan guna kepentingan ilmu dan kebaikan
wassalaamu'alaikum wr wb
Intro :
12.03.15
Hy mommies,
Maap artikelnya telat di share
Temukan gaya mendidikmu di artikel berikut ini ya.. cekidot..
Semoga menginspirasi!
-------------------------
Disclaimer :
1. Artikel berikut bisa di temukan di bentuk forum parenting lainnya. Artikel ini disebarkan dengan sumber yang disebutkan dengan tujuan berbagi informasi berharga.
2. Artikel berikut bisa jadi belum cocok untuk kondisi masing-masing keluarga namun memahami isi materi dengan baik bisa jadi sangat berguna di kemudian hari.
3. Dipersilahkan menyebarkan artikel dengan menyebutkan sumbernya.
4. Silahkan menyimpan artikel atau bisa mengunjungi blog Kijar
5. Di persilahkan untuk berkomentar dan bertanya atas isi materi untuk di diskusikan bersama-sama dengan bahasa yang hangat dan santun.
---------------------------
SOURCE :
Seminar Parenting
Tema : Dua Gaya Mendidik Populer
Narasumber : Elly Risman, Psi.
1. Ada dua gaya mendidik populer. Gaya Helikopter dan Gaya Sersan Pelatih. Keduanya tidak bagus untuk perkembangan anak.
2. Gaya helikopter: mengawasi anak terlalu berlebihan, menganggap anak seperti raja yang tidak boleh “disenggol” sedikitpun
3. Gaya helikopter: tiada hari tanpa perlindungan, anak menemui kesulitan sedikit saja … bantuan langsung datang dan orangtua sangat tidak tegaan
4. Akibat gaya helikopter jika terbawa sampai anak besar: nyogok sekolah terbaik, mencarikan kerja untuk anak, anak berkemah ditengokin
5. Biasanya helicopter parents selalu berdalih ingin memberikan yang terbaik untuk anak. Padahal yang terbaik itu bukan diwujudkan dengan membelikan feeding set, stroller, atau barang-barang termahal
6. Gaya sersan pelatih: selalu mengatur, anak tidak diberi kesempatan untuk berpikir karena semuanya sudah diputuskan orangtua
7. Gaya sersan pelatih dan helikopter mungkin terlihat bekerja dengan baik ketika anak masih kecil, tapi akan bermasalah di kemudian hari
8. Banyak orangtua yang menerapkan dua pola asuh tersebut atas nama cinta. Padahal parenting itu bukan untuk jangka pendek, harus pikirkan dampak jangka panjangnya
9. Anak = pinjaman, dititipkan Tuhan untuk kebahagiaan, kesenangan, dan juga ujian kita. Jadi harus kita yang mengasuh secara total, bukan “diekspor”.
10. Sekarang banyak orangtua mengalihkan tugas pengasuhan ke orang lain, dari mulai babysitter, nenek, guru di sekolah sampai guru mengaji.
11. Pengasuhan yang efektif: cinta yang tidak permisif (semua boleh), cinta yang kuat untuk membiarkan anak berbuat salah dan menjalani konsekuensi
12. Pengasuhan yang efektif: cinta yang tidak mentolerir tingkah laku yang tidak terpuji.
13. Kalau anak menangis karena mainan direbut temannya, jangan dialihkan dengan memberi mainan lain karena itu mengajarkan anak untuk menghindari masalah
14. Sebaiknya anak yang merebut diharuskan untuk mengembalikan mainannya. Anak kita perlu diajarkan untuk mempertahankan haknya
15. Masalah besar orangtua sekarang dengan anak mulai umur 7 tahun: tidak bertanggung jawab, manja, pemalas, dan melawan karena kecilnya salah asuh
16. Kalau anak mau memakai baju yang tidak pas padu padannya kita selalu menyuruhnya ganti karena kita malu pada orang lain. Padahal parenting is never about us.
17. Peduli dengan anak bukan berarti melindungi dari semua kesalahan dalam proses berkembang. Kesalahan adalah kesempatan untuk belajar
18. Tanggung jawab tidak diajarkan tapi harus di-CONTOH-kan. Kalau mengharuskan anak membereskan mainannya, kita contohkan dengan membereskan barang atau bekas masak sendiri
19. Tanggung jawab membutuhkan kesempatan. Kalau semuanya disediakan dan terlalu mudah, kapan anak akan mendapat kesempatan untuk belajar tanggung jawab?
20. Berikan anak pilihan dan batasan dari sedini mungkin. Proses pengambilan keputusan adalah momen yang sangat berharga
21. Anak harus dicontohkan beberapa macam tanggung jawab. Terhadap Tuhan, diri sendiri, keluarga, alam, dan masyarakat
22. Anak yang bertanggung jawab akan tumbuh harga dirinya, lebih percaya diri, berprestasi, mandiri, dan mengerti konsekuensi
23. Contoh kecil: kita dapat mengajak anak untuk memilih sendiri menu sarapannya untuk besok, biarkan mereka memiliki kontrol
24. Anak belajar dari apa yang dia lihat, dengar, dan rasakan
25. Tiga kaki konsep diri yang baik: merasa dicintai sekitar, yakin punya kemampuan dan merasa mampu mengontrol hidup sendiri
26. Jangan mengambil alih proses pembelajaran anak seperti mengancingkan bajunya, menalikan sepatunya supaya cepat selesai
27. Kasihan harga dirinya nanti ketika sudah TK atau SD tapi belum bisa mengancingkan bajunya sendiri
28. Biarkan anak melakukan kesalahan asal tidak berbahaya, tekankan kekuatan yang dimilikinya, hindari mengkritik, dan melindungi
29. Bermusyawarahlah dengan anak, kalau anak melakukan kesalahan jangan dihancurkan lagi harga dirinya
Pertanyaan :
Terkait dengan point 11...
kedua putri saya kalau sudah main berdua (becanda/guyonan) sampai saling tendang2an kaki, saling pukul... bagaimana ya agar tak terulang?
saya sering sekali bilang kepada putri saya "boleh becanda nak... tapi kalau pake pukul2 itu bukan becanda tapi nyakitin.."
Tapi sepertinya kakak dan adik belum bisa melakukan...
Salah di sayakah?
atau ucapan saya yg tak dimengerti anak2 (kk 4th, adik 2,5 th)?
Jawaban :
Anak di bawah 7 tahun memang belum punya tanggungjawab moral, mereka sangat ego sentris, dirinya pusat semesta, sangat suka bermain dan meniru, sensomotoriknya haus untuk disalurkan, ini bagus sebagai pertanda fitrah belajarnya tumbuh dan sehat. Walaupun dinasehatin macam2 juga gak paham, pasti diulang2 lagi besoknya, kecuali tdk sabaran lalu dimarahi atau dipaksa dengan keras keduanya, pasti berhenti. Tapi fikirkan resiko kejiwaannya.
Perihal suka pukul2an, kiranya biasa aja, anak2 memang suka begitu, sepanjang tidak berbahaya, seru pastinya, mereka gak berniat menyakiti kok. Jadi dikasih sarung tangan aja atau pakai guling empuk yang tidak berbahaya. Nanti juga bosen sendiri. Kalau dilarang dengan cara paksa nanti jadi keinginan terpendam untuk mudah memukul.
Mungkin juga ada yang ditiru, misalnya televisi, acara smack down atau lainnya. Nah ini hati2 karena bisa berbahaya. Maka harus dialihkan ke hal lain yang positif, misalnya main kuda2an sama ayahnya, atau perahu2an dengan sprei sebagai ombaknya. Jadilah orangtua yang kreatif. Jangan fokus dengan pukul2annya, fokuslah pada semangat mereka untuk bermain dan belajar.
Intro :
10.03.15
Hy mommies,
Waktunya resensi buku dan bagi ebooknya.
Buku rekomendasi para expert. Cekidot.
Yang mau acungkan tanganmu sekalian absen yaah :)
Semoga menginspirasi!
-------------------------
Disclaimer :
1. Artikel berikut bisa di temukan di bentuk forum parenting lainnya. Artikel ini disebarkan dengan sumber yang disebutkan dengan tujuan berbagi informasi berharga.
2. Artikel berikut bisa jadi belum cocok untuk kondisi masing-masing keluarga namun memahami isi materi dengan baik bisa jadi sangat berguna di kemudian hari.
3. Dipersilahkan menyebarkan artikel dengan menyebutkan sumbernya.
4. Silahkan menyimpan artikel atau bisa mengunjungi blog Kijar
5. Di persilahkan untuk berkomentar dan bertanya atas isi materi untuk di diskusikan bersama-sama dengan bahasa yang hangat dan santun.
---------------------------
SOURCE : http://buku.7cara.com/easy-to-love-difficult-to-discipline-becky-a-bailey.htm
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Edisi : Soft Cover
Penulis : Becky A. Bailey
Kategori : Orang Tua & Keluarga
ISBN : 9792209751;20404077
Halaman : 376
Harga : Rp. 84.500.00
Ukuran : 25×23
Tanggal Terbit : 2005
Sinopsis Buku Easy to Love Difficult to Discipline
Sebagai orangtua Anda pasti sangat mencintai putra-putri Anda tetapi tak selalu menyukai tingkah laku mereka. Di mata Anda mereka kerap kali bandel sulit diatur tak pernah menuruti omongan Anda. Anda sering merasa kewalahan & Cape menghadapi mereka. Barangkali Anda sadar bahwa mereka masih anak-anak tapi Anda tetap kesulitan mengendalikan diri Anda saat berhadapan dgn kenakalan mereka saat Anda ingin mendisiplinkan mereka. Jangan khawatir buku ini akan membawa Anda. Easy to Love Difficult to Discipline.
Intro :
6.03.15
Hy mommies,
Kali ini artikel tentang "surat untuk suami"
Segera kirimkan ke suami mamak yaa #pesan sponsor
Semoga menginspirasi!
-------------------------
Disclaimer :
1. Artikel berikut bisa di temukan di bentuk forum parenting lainnya. Artikel ini disebarkan dengan sumber yang disebutkan dengan tujuan berbagi informasi berharga.
2. Artikel berikut bisa jadi belum cocok untuk kondisi masing-masing keluarga namun memahami isi materi dengan baik bisa jadi sangat berguna di kemudian hari.
3. Dipersilahkan menyebarkan artikel dengan menyebutkan sumbernya.
4. Silahkan menyimpan artikel atau bisa mengunjungi blog Kijar
5. Di persilahkan untuk berkomentar dan bertanya atas isi materi untuk di diskusikan bersama-sama dengan bahasa yang hangat dan santun.
---------------------------
SOURCE :
TERGANTUNG BAGAIMANA KEPALA SEKOLAHNYA??
by. Bendri Jaisyurrahman
Untuk kali ini, ijinkan saya bicara kepada ayah dari hati ke hati...
Dalam konteks pengasuhan, sekolah pertama bagi anak adalah Ibu. Ibu adalah sekolah pertama dan terbaik bagi anak, krn secara psikologis: Ibu memberikan rasa nyaman bagi anak agar betah berlama-lama di dekatnya, menjadi tempat utk curhat dan diskusi tentang banyak hal terutama menanamkan nilai-nilai agar anak menjadi tangguh menghadapi tantangan kehidupan.
Sulit bagi Ibu untuk fokus mendidik anak dan membuat mereka nyaman secara psikologis jika ia tidak mendapat dukungan, apalagi jika hanyut dalam perasaannya sendiri dan mudah stress.
Ibu yg stress akan mudah emosi dan kurang sabar menghadapi anak-anak. Inilah gejala awal munculnya 'mother distrust' di mana anak jadi tidak betah di rumah dan merasa bhw Ibu adalah sosok yg tidak mengenakkan.
Semua fungsi dan tugas Ibu sbg. guru pertama dan utama akan dapat dipenuhi jika peran sbg Kepala Sekolah yg dipikul Ayah berjalan maksimal.
Mother distrust muncul lagi-lagi krn peran ayah sbg. Kepala Sekolah; hilang atau sangat kurang. Ayah lah yg seharusnya berpikir utk membuat anak menjadi betah bersama ibunya, dalam hal ini: apakah kebutuhan psikologis Ibu. Ibu akan bisa memberikan rasa nyaman kepada keluarga jika ruang bathin nya nyaman. Dan.... Ayah-lah yg berkewajiban menyamankan ruang bathin Ibu. Ada ruang dan waktu bagi Ibu utk mencurahkan isi hatinya, misalnya: tidak hanya dibebani oleh pusingnya kenaikan harga2 di luar.
Menurut penelitian, perempuan (makhluk berkromosom XX) yg jiwanya sehat butuh mengeluarkan 20 ribu kata per hari. Ibu yg jarang diajak ngobrol santai oleh suaminya, maka bahasa tubuh dan nada bicaranya tidak mengenakkan. Menyusui anak akan resah, tak sabar dgn kelakuan anak, bahkan cenderung menjadikan anak sbg. sasaran pelimpahan emosi yg tdk semestinya.
Jadi, endapan permasalahan dgn sang ayah dimanifestasikan dlm bentuk amarah yg tidak jelas kepada anak-anak.
Terkadang, ada Ibu yg tetap sabar kepada anak2nya meskipun Ayah tak memberi ruang bagi jiwanya..., tapi manifestasi ekstrim nya dalam bentuk penyakit fisik yg sulit sembuh
Maka tugas wajib ayah adalah memberikan ruang, waktu dan suasana setiap hari bagi Ibu utk bicara sbg. upaya utk selalu menyehatkan jiwanya, mendengar keluh kesahnya. Rangkul Ibu untuk marah dan menangis kepada Ayah saja agar sehat jiwanya, agar Ibu bisa selalu memberikan bunga cinta utk anak-anaknya.
Ibu yg sehat jiwanya dapat menjalankan tugasnya sebagai sekolah terbaik bagi putra-putri nya. Ia bisa tahan berjam-jam mendengar keluhan anak2nya. Ia mudah memaafkan anaknya. Ia menjadi madrasah yg baik utk menanamkan nilai-nilai Robbany..., dan hal ini harus didukung oleh ayah yg memperhatikan bathinnya, disamping kesehatan fisiknya. Ibu harus sehat luar dalam.
Ayah yg hebat, berawal dari suami yg hebat, yg mengerti jiwa dan kebutuhan pasangan. Singkatnya, bahagiakan pasangan kita, krn ia adalah madrasah utama bagi anak-anak kita.
Sumber: Twitter @ajobendri
Intro :
05.03.15
Hy mommies,
Sharing dari grup IIP jakarta
Semoga menginspirasi!
-------------------------
Disclaimer :
1. Artikel berikut bisa di temukan di bentuk forum parenting lainnya. Artikel ini disebarkan dengan sumber yang disebutkan dengan tujuan berbagi informasi berharga.
2. Artikel berikut bisa jadi belum cocok untuk kondisi masing-masing keluarga namun memahami isi materi dengan baik bisa jadi sangat berguna di kemudian hari.
3. Dipersilahkan menyebarkan artikel dengan menyebutkan sumbernya.
4. Silahkan menyimpan artikel atau bisa mengunjungi blog Kijar
5. Di persilahkan untuk berkomentar dan bertanya atas isi materi untuk di diskusikan bersama-sama dengan bahasa yang hangat dan santun.
---------------------------
SOURCE :
Resume kulwapp mingguan IIP jakarta #03 rabu,4maret 2015
“Minta maaf yuukk….”
By Try Yulike
Assalamualaikum wr.wb..
Setiap manusia pasti tak luput dari khilaf. Hanya saja terkadang ada yang menyadarinya dan ada yang tidak. Yang menjadi masalah adalah saat seseorang sulit untuk meminta maaf kepada orang lain karena merasa tidak bersalah. Hal tersebut pada akhirnya dapat merusak tali silaturahmi (kecuali jika orang yang disakiti dengan ikhlas menerimanya). Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menanamkan nilai moral ini sejak dini, terutama pada anak-anak kita.
Sebelum meminta atau mengajarkan anak untuk meminta maaf, sebaiknya orang tua juga perlu menjelaskan pada anak mengenai pentingnya meminta maaf. Anak perlu mengetahui, jika dirinya melakukan kesalahan maka perlu untuk meminta maaf agar tetap dapat menjalin hubungan yang baik dengan orang yang disakitinya, tanpa ada dendam atau sakit hati dikemudian hari. Perlu pula diingatkan bahwa meminta maaf tidak hanya untuk kesalahan yang disengaja.
⭐⭐⭐
Berikut ini terdapat beberapa cara untuk mengajarkan anak agar bersedia meminta maaf saat ia melakukan kesalahan:
1.Menjadi contoh (model) bagi anak
Selama masa perkembangannya, anak akan belajar melalui observasi dan meniru dari model, dimana model utama bagi anak biasanya adalah orang tua. Saat Anda melakukan kesalahan terhadap anak Anda, segeralah meminta maaf dan mengakui kesalahan Anda. Beberapa orang tua yang memarahi anaknya menganggap bahwa anak mereka yang bersalah sehingga orang tua merasa tidak perlu untuk meminta maaf. Sebenarnya orang tua juga perlu untuk meminta maaf dan memberikan pengertian pada anak. Misalnya, “Maaf ya nak tadi udah marahin kamu. Tapi mama marah karena………”. Dengan begitu, diharapkan anak dapat menyadari kesalahannya dan meniru perilaku meminta maaf dikemudian hari.
2.Menumbuhkan empati
Sebaiknya kata-kata maaf tidak hanya diucapkan secara verbal, tapi anak juga harus mengucapkannya dengan ikhlas sehingga ia tidak melakukan kesalahan yang sama dikemudian hari. Keikhlasan dalam meminta maaf tersebut akan tumbuh saat anak menyadari akan kesalahannya. Agar anak dapat menyadari kesalahannya, anak tersebut harus memahami norma sosial dan berempati terhadap orang yang disakitinya. Disini orang tua berperan dalam penanaman nilai moral serta menumbuhkan empati. Misalnya saat anak marah dan memukul temannya, orang tua dapat mengajak anak berdiskusi “Kalau kamu yang dipukul, sakit tidak ya?”. Saat anak dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, diharapkan ia mampu berempati dan menyadari kesalahannya. Misalnya, anak akan berpikir “Oh, ternyata dipukul itu sakit dan saya tidak boleh memukul orang lain”. Dari hal tersebut anak juga telah menanamkan nilai moral. Saat melakukan diskusi seperti contoh di atas, sebaiknya orang tua juga menyesuaikan dengan kondisi anak. Orang tua dapat melakukan diskusi tersebut saat anak sudah sedikit tenang.
Orang tua juga dapat menanamkan empati melalui i-message. Disini orang tua dapat mengemukakan perasaannya sehingga anak mampu mengenali dan memahami perasaan orang tua. Misalnya saat anak melakukan sesuatu yang tidak diharapkan, mungkin orang tua dapat mengatakan “Mama sedih deh kalau kamu coret-coret buku catatan mama, kan mama jadi nggak bisa nyatet nak”. Anak dapat lebih memahami bahwa “Mama sedih kalau saya coret-coret. Berarti saya tidak boleh coret-coret buku mama” dan diharapkan lebih dapat menyadari kesalahannya sehingga lebih mudah untuk meminta maaf . Berbeda saat orang tua berkata “Kamu nakal banget sih coret-coret buku mama!”. Anak dapat menginternalisasi ke dalam dirinya bahwa “Saya nakal” atau anak akan berpikir “Mama jahat”. Hal tersebut tentunya lebih sulit menumbuhkan rasa empati terhadap anak sehingga sulit pula bagi dirinya untuk meminta maaf terlebih dulu.
Saat mengungkapkan perasaannya, sebaiknya orang tua juga perlu memperhatikan intonasi dan ekspresi emosi. Tunjukkan bahwa anda benar-benar sedih atas perilaku anak anda yang kurang menyenangkan.
3.Berikan penguatan (reward)
Saat Anda melihat anak Anda berani mengakui kesalahannya dan bersedia untuk meminta maaf, berikan penguatan. Penguatan yang diberikan bisa berupa pujian, acungan jempol, atau bahkan pelukan. Berikan pengertian pada anak bahwa meminta maaf bukan merupakan tindakan yang membuat seseorang terlihat lemah. Sebaliknya, dengan meminta maaf berarti anak telah memiliki keberanian untuk mengakui kesalahannya dan katakan bahwa Anda sangat bangga dengan keberaniannya tersebut.
4.Bersedia memaafkan
Selain meminta maaf, anak juga perlu belajar untuk memaafkan kesalahan orang lain. Orang tua dapat membantu memberikan penjelasan bahwa setiap manusia pasti memiliki kesalahan. Perlu diingatkan pula bahwa Islam mencintai damai dan mengajarkan saling memaafkan, bahkan Allah dan Rasul pun mampu memaafkan umatnya.
5. Tanamkan sejak dini
Pada usia pra sekolah, anak sudah mampu menginternalisasi/menyerap nilai moral yang ada di sekitarnya. Disini lah nilai moral itu berkembang. Mereka akan belajar mengenai norma sosial tentang mana yang baik dan kurang baik, termasuk apa konsekuensinya. Salah satunya adalah saat anak berbuat sesuatu yang kurang baik terhadap orang lain, maka konsekuensi nya adalah ia harus minta maaf. Selain meminta maaf, nilai moral untuk menjadi seorang pemaaf juga perlu ditanamkan sejak usia dini.
Sekian tips dari saya, mudah-mudahan bermanfaat. Mohon maaf jika masih banyak kekurangan dan saya sangat terbuka dengan berbagai saran dari teman-teman
Sesi diskusi:
1. Mily(4thn) suka banget ngebales adiknya yg lagi suka iseng sekarang.memang adiknya yg mulai duluan.gimana utk menghandle kakak beradik seperti ini ya?
Beri pengertian bahwa adiknya masih belum mengerti tentang apa yang dilakukannya. Jelaskan pula bahwa adiknya mungkin hanya ingin mengajaknya bercanda/bermain. Jika Milly msh merasa terganggu, katakan bhw ia hanya perlu melapor pada ibunya dan biar ibu yg memberi konsekuensi pd adiknya. Jelaskan pula bhw jika ia membalas perbuatan adiknya, maka dlm hal tersebut ia juga bersalah, maka ia jg perlu utk meminta maaf. Tak lupa pula utk memberi pengertian pd adiknya mengenai bgmn cara mengajak kakaknya bermain dg baik & ajarkan pula utk meminta maaf lbh dulu pd kakaknya & jelaskan mengapa adik perlu meminta maaf lbh dulu ✅
2. Kasus kmrn mlm kenzie dorong yeska, saya suruh minta maaf tp malah nangis. Ditanya knp nangis alasannya ngantuk. Saat kejadian saya liat langsung adeknya di dorong. Nah pertanyaannnya disaat kondisi anak mengantuk seperti itu apakah diperbolehkan menunda permintaan maaf nya? Klo kmrn mlm saya diemin dulu tp setelah tenang mau minta maaf.
Apa yg sdh dilakukan bunda sdh benar. Jika anak sdg dlm kondisi yg krg menyenangkan (ngantuk, BT, kesal) sebaiknya tunggu hingga ia mampu menenangkan dirinya terlebih dahulu. Setelah itu, cari suasana yg menyenangkan (misalnya saat bermain bersama), dan tanyakan pelan2 "Kmrn kk knp dorong ade?" Lalu jelaskan mengapa apa yg ia perbuat adlh hal yg tdk baik (jelaskan akibat dr mendorong). Setelah itu, baru pelan2 ajak kk utk minta maaf pd adik. Usahakan tdk terlalu memaksa/bossy agar anak tdk denial/malah menolak utk minta maaf ✅
3. Ipar saya tinggal di luar negeri, beberapa waktu lalu mudik ke indo. Dan pernah suatu ketika saat kami pulang dari jalan2, kami melewati jalan yg tidak biasa dilewati ketika pulang. Anak saya merajuk dan minta lewat jalan biasa yg hanya beda gang saja. Tapi oleh ipar saya dilarang, dg alasan tidak boleh memanjakan. Dan kalau di turuti, maka besok2 akan seperti itu terus. Anak saya menangis, maka saya meminta maaf padanya karena kami sudah sampai rumah dan tidak bisa kembali ke jalan itu lagi. Lantas ipar langsung marah2, dg berkata "kalo ga salah, ga usah minta maaf. kebiasaan org indonesia ga salah minta minta maaf. anak jd ga ngerti apa itu esensi maaf."
benarkah demikian?
Menurut saya apa yg sdh mba lakukan sdh benar. Tp jgn lupa utk menjelaskan bhw perilaku merajuk sang anak jg tidak baik. Jelaskan bhw perilakunya tersebut membuat mba/yg lain tdk happy. Selain itu, Tetaplah membuatnya tdk berkecil hati. Misalnya "Eh, kan kamu udh besar yaa, bukan baby lg. Udh pinter lhooo. Tp anak bunda pasti lebih pinter deh klo ga pake nangis2" ✅
4. ass.mba, saya mw tanya. anak saya 4y3m sering bercanda (spt berantem2an) sama ayahnya. nah seringkali ayahnya bilang "sakit" dan pura2 marah. ayahnya berharap dia (anak saya) minta maaf. tp terkadang sulit sekali anak saya minta maaf. gk hanya itu. saya sudah melakukan apa yg disampaikan dlm materi u mjd role model tlbh dahulu. pertanyaan saya apakah yg hrs saya lakukan lg agar anak saya mulai membiasakan meminta maaf ketika dia melakukan kesalahan?
trima kasih
Walslm. Saat bermain, sebaiknya tentukan rulesnya. Jelaskan mana yg berbahaya mana yg aman. Jika memang sedikit berlebihan, tunjukkan dg tegas bhw kita benar2 tdk menyukai perbuatannya tsb. Bukan berarti hrs beneran marah, tp ortu hrs dg tegas mengatakan STOP! Dan lgs hentikan segera permainan saat itu jg. Katakan bhw ia bs kembali bermain jika ia sdh menyadari kesalahannya & meminta maaf. Jgn lupa bantu jelaskan mengapa ia bersalah (misal, melanggar peraturan, menyakiti, dll). saat anak menolak, berarti anak blm siap utk menerima nasihat/ penjelasan. Tunggu ia tenang dulu, baru di lain wkt berikan penjelasan. Yg tak kalah penting jg adlh pemberian konsekuensi. Berikan konsekuensi yg sesuai saat ia melakukan kesalahan, hingga ia belajar ttg sebab akibat. Dr situ anak bs jg bljr bhw saat ia bersalah, maka konsekuensinya adlh meminta maaf ✅
5. Mba,Nay sudah kami biasakan mndengar dan mengucapkn maaf di rumah.Tetapi saat bermain di luar teman-teman yang berbuat salah seperti memukul atau mengoloknya tak pernah mintamaaf.Jadi dia "protes"ke saya kenapa dia yang harus selalu meminta maaf
Untuk hal tsb, katakan pd anak utk segera melapor pd ortu/ortu temannya mengenai apa yg dilakukan oleh temannya. Disitu diharapkan ortu dpt membantu/menengahi temannya utk meminta maaf/saling memaafkan ✅
6. anak saya, perempuan, 5yo, justru terlalu memaafkan..kasusnya ada anak broken home di kelasnya, suka mukul, dgr2 siy krn si ayah suka mukul ibunya..anak2 lain klo disakiti dgn anak itu nangis, lapor guru,dll.. tp klo anak sy,diem aja, dia emg disakitinya ga seekstrem tmn2nya,justru dia dipeluk tp kekencengan,dia blg ga lapor guru ato nangis ato teriak krn pcuma, tmnnya itu akan tetap spt itu..anak sy tipe yg toleransinya tinggi..justru sy mau dia ada sedikit self defense, maxudnya boleh dia maafin tmnnya itu tp dia jg hrs blg ke tmnnya klo itu menyakitkan ato apapun gt lo..-tika-
Subhanallah, ananda sungguh baik hati yaa ;) Tp disini saya justru bertanya2, apakah benar ananda sdh benar2 memaafkan? Jgn2 ia membiarkan krn merasa "percuma" td atau takut dg temannya tsb. Dlm hal ini, mba Tika bs bantu menjelaskan apa yg akan terjadi jika ia terus berdiam diri. Jelaskan bhw hal tsb tdk hanya berdampak buruk bagi dirinya, tp jg bagi temannya tsb (krn dg berperilaku demikian, ia jg bs dijauhi tmn2 yg lain). Jika hal tsb terus berulang, katakan padanya bhw ia tdk perlu takut utk segera melapor pd guru/ortu ✅
7. Apabila anak melakukan suatu kesalahan dan sdh menyadari jika dia berbuat salah; namun dia merasa jaim untuk minta maaf, bagaimana kita mengatasinya?
Seperti yg sdh disebutkan sebelumnya, jelaskan bhw meminta maaf adlh sebuah perbuatan yg sgt mulia dan hebat. Tdk semua org bersedia minta maaf, sehingga jika ia mampu minta maaf atas kesalahannya, itu adalah hal yg luar biasa, jd tdk perlu malu/jaim utk minta maaf. Tak lupa pula sertakan penguatan/reward saat anak bersedia meminta maaf ✅
8. gimana kalo untuk anak introvert ya... anak saya kembar.. 1 lg ekstrvert dia tdk susah untuk minta maaf na yg satu lagi rava dia agak introvert dan gengsi skali untuk minta maaf.. pdhl saya dan ayahnya sudah menjadi role model untuk urusan minta maaf ini.. tp smp skrg dia msh gengsi sekali utk minta maaf jd kalo dia melakukan kesalahan tidak mau lagsung minta maaf walaupun mau seperti tdk ikhlas, tp kalo dikasih waktu baru dia mau minta maaf dgn benar... metode apa lagi yg harus saya jalankan ya
Selain menjelaskan dr pentingnya/keuntungan dr meminta maaf, sebaiknya jgn dipaksakan saat itu jg krn benar kata bunda, bs jd ia tdk ikhlas dan hanya mengucapkan di mulut saja. Bunda jg sdh mengatakan bhw sebenarnya ia bersedia minta maaf saat diberi wkt. Maka utk selanjutnya berikan wkt sampai ia memahami kesalahannya/sampai jaimnya mereda. Sebaiknya jgn ada penilaian negatif saat ia tdk bersedia meminta maaf (pd bbrp ortu mengatakan "Ih bukan anak baik ah klo kaya gitu.", dll). Dan jgn lelah utk tetap memberikan penjelasan&reward atas perilaku meminta maafnya. ✅
9. Saya guru tk, bila ada murid yang bertengkar biasanya akan diselesaikan dengan saling memaafkan. Namun terkadang ada anak yang sering mengulang kesalahannya dan dengan ringan meminta maaf. Bagaimana sebaiknya menghadapi anak seperti ini?
Hal tsb menunjukkan bhw ia blm sepenuhnya memahami.kesalahan yg ia perbuat. Baginya, minta maaf hanyalah utk menyelesaikan mslh pd saat itu. Nah, saat minta maaf, sebaiknya dijelaskan lg mba ttg kesalahannya. Dijelaskan lg alasan knp hrs minta maaf. Minta jg utk tdk mengulanginya lg. Berikan pula konsekuensi yg tegas jika ia msh mengulangi. Utk konsekuensi yg tegas disini mksdnya adl bukan dg dimarahi/diberikan hukuman. Misalnya, ia tdk blh istirahat/bermain saat ia mengulangi kesalahannya. Atau bs jg menerapkan sistem time out ✅
10. Hi mba, ttg kulwap aku mau tanya dong,
1.bagaimana cara mengajarkan anak untuk meminta maaf, tp anaknya sdh remaja?
2. Anak sy yg plg kecil ketika umur 4 taun pernah menendang teman sy (tante a), lalu oleh tante a dsuruh minta maaf, lalu anak sy blg "maaf" tp si tante a tidak terima, dia memegang anak sy sambil menyuruhnya untuk meminta maaf dengan sopan "maaf tante" tp anak sy tidak mau melakukannya, dan teman sy tetap dengan keras memegang anak sy sampai anak sy mau meminta maaf dengan sopan, bahkan sampai anak sy ngompol krn teman sy tidak mengizinkan anak sy k toilet sblm meminta maaf dengan sopan. Hal ini membuat anak sy trauma dengan meminta maaf stlh melakukan kesalahan. Bagaimana menumbuhkan kepercayaan dirinya lg spy anak sy mau minta maaf spt sblm kejadian tsb? Tq
10. Menjawab pertanyaan 1. Bagi anak remaja tentunya lbh sulit utk menerima nasihat. Yg pertama, kita dengarkan dulu penjelasannya mengapa ia berbuat demikian. Coba pahami perasaannya, coba lihat dr sudut pandangnya. Dr situ bs dijelaskan pelan2 mengenai apa yg kita rasakan. Misal "Jadi kamu kesal ya saat dia berbohong?" Lalu jelaskan perasaan kita "Mama mengerti perasaanmu, tp mama jg sedih/kecewa jika kamu membalas/bersikap demikian"
2. Wah, jika sdh sampai trauma, sebaiknya bunda mencari bantuan utk menghilangkan traumanya terlebih dulu. Setelah itu bs bantu jelaskan bhw tante a tdk bermaksud demikian dan jelaskan mengapa sampai tante a berlaku demikian. Jika dikemudian hari terulang lg, sebaiknya bunda jg meminta yg bersangkutan utk meminta maaf pd anak bunda. Jelaskan pd mereka bhw memaksa anak utk meminta maaf pd saat itu jg bukanlah hal yg tepat. ✅
11. Pertanyaan lanjutan dari mba happy Kenzie klo minta maaf nggak mau sendiri, mesti ditemenin dan minta di dikte, jd mamanya dulu yg bilang nnti diikuti kenzie, terkadang kenzie bilangnya sambil ketawa. Bolehkah seperti itu? Apakah tidak menghilangkan tujuan dr mnta maaf?
Mengingat usia kenzie yg msh preschool, tdk ada salahnya jk mamanya membantunya. Namun tetap perlu dijelaskan alasannya mengapa hrs minta maaf. Stlh sedikit lbh besar, bs lbh dimotivasi (ayo dong ka blg sendiri. Kan kk udh gede, masa blg maaf aja msh ditemenin?). Selain itu, dg tegas pula kita jelaskan bhw meminta maaf bukanlah main2 & meminta maaf berarti kita melakukan hal yg krg baik, oleh krn itu tdk blh diucapkan sambil tertawa. Jelaskan bhw jika ia mengucapkan sambil tertawa, maka org akan sulit utk memaafkannya ✅
12. Minta tips nya dong mbak, kalau anak saya (2y6m) dinakalin temennya atau dicurangin anak yg lebih besar, kok saya selaku ortu malah yang geregetan sama temennya itu ya, rasanya mau membalaskan dendam anak saya ke anak itu karena anak saya masih lebih kecil terlihat tdk berdaya, pdhal anak saya cepat sekali memafkan temannya itu dan bermain lg dg temannya itu meskipun beberapa saat kemudian pasti dy dicurangin temen itu lg sampai menangis. Klo kejadian spt itu, sikap apa yg harus saya ambil ke temen anak saya dan juga ke anak saya sendiri?
Sebaiknya dlm bermain tetap diawasi/difasilitatori oleh ortu. Jgn lupa utk menerapkan rules sblm bermain. Jika ada yg curang, ortu dpt memberikan peringatan/menghentikan permainan. Ortu jg bs menjadi penengah & meminta anak yg curang tsb utk minta maaf pada anak bunda & berjanji utk tdk mengulanginya lg. Jika usia anak terpaut cukup jauh, coba bunda cari yg lbh seusia dg anak bunda & pilih permainan yg sesuai dg usia tersebut. Pendampingan ortu saat bermain, mampu menumbuhkan rasa percaya diri & rasa aman (secure) pada anak shg diharapkan nantinya anak akan mjd lbh berani utk blg "Tidak" pd hal yg merugikan dirinya ✅
Intro :
3 Maret 2015
Hy mommies, ini artikel yang dijanjikan ya. Sekadar info Ayah Edy adalah salah satu praktisi pendidikan dan menggagas Indonesia Strong from Home. Ayah Edy menganggap semua anak itu unik dan memiliki potensinya sendiri. Lebih jelasnya akan diceritakan di bawah ini. Semoga menginspirasi!
------------------------Disclaimer :
1. Artikel ini disebarkan dengan sumber yang disebutkan dengan tujuan berbagi informasi berharga.
2. Artikel berikut bisa jadi belum cocok untuk kondisi masing-masing keluarga namun memahami isi materi dengan baik bisa jadi sangat berguna di kemudian hari.
3. Dipersilahkan menyebarkan artikel dengan menyebutkan sumbernya.
4. Silahkan menyimpan artikel atau bisa mengunjungi blog Kijar
5. Di persilahkan untuk berkomentar dan bertanya atas isi materi untuk di diskusikan bersama-sama dengan bahasa yang hangat dan santun.
-------------------------SOURCE : Rosa Adelina
Judul : Ayah Edy Memetakan Potensi Unggul Anak
Pengarang : Ayah Edy
Penerbit : Noura Book Publishing
Harga : +/- Rp.50.000
Sebenarnya buku ini merupakan kumpulan kisah dari anak-anak yang ditangani oleh Ayah Edy dan ternyata mereka memiliki potensi unggul yang tak terbayangkan sebelumnya. Beberapa poin yang menarik adalah sebagai berikut:
1.Tujuan itu penting oleh karenanya kita perlu tau mau jadi apa anak kita. Spesifikkan karena profesi yang spesifik adalah profesi yang dicari dan bisa menjadi daya saing anak-anak kita.
2.Temukan bakat dan minat anak. Hal-hal yang disukai bisa jadi merupakan minat anak namun belum tentu hal-hal yang disukai menjadi salah satu bakat anak. Oleh karenanya kita perlu me-list minat dan bakat anak. Caranya bagaimana? List hal-hal yang suka dikerjakan anak, buat skor untuk minat anak (1-10) lalu list pula bakat anak (misal pandai bernyanyi, pandai meronce,pandai bersosialisasi dsb) dan buat skor juga. Sandingkan. Pilih minat dan bakat dengan 3 skor tertinggi lalu buatlah plan dengannya. Ajak diskusi anak, dia mau yang mana.
3.Berikan stimulasi sedini mungkin dan perluas wawasan anak. Beberapa orang akan memperlihatkan bakat pada usia yang dini dan ada pula yang belum,ada faktor informasi di dalamnya. Akan lebih baik anak-anak diberikan wawasan terhadap profesi. Buatlah kegiatan setiap bulan misalnya untuk memperkenalkan profesi ke anak sehingga ketika umur 14 tahun anak akan bisa menentukan apa yang dia mau dan fokus. Fokus juga menghindari anak untuk melenceng dari jalur yang direncanakan sehingga insya Allah dapat terhindar dari narkoba dan seks bebas.
4.jangan mudah terstigma dengan anak ADD dan ADHD. Mereka memiliki keunikan namun sama dengan anak-anak lainnya. Anak ADD dan ADHD juga memiliki potensi besar yang diarahkan dapat menjadi hebat, contohnya Marthaa Tilaar. Hayoo siapa yang ga kenal ibu satu ini. Jadi percaya sama anak juga merupakan salah satu kunci keberhasilan menemukan potensi anak.
5.Ketika minat dan bakat sudah terpetakan, pilih tempat terbaik untuk menempuh cita-cita tersebut. Karena untuk menjadi yang terbaik harus ditempa di tempat yang terbaik pula. Sebagai orang tua, perlu memiliki tekad yang kuat jika ingin anaknya berhasil.
6.Kalau perlu buat step-step yang harus dilakukan untuk mencapai cita-citanya.
Sekian review bukunya, kurang lebihnya mohon maaf.
Mari berdiskusi
Intro :
02.03.15
Hy mommies,
Saatnya mengajarkan balita perasaan kecewa. Siap menyimak?
Cekidot
Semoga menginspirasi!
-------------------------
Disclaimer :
1. Artikel berikut bisa di temukan di bentuk forum parenting lainnya. Artikel ini disebarkan dengan sumber yang disebutkan dengan tujuan berbagi informasi berharga.
2. Artikel berikut bisa jadi belum cocok untuk kondisi masing-masing keluarga namun memahami isi materi dengan baik bisa jadi sangat berguna di kemudian hari.
3. Dipersilahkan menyebarkan artikel dengan menyebutkan sumbernya.
4. Silahkan menyimpan artikel atau bisa mengunjungi blog Kijar
5. Di persilahkan untuk berkomentar dan bertanya atas isi materi untuk di diskusikan bersama-sama dengan bahasa yang hangat dan santun.
---------------------------
SOURCE : Kontributor
Anakku Belajar Kecewa
Oleh Laksmira Ratna Bayuardi
Mengajarkan anak memilih adalah tanggung jawab orangtua, memilih dan konsekuensinya tidak terpaku hanya pada benda namun juga dalam menentukan sikap. Pastikan Anda menjelaskan pilihan konsekuensinya dengan penuh kasih sayang dan yakinkan apapun pilihannya Anda akan tetap bersamanya apabila itu yang diinginkannya. Dan dalam hal ini, orangtua sebagai guru yang paling utama bagi anak, wajib mengajarkan memilih mana yang baik atau buruk. Jika pilihan itu tidak mengenakkan untuk anak pun, orangtua harus mau memahami.
Saat seorang anak memilih sesuai pilihan yang diberikan, dengan konsekuensi yang dikomunikasikan dengan baik, anak akan belajar dari rasa kecewanya dan mengolahnya perlahan menjadi baik. Dari sini anak belajar akan kehidupan dan skill atau kemampuan berkehidupan.
⭐⭐⭐
Balita belajar kecewa
Orang tua kerap tak tega melihat balitanya kecewa jika keinginannya tak dikabulkan. Padahal, mengalami kekecewaan adalah hal yang penting untuk dilalui.. Tinggal bagaimana Anda mengatasi kekecewaannya dengan baik.
Anak-anak kecewa dan frustrasi ketika permintaan atau keinginannya tak dipenuhi segera. Reaksi balita menghadapi kekecewaan biasanya menangis, uring-uringan bahkan mengamuk. Orang tua biasanya pusing melihat balita berulah demikian. Daripada membuat heboh sekitar, orang tua biasanya memenuhi saja permintaan anak-anaknya atau ada yang justru memarajinya dengan keras yang membuat tantrumnya justru semakin jadi.
⭐⭐⭐
Anak belajar kecewa
Pertemuan dengan keluarga besar atau pun teman sebaya merupakan kesempatan baik sekaligus tantangan bagi anak untuk belajar bersosialisasi dan mengolah emosinya. Termasuk di dalamnya adalah berbagi, mengalami kekecewaan dan seterusnya.
Bila anak rutin berkunjung ke rumah nenek-kakek atau keluarga lain, itu baik karena cara ini melatih anak mencoba menghadapi masalahnya. Saat ia bermain dengan saudaranya, bisa saja ia tidak kebagian mainan yang diinginkan. Dan mungkin anak Anda akan kecewa, tapi itu merupakan kesempatan baik bagi anak belajar menerima kekecewaan.
Agar ia tidak menekan rasa kecewa, marah, dan kesalnya, ibu dapat mengawasinya, sehingga saat melihat perubahan mimik wajahnya, dapat langsung menampung perasaan negatifnya. Katakan padanya bahwa Anda tahu ia kecewa, dan tawarkan bantuan untuk meminta giliran pada sepupu-sepupunya. Sehingga ia dapat merasakan dukungan moril dari ibu, dan ini membuat perasaannya lega. Katakan betapa senangnya Anda karena ia mau menceritakan perasaan negatifnya.
Jelaskan padanya, setiap orang pasti ingin mendapatkan apa yang ia inginkan, tetapi dalam kenyataannya tidak selalu bisa terpenuhi. Bila situasinya terlalu berat untuknya, misalnya ada sepupu yang terlalu mendominasi, ibu perlu turun tangan dengan memberikan batas waktu untuk setiap anak dengan menggunakan hitungan jam atau menit. Sehingga, setiap anak merasa telah mendapat hak yang setara dengan anak yang lain dan sekaligus belajar mengendalikan keinginannya untuk mendominasi orang lain.
Ajarkan anak untuk selalu berbicara pada orang lain dengan cara yang baik dan sopan untuk mengutarakan apa yang ia inginkan atau harapkan dari orang lain
⭐⭐⭐
Memperkaya pengalaman
Melalui pengalaman kecewa, anak bisa belajar banyak hal. Pengalaman ini juga akan memperkaya pengalaman anak, sama seperti pengalaman hidup lainnya.
Bagaimanapun, orang tua tidak dapat menghindarkan balita dari rasa kecewa, frustasi, atau sedih. Di samping itu, melalui pengalaman kecewa ini, balita belajar bahwa dalam hidup itu ada batas-batasnya, dan batas itu ada bukan untuk menyakitinya, itu sebabnya penting untuk mengatasi kekecewaan anak dengan kasih sayang dan juga pengertian.
Selain itu, dengan kemampuan anak mengatasi kekecewaan yang semakin baik dengan pendampingan dan pengertian yang dibetikan orangtuanya, ia juga belajar melihat kekecewaan bukan sebagai masalah melainkan tantangan. Tantangan demi tantangan yang berhasil dilewati dapat membangun rasa percaya dirinya.
⭐⭐⭐
Atasi kekecewaan dengan cinta
Dalam mengajari anak menghadapi kekecewaan, yang perlu digunakan adalah kalimat dan nada bicara positif. Tentu saja tak mudah nsmun disitulah tantangan ujian bagi orangtua.
Namun percayalah, hasil dari cara ini dapat Anda petik ketika ia beranjak usianya, teurama saat keterampilan bicara dan sosialnyanya berkembang pesat.
Intinya adalah, ketika anak mengalami kesedihan dan kekecewaan, sementara orang tua selalu memberi respons positif dan dukungan untuk menghadapinya, anak jadi tegar dan kuat.
Sebaliknya, bila anak banyak mengalami kekecewaan namun hanya sedikit respons positif dari orang tua, ia tumbuh menjadi seseorang yang selalu ragu-ragu, tidak percaya pada dirinya sendiri dan juga orang lain. Anak bahkan bisa agresif karena tidak berdaya. Berusahalah untuk selalu bersikap proporsional, yang perlu Anda ingat adalah, ketika anak mengalami beberapa kekecewaan kecil, ia selayaknya memperoleh segudang curahan cinta dari ayah dan bundanya.
1⃣ Beberapa waktu belakangan ini anakku (4thn) gampang banget bilang kesal dan marah-marah jika keinginannya ga dipenuhi.kalau saya telisik lbh lanjut,sepertinya dia meniru cara saya jika saya sedang kesal.yg ingin saya tanyakan,bagaimana sebaiknya saya bersikap jika anak sedang dalam posisi kesal seperti itu?krn kadang saya sendiripun turut terbawa emosi -Dian-
1⃣ bu, krn sikap yg dimunculkan adl copas (copy paste) ananda maka itu adl cermin ibu utk ibu berusaha lbh agar bila sdh kesal dirubah sikapnya mjd lbh positif . Dan saat ananda sdg bersikap spt ibu maka ibu perlu tanyakan pd nya dg senyum "kok kakak gt sih? Emang ibu gt ya kak kl marah? Ibu mnt maaf ya nak..hrs nya ibu gak spt ibu..terimakasih ya ibu sdh diingatkan, kita sama2 yuk ganti mukanya dan ngomongnya kl lg kesel yuk.." pemberian pengertian dg nada ramah dan kesadaran ibu utk meminta maaf dan berusaha jg utk berubah itu sangat2 besar dampak positifnya bagi anak, bgmn pun reaksi yg akan ia munculkan saat ibu mengutarakan itu✅
2⃣Apa yg sebaiknya orang tua lakukan jika anaknya lg tantrum ditempat umum?apakah baik jika menegurnya dimuka umum? -Rahma-
2⃣ tantrum adl cara ananda mengkomunikasikan apa yg ia rasakan yg tdk sanggup ia jelaskan secara verbal atau bahkan ia sendiri tdk paham dg apa yg sdg ia rasakan. Saat itu terjadi bila ibu jg kesal maka sebaiknya didiamkan..tp bila ditempat umum jg mengganggu maka ajaklah ke mob atau ketempat sepi, bila tdk bisa dibujuk maka biarkan hingga terluapkan..setelah selesai jgn lupa ibu tawarkan pelukan dan sll katakan.."ibu tau kamu kesal nak, maaf ibu tdk mengerti maksudmu/maaf ibu tdk bisa menuruti keinginanmu krn....(sll jelaskan reasoningnya), tp lain kali tolong jgn spt itu lg ya". JANGAN PERNAH nenegur/memarahi anak dimuka umum✅
3⃣Apakah cara mengajarkan konsep kecewa pd anak dgn usia beragam sama?terutama pada usia dibawah 1thn -wati-
3⃣ saya yakin setiap keluarga memiliki caranya masing2 sesuai dgn karakter tiap keluarga yg berbeda beda, yg penting adl org tua memahami konsep dari belajar kecewa dg kasih sayang
4⃣ malam mbak. Anak saya sering marah setiap saat. Diberi pilihan juga marah kalau hasilnya di luar rencananya. Gimana ya mengajarkan bertanggung jawab dan kecewa untuk anak umur 7 tahun? -diya-
4⃣malam. Bisa jd ananda menyimpan kekesalan disekolah atau dilingkungan bertemannya. Sebaiknya ditanyskan lbh lanjut knp ia sering kesal, apa yg dipikarkan dan rasakan, tanyakan saat ananda dlm Kondisi tenang, dan tanyakan dg nada halus dan santai tdk spt mau menasehati, kemudian siapkan telinga anda mjd pendengar yg baik ✅
5⃣ Bagaimana menghadapi anak yang lebih banyak diam saat kecewa? Kalau ditanya lebih banyak diam atau jawab pendek-pendek. Atau hanya bilang gpp. Anak saya usia 8 tahun lelaki mbak laksmi. -Anti-
5⃣ bila setelah ditanya ananda diam atau jwb gpp, ibu bisa tekankan bhw "kakak bisa buat cerita atau bercerita ditulisan atau digambar atau bahkan musik" pd dasarnya ananda butuh media utk menyalurkan secara positif apapun yg dirasakannya. Stlh itu ibu bisa mnt ijin utk membaca ceritanya,atau ke grafolog utk mengetahui apa arti dari tulisan atau gambarannya agar ibu lbh bisa memahami apa yg sdg dirasakan ananda✅
6⃣ Kenzie 4y3m, skrg klo kalah main, tertinggal teman ketika lg main lari2, jadi inginnya paling duluan dan menang. Klo nggak dia nangis. Pdhl sdh diberi pengertian kalah gpp yg penting kejujuran. Terus lg belajar nulis pun bgt, alih2 mencoba malah beralasan nggak bisa lah, nggak tau lah, pdhl belajar nya atas permintaan sendiri. Diberi pengertian gpp salah namanya belajar kadang ada salahnya sebisanya kk aja, tp ttp nggak mau start nulis. Jd bingung emak bpk nya hrus berbuat apa utk kenzie. Apa dari kami yg salah mmberi pengertian? -happy-
6. Bu, ananda kelihatannya sdg mencoba2 mendalami otoritas. Yg ibu lakukan saya lihat sdh betul, bila msh mogok stlh diberi pengertian coba didiamkan bu namun sbnrnya ibu perhatikan diam2. Beritahu dg tenang bila tdk mau mencoba memulai ya tdk akan pernah bisa..kmdn ibu perhatikan bgmn sikapnya✅
7⃣ Terkadang kakek/nenek suka ga sabaran ngeliat anak kita kesal krn ga mendapatkan yg dia mau.padahal itu cara kita utk mengajarkan kpd anak bahwa segala sesuatu ada konsekuensinya.bagaimana cara kita menjelaskan kpd anak ya? -Dian-
7⃣jelaskan pd anak mengenai setiap pilihan pasti ada kobsekuensi yg hrs dijalani dan bila ada pilihan yg tdk enak rasanya itu normal, kakak marah dan nangispun normal, tp jgn lama2 dan bisa kita coba lg. Bila bisa jelaskan jg pd kakek neneknya✅
8⃣ Arsa usia 7,5tahun mbak laksmi. Laki2 kelas 1SD. Klo sedang cerita cerewet sekali semua diceritakan. Tapi klo yg menyangkut perasaannya trus qta berusaha affirmasi dgn kalimat tanya dan pelan2. Cenderungnya denial. Padahal kami sering mengatakan gpp kalah..gpp klo kesal..oiya emg ga enak ya nak digituin eman.. tapi ujung2nya sering denial dengan perasaan sesungguhnya. Gimana ya mengajarkan kecewa itu gpp, wajar, ke anak saya? -Audia-
8⃣ dengan terus mengajarkan pemahaman ttg kecewa dan dan bgmn mengatasinya maka ibu sdh menanamkan pd ananda bekal tsb, bertahap ia akan mampu dan denial yg diberinya bs mjd sugesti diri baginya sendiri shg dia mampu menghadapinya, bisa jg ditunjang grafoterapi✅
9⃣ Anak saya (17m), apabila ia merasa kecewa krn tdk mendapat mainan, akan langsung menangis keras. Sbg orangtua, apa yg bs kita lakukan utk mengajarkannya mengekspresikan rasa kecewa sementara kemampuan bahasanya jg msh terbatas? -Titis-
9⃣ diusia ini ananda sdg eksplorasi otoritas dirinya bu, dan menangis keras itu jg adl ekspresi dirinya berkomunikasi. Jadi masih normal diusia ini sampai kira2 3th atau lbh akan berkurang dan mulai memahami konsep otoritas yg dipelajarinya mll trial n error.✅
Keponakan aku kelas 6 SD mbak laksmi. Anaknya penurut banget. Kalau sama perkataan orang tua dan adiknya cenderung ngalah. Rankingnya jelek atau kalah baisa aja kayanya. Ga ada ekspresi kecewa. Kadang orang tuanya bingung kenapa reaksinya selalu biasa saja? Apa berarti anaknya tidak gampang kecewa mbak? -Suma-
justru hrs diajarkan berekspresi ibu, seharusnya ia belajar melawati egois,otoritas,tantrum. Yg tjd kelihatannya adl ananda justru memendam dan minimnya percaya diri, ambisinya tdk tumbuh yg seharusnya tumbuh pesat diusianya. Sebaliknya dari tdk gampang kecewa ia justru cenderung gagal belajar kecewa dg menempatkan diri sbg yg sll kalah. Tdk tumbuhnya rasa fight dlm dirinya.✅
1⃣1⃣ Menyambung pertanyaan tadi.Terkadang stlh diberi pengertian ada kalanya mau mencoba walau sebentar dan ttp beralasan, terkadang tdk lanjut dan lebih memilih permainan lain. Jika cenderung lbh ke berhenti mencoba atau tdk bermain dgn teman lg apa yg harus kami lakukan selaku orang tua? -Happy-
1⃣1⃣ coba ibu perhatikan berjalan slm brp lama ia akan menjauh dr teman2nya dan apakan ada saatnya kmdn ia kembali lg mencoba. Apabila kmdn ia kembali lg pd teman2nya maka ia mmg membutuhkan wkt utk self healing dan itu tdk apa2, begitupun bila kmdn ia mencoba lg. Dlm hal ini ananda keliahatannya kurang percaya diri dan hrs diberi contoh konkrit org2 yg gagal namun bangkit lg dan bila dalam 1 hal ia kecewa mgk ibu bisa mencoba mengajak utk ttp kpn hal tsb tp melalui cara yg lain. Semangat terus ibu utk terus mengajaknya mencoba byk hal baru dan mengajaknya melihat contoh2 org yg gagal namun tdk putus asa utk bangkit✅
1⃣2⃣Yasmin 7,8thn sering ngambek krn ktnya mama pilih kasih ke adik. Sy merasa sdh berusaha adil membagi waktu. Rasa kecewa nya dilampiaskan ke adik nya,,sering jahil sampe adiknya nangis. Mungkinkah blm siap mjd kk? Apa yg harus sy lakukan bu laksmi? -weny-
1⃣2⃣ bisa jd saat sblm adiknya lahir ia blm siap atau kurang pemahaman ttg adik dan dirinya. Ibu bisa buat waktu rutin utk menghabiskan waktu berkualitas berdua saja seharian dan disetiap saat yg memungkinkan bila sang adik ssg tidur atau sdg tdk bersama ibu✅
1⃣3⃣ Rakha, 6tahun. Kalau marah atau kecewa sama temannya ga berani melawan. Tapi nanti sampai rumah marah2 sama ibunya. Atau berfantasi nanti aku beli senapan aku tembak. Atau nanti aku bikin jebakan biar klo dia lewat meledak. Saya sampai seram dengarnya. Tapi pas saya tanya baik-baik katanya cuma becanda. Bagaimana ya mengatasi kecewa untuk anak yg jago kandang dan hanya berani mengungkapkan di rumah? -Ria-
1⃣3⃣ sebaiknya mmg begitu ibu, bagus skl ananda mau meluapkan pd ibunya, yg ibu perlu ajarkan adl ajak ananda utk mengalihkan kekesalannya dg berfantasi menggunakan benda2 yg lbh lucu..misal: kak jgn serem2 gt ah ibu takut dan sedih..mendingan kita berkhayal kakak beli balon air aja nanti trus kl dia kena basah kuyup deh.." sbnrnya yg dilakukan ananda adl pelepasan kekesalan..penyalurannya spt itu yg mana msh sehat krn tdk dipendam atau mlh bully thd org lain yg lbh lemah atau org dirumah yg baginya mudah, hny perlu peralihan alat2nya saja kmdn bila bisa coba alihkan kpd menggambar atau menulis kisah usil yg lucu2 spt misal cerita si kancil ✅
1⃣4⃣ Bagaimana strategi belajar kecewa utk anak yg usianya beranjak remaja dan jika diingatkan/dinasehati cenderung 'ngeyel'/melawan? -Reytia-
1⃣4⃣ untuk usia yg mulai pra remaja dan remaja ibu sdh hrs mengajaknya bicara spt pd sahabat yg ibu hormati, ibu hrs sgt perlahan dan berhati2 saat berbicara, utamakan menghormatinya namun jg dg ksh sayang dan ramah tamah krn diusia ini ia sdg mencari identitas dirinya.diusia ini kondisi fisik dan psikologisnya sdg berubah shg hormon sgt mempengaruhi emosinya. Diusia ini ananda sdh tdk mau menerima kata2 yg bersifat nasehat tp lbh kpd sharing. Akan dibutuhkan byk sharing masa lalu ibu dr yg baik hingga yg kurang baik dan akibatnya kmdn bgmn ibu memperbaikinya✅
1⃣5⃣dear bu laksmi, saya pernah baca tentang anak 0-2 tahun kan dalem fase pembentukan trust & mistrust (teori erik erikson kl ga salah) nah misal kita terlalu banyak ks kekecewaan apa bisa berakibat tidak terbentuk trust sama ortunya ? Sedangkan kita tahu fase membentuk anak bs percaya sama ortunya kam sangat penting ya bu, terima kasi ya -rara-
1⃣5⃣ tdk hny tdk terbentuk mistrust tp jg tdk tumbuh percaya dirinya dan self of belonging nya. Diusianya ia sdg belajar ttg self nya,otoritasnya dan jg komunikasinya.diusia ini sgt wajar bila tantrum krn itu adl cara berkomunikasinya sblm ia mampu menguasai bahasa komunikasinya sendiri. Sama spt saat msk remaja, diusia ini mrk jg sdg bingung dan belajar ttg dirinya yg berusaha mandiri namun blm bisa. Maka sebaiknya ya sewajarnya dan proporsional saja krn bgmn pun teori berbeda prakteknya dan setiap culture dan ras memiliki karakternya masing2 dan kelebihannya masing2 ✅
Intro :
27.02.15
Hy mommies,
Untuk mengakomodir salah satu pertanyaan member.. juga untuk bekal kita, ketika anak kita beranjak remaja kelak.. atau sebagai modal menghadapi remaja di sekitar kita.
Tema : move on untuk remaja
Semoga menginspirasi!
-------------------------
Disclaimer :
1. Artikel berikut bisa di temukan di bentuk forum parenting lainnya. Artikel ini disebarkan dengan sumber yang disebutkan dengan tujuan berbagi informasi berharga.
2. Artikel berikut bisa jadi belum cocok untuk kondisi masing-masing keluarga namun memahami isi materi dengan baik bisa jadi sangat berguna di kemudian hari.
3. Dipersilahkan menyebarkan artikel dengan menyebutkan sumbernya.
4. Silahkan menyimpan artikel atau bisa mengunjungi blog Kijar
5. Di persilahkan untuk berkomentar dan bertanya atas isi materi untuk di diskusikan bersama-sama dengan bahasa yang hangat dan santun.
---------------------------
SOURCE : Group 2 HSMN
Resume diskusi Group HSMN 2
Tanggal : 17 februari 2015
Narasumber : bu Dhian 'Motivateens' Fatmasari.
Penulis buku Move On Nggak Pake Lama (penulis buku move on) dengan tema "mengajak remaja untuk move on"
Moderator : dewi bunda afkacenna
Notulen : dewi mustika rini
Assalamu'alaikum
Alhamdulillah. ..akhirnya sy bisa silaturahim dng ibu2...mhn maaf u
insiden pekan lalu...
U malam ini mari kita saling berbagi ttg 4 ON for parents...u malam ini terutama ditujukan u ortu2 remaja.
Pertama : VISION
sy tdk akan menjabarkan teori ttg visi, krn sy yakin ibu2 semua memiliki pehaman yg lbh dalam ttg makna visi....tp yg ingin sy garis bawahi, pernah kah dan sudah kah ibu2 scr rutin berbicara ttg masa depan anak2 bersama anak2 ? Atau bahkan, sdh kah diskusi ttg visi
anak2 dituangkan scr tertulis dlm bentuk 'life map' ?
Pengalaman saya, semua remaja yg 'out of control' krn mereka tdk memiliki visi atau panduan dlm mengarahkan hidupnya....visi yg tertulis juga membantu kita u 'stay focus forward' ketika menghadapi kondisi2 yg tdk diharapkan dr remaja2 kita.
Maksudnya, vision membantu menjaga pikiran2 kita u fokus pd kebaikan2 atau kekuatan2 remaja kita. Dengan demikian, remaja2 kita tumbuh dengan self esteem yg kuat
kedua : ACTION
Ibu2, sebelum take ACTION u membantu remaja2 kita mencapai
terbesar yg dibutuhkan remaja, yaitu :
1. Kebebasan dan ruang u mjd diri mereka sendiri
2. Dipercaya
3. Dicintai
4. Dihargai
5. Diberi kesempatan u lbh leluasa
Dengan demikian Step2 u ACTION adalah :
1. Perkuat keyakinan dan terus memupuk penghargaan diri serta rasa percaya diri remaja2
2. Kenalkan remaja dng strategi2 efektif u 'sukses di sekolah dan berhasil di kehidupan ( co strategi sukses di sekolah : mencatat dng metode mind map, menghafal dng
metode magasing. Co strategi berhasil dlm kehidupan : belajar mengelola emosi negatif, belajar berkata 'tidak' thd teman yg negatif, membangun hubungan yg sehat dng ortu dan guru
Ketiga : PASSION
U langkah teknis menemukan passion remaja sy rasa bny metode di luar sana. Yg penting u kita lakukan adalah menghargai setiap kekuatan remaja2 kita dan membantu mereka u mengembangkannya.
Saat ini khan bny tuh fenomena sarjana teknik tp mslah jd guru, sarjana ekonomi malah buka bengkel....he he he....smg tdk terjadi
remaja kita.
Keempat : COLLABORATION
Yuukks kita bekali remaja2 kita dng kemampuan bekerja sama yg baik. Carsnya ? Mari sbg ortu bekali diri dng kemampuan 'mendengar' dan 'memberi teladan'.
Pertanyaan
1. Aslm. Bagaimana bila kita sdr masih dlm proses belajar utk mengelola emosi negatif..sementara kita sdh harus melatih anak2 remaja kita utk mengelola emosi negatif mereka. Bagaiman agar kita sbg ortu dapat belajar lebih cepat utk mengelola emosi negatif tsb. Terimakasih.
Jawaban :
So, ibu2 yg
dirahmati Allah. .....kita2 nya dulu yg mesti belajar handle emosi2 negatif.
Caranya ???
1. Praktek pertama : tips ini sy dapatkan dr mas Krishnamurti.....pindahkan semua emosi negatif dr dlm tubuh ke tangan yg lebih lemah ( biasanya tangan kiri )
2. Langkah kedua : pindahkan semua emosi positif ke tangan kanan. Bayangkan, rasakan, dengarkan saat2 ibu2 benar2 happy or dlm kondisi peak performance
3. Ketiga : sesuai hitungan ibu2 sendiri...lakukan dng sangat cepat, satukan kedua tangan dng sangat keras. Bisa sambil teriak
YEZZZZZ....boleh sambil digosok2 kedua telapak tangannya
Terus lakukan sampai menjadi sebuah kebiasaan, shg saat ibu2 merasa ketidaknyamanan ibu2 bs dng cepat kembali pd suasana positif.
Msh banyak tips, tp kayaknya yg paling gampang itu yaaa....
U remaja, saat mereka pd kondisi kurang nyaman ada bbrp tips :
1. Rubah fisiologi tubuh....
2. Rubah fokus / gambaran di pikiran
3. Rubah ucapan, kalo terbiasa ngomong 'mati gw....' ato 'sial.....sial.....' ya begitu lah diri mereka.....jd biasakan bahkan pd kondisi2 yg menantang, ucapan
mereka selalu positif. Co : aku pasti bisa !!!
Pertanyaan :
2. Tanya bun ,saya ingin memberi keoercayaan pd anak sy,tp sy juga pgn mengontrolnya.....krn sebuah pengalaman pribadi di keluarga sy sblumnya,kakak sy yg dberi kpercayaan tnpa kontrol ortu akhirnya malah jd orang yg cuek dg keadaan,dn ortu pun kaget ktika mngetahui anaknya tdk seperti yg dharapkan..
Gmn ya strateginya...
Jawaban : Bunda............sesungguhnya kunci
utama 'pengendalian' remaja adalah strategi komunikasi. Sy beri kutip kata pengendaliannya, krn pengendalian pd anak2 dan remaja sedikit berbeda.
Bagaimana caranya ??
1. Fokus pd kekuatan dan kelebihan anak. Bukan berarti remaja tdk pernah melakukan kesalahan. Tp sikap kita menentukan seperti apa remaja2 itu kelak.
Co : ini true story....2 org remaja tertangkap basah mengutil di swalayan. Ayah anak A, begitu tiba di kantor polisi langsung memeluk dan berkata,' Ayah sayang padamu, nak !! Apa yg bs ayah bantu ?. Ayah anak B langsung menempeleng si anak hingga dia terjatuh dr kursinya.
Bbrp tahun kemudian, A menyelesaikan kuliahnya dan mjd profesional, dan B mati tertembak pd usaha perampokan bersenjata. Naudzubillah.....
2. Belajar u mendengarkan dengan aktif. Beri perhatian dan fokus 100% saat anak menyampaikan apa pun yg terjadi dan gigit lidah ibu2 u tdk mudah memotong atau berkomentar. Pahami dan hargai dulu perasaannya dan bahkan bila perlu tdk usah memberikan nasehat, tapi beri pertanyaan 2 yg memberdayakan
3. So...langkah ketiga....bertanya dng cara yg tepat. Co sederhana : bertanya dng kata tanya ' bagaimana' bukan 'mengapa'.
Bagaimana caranya spy kamu bs menepati janji u pulang sebelum j 9 malam ?? Bukan 'mengapa kamu pulang terlambat' ?
4. Jadilah teman....sesekali ajak teman2 mereka u nonton bioskop bersama atau menginap di rmh. Dengan demikian kita bs mengenal teman2 remaja2 kita
Tambahan sedikit, fokus pd kelebihan dan kekuatan remaja sangat membantu mereka u tahan pd tantangan 2 kehidupan
caranya ? Ijinkan mereka u melakukan kesalahan dan bantu mereka u mengubah kesalahan mjd pembelajaran besar. Tahan pula u tdk mengritik teman2
mereka, seaneh apa pun. Krn, bagi remaja, teman2 adalah sumber penghargaan diri yg cukup besar.
Pertanyaan :
3. Bu mau nanya? Utk membuat life map visi bisa mulai usia brp? Utk anak remaja yang sudah mulai punya seabrek kegiatan bagaimana bisa mengarahkan supaya fokus?
Jawaban:
Tiger wood belajar membuat visi sejak usia 3 tahun. Muhammad al fatih sejak 2 tahun ( bahkan ada yg mengatakan sejak 13 bulan )..so, menurut sy sich tdk ada usia yg terlalu dini u mengarahkan anak u punya visi
Hanya yg perlu mjd catatan, bedakan ambisi ortu dng visi anak. Kita itu hny berperan sbg pengarah bukan raja or ratu di rumah yg rakyat2nya cuma nurut sj. Kayak tiger wood, dng bimbingan and arahan ortu, dia sendiri yg memutuskan u mjd juara dunia. Keputusan itu dia ambil saat usianya msh 8 tahun, makanya nggak heran saat dia suit seventin...hehe 17 thn maksudnya, dia sdh jd juara nasional loga pro USA.
Bunda, spy remaja mjd fokus langkah pertama nya adalah temukan passionnya. Kecenderungan alami remaja
adalah mencoba hal2 baru. So, kita sbg ortu mesti bijak mengarahkan remaja. Naaa biar sama2 nyaman, ajak dia u fokus pd passionnya.
Sebetulnya, kalo blm sempat u uji ilmiah ttg find passion, ibu2 bs menggunakan 3 formula sederhana :
1. Temukan bidang2 yg mereka ENJOY
2. setelah itu check lg, mana diantara aktifitas2 tsb yg mereka ada PERTUMBUHAN kemampuan
3. Saringan terakhir, mana yg diantara aktifitas2 yg mengalami pertumbuhan tsb, mereka juga DIAKUI kemampuannya oleh org lain
Selain itu, bantu remaja2 tsb u
memahami bhw fokus pd passion akan membuat mereka mjd org di atas rata2 yg memiliki spesialisasi unik atau punya pembeda kalo bhs nya Ippho Santoso, bukan hny sekedar
Pertanyaan :
4. bu dian bagaimana menangani remaja yang bermasalah.sekarang ini dua keponakan tinggal dirumah orang tua karena sekolah ditempat tinggal ortu saya.SMU kelas satu(cewek) dan tiga (cowok).sementara ortu keponakan ( kakak saya tinggal dikota lain.
bermasalahnya belum mandiri, pilih2 makanan, kurang bertanggung jawab utk kebutuhan
diri sendiri.karena ortunya ( kakak) saya biasa mengurus semuanya.bagaimana sikap ortu saya ( sbg kakek neneknya )
Jawaban :
Wah.....selamat bunda....ini artinya bunda mendapat kesempatan u belajar lebih bny....terutama terkait dng penanganan remaja....
Menangani remaja sesungguhnya bila tahu kuncinya lebih sederhana dibanding anak2. Karena mereka sdh mulai tumbuh otak berpikir logisnya, hny yg mjd tantangan adalah merubah kebiasaan, butuh kesungguhan semua pihak.
Langkah praktis u menumbuhkan kemandirian pd remaja :
1. Lakukan pembicaraan yg sehat dan berkualitas dng masing2 anak, kalo bs sich scr terpisah. Gali dulu perasaan mereka, siapa tahu mungkin mereka merasa terluka dng perpisahan thd ortu atau mereka hny mencari perhatian dr org lain
2. Bantu anak2 tsb u menemukan visi hidupnya, dan beri pertanyaan2 yg menggugah.
Co : khan kamu mau jd ilmuwan, kira2 dng sikap kamu yg cuek begini bs kah kamu mencapai target hidup kamu ? Apa yg bs tante bantu spy kamu lbh bertanggung jawab ?
3. Buat kesepakatan2 ttg tata tertib. Kuncinya : hargai dulu perasaan mereka dan ajak mereka u berpikir
ke depan .
Ini ada tips dr mas adam khoo, bgmn membuat ta tib dng remaja :
1. Hargai dan tunjukkan kalau anda peduli
2. Bangun kebutuhan
3. gambarkan tantangan yg dihadapi
4. Buat alternatif2 solusi, dan beri mereka kepercayaan u memilih
5. Beri insentif
6. Tentuksn konsekuensi
7. Bangun komitmen dan rasa dipercaya
8. Eksplorasi kemungkinan munculnya gangguan
Pertanyaan :
5. Jadi ingin cerita pengalaman pribadi. Dulu sy kuliah di arsitektur..sebuah jurusan yg sy pulih setelah mengikuti orientasi jurusan teknik ugm. Tapi sy pilih universitas lain dgn jurusan sama .
Ternyata..meski jurusan sama..tapi cara pengajaran dan mata kuliah yg diajarkan di dua perguruan tinggi ini berbeda.
Dan ternyata jg...meskipun sy suka menggambar..ternyata sy kurang memiliki sikap kerja yg cocok utk pekerjaan arsitek, yaitu bisa bekerja dibawah tekanan dan deadline, serta PD dlm menyampaikan gagasan/ide rancangan.
Shg..setelah lulus..sy merasa..sy tdk cocok utk bekerja sbg arsitek meski menyukai desain dan membuat karya art and craft. Dan ternyata dunia arsitektur itu..agak keras jg buat type perempuan yg spt saya..
Yg mjd pertanyaan..sekarang anak perempuan pertama sy ingin mjd arsitek. Dia suka menggambar, memdesain bentuk dan bangunan, serta PD. Sy sebenarnya khawatir kalo dia pilih jurusan araitektur...nanti dia malah tdk bisa berprofesi seauai bidangnya. Sekarang dia masih kelas 6 SD..dan teman dan gurunya sdh mengenal cita2 nya utk mjd arsitek dan
mendukungnya. Bahkan gurunya berkata: ini mah sdh jadi arsitek...sambil sang guru melihat gambar rancangan rumahnya.
Apa yg harus sy lakukan? Apakah mendukung sepenuhnya cita2 tsb..atau jg harus memberi dia wawasan lebih ttg dunia profesi arsitek yg agak berat itu dan membuka wawasannya utk jurusan lain. Terimakasih..maaf..panjang sekali curhatnya ya Bu..
Jawaban :
Oks, bunda.....
Sebaiknya sich bunda lakukan test psikolog dulu dech. Dan skrg ada bny merk nggih. Sebaiknya juga u nemu the real passion pake test yg
bukan hrs nulis2, tp pake test sidik jari misalnya....soalnya test yg dilakukan dng menulis, biasanya tingkat akurasinya kurang oks....tergantung kondisi mood anak soalnya.
U putri bunda yg luar biasa, bunda bs melakukan 'perjalanan cita2'.....kamsudnya, bunda sdh tepat sekali dng mengenalkan dunia profesi ttt scr mendetail. Mendetail ya, bund.....bukan menakuti.....pisahkan ketakutan dan hambatan bunda dng kondisi anak.....dan sdh tepat sekali, mumpung msh kls 6 sd perkenalkan dng profesi2 lain. Carsnya gampang kok.....saat bepergian bersama
tunjukkan juga profesi2 lain....ini lho dokter gigi, pekerjaannya begini....bla bla bla....
Tapi, kalo setelah itu anak tetap kuat kehendak u mjd arsitek ya...makin gampang to....apalg kalo hasil test juga mendukung.....suiiippp khan ? Cuocok dech
Terimakasih
Intro :
26.02.15
Hy mommies,
PART TWO
Seiring anak sudah mulai lancar berbicara atau paling tidak menunjukan ekpresi atas keinginannya, gaya komunikasi dalam pengasuhan akan menjadi penentu hubungan apakah semakin merenggang atau semakin erat. Temukan kunci untuk berkomunikasi dengan anak.. agar perasaan kasih sayang terhadap anak-orangtua akan selalu terjalin indah, langgeng.. tidak hanya saat bayi, balita, anak-anak tapi juga harus hingga anak remaja dan dewasa. Jangan sampai rusak atau patah karena tajamnya si "lidah yang tak bertulang"
Resume Seminar ini di tulis oleh seorang kawan di grup YKBH yang telah mengikuti workshop /pelatihan KPA (Komunikasi dalam pengasuhan anak) selama dua hari oleh Ibu Elly Risman.
Semoga menginspirasi!
-------------------------
Disclaimer :
1. Artikel berikut bisa di temukan di bentuk forum parenting lainnya. Artikel ini disebarkan dengan sumber yang disebutkan dengan tujuan berbagi informasi berharga.
2. Artikel berikut bisa jadi belum cocok untuk kondisi masing-masing keluarga namun memahami isi materi dengan baik bisa jadi sangat berguna di kemudian hari.
3. Dipersilahkan menyebarkan artikel dengan menyebutkan sumbernya.
4. Silahkan menyimpan artikel atau bisa mengunjungi blog Kijar
5. Di persilahkan untuk berkomentar dan bertanya atas isi materi untuk di diskusikan bersama-sama dengan bahasa yang hangat dan santun.
---------------------------
SOURCE : www.ourlittlenotes.wordpress.com
Nah, sebelumnya kita sudah membahas mengenai menerima perasaan lawan bicara kita ya? Ketika anak atau suami atau siapapun lawan bicara kita sedang mengalami suatu permasalahan dan membutuhkan seseorang untuk mendengar keluh kesahnya, kita dapat menggunakan teknik 5D dan BBM yang sudah saya bahas pada tulisan saya sebelumnya. Teknik 5D dan BBM ini dikenal juga dengan teknik Mendengar Aktif. Mendengar Aktif (MA) sangat tepat digunakan dalam keadaan ketika;
Anak sedang mengalami masalah dan menunjukkan emosi yang sangat kuat, contoh: “Bunda, besok pokoknya aku tidak mau berangkat ke sekolah. Titik!”
Anak tidak menunjukkan emosi yang kuat namun bahasa tubuhnya dapat ditangkap oleh kita bahwa ia sedang memiliki masalah, misalnya manyun, cemberut, diam, melempar barang, dan lain-lainnya.
Ketika kita ingin menolak permintaan anak,contoh: “Ayah, aku mau mainan mobil-mobilan seperti yang Ali punya, belikan dong Yah”
Ketika kita tidak menerima “ejekan atau cap” yang diberikan oleh anak, contoh: “Huuuuh… Aku benci Ayah, Ayah tidak pengertian! Aku tidak mau lagi bicara sama Ayah!”
Dalam MA, ingat ya… (Sebelumnya tarik nafaaaasss… ) Mendengar, menerima perasaannya dan namakan perasaannya… Jadi untuk contoh-contoh di atas, kita dapat melakukan MA dengan;
Contoh no.1 >> Bunda dapat menjawab, “Oooh.. Adik sedang tidak suka sekolah yaaa?”
Contoh no.3 >> Ayah dapat menjawab, “Adik suka mainan seperti punya Ali ya?”
Contoh no.4 >> Ayah dapat menjawab, “Oooh.. Adik benci dengan ayah ya?”
Kalimat-kalimat di atas ialah pembuka dialog untuk mengajak anak berdialog mengutarakan permasalahannya dan mengarahkannya untuk menemukan solusi dari permasalahannya. Sebagaimana halnya “pancingan”, anak bisa saja tidak ingin menjawab, namun bisa juga ia menjawab dan mengutarakan perasaannya. Jika ia tidak menjawab, stop, jangan “todong” ia dengan pertanyaan bertubi-tubi, hal ini justru membuat anak menghindar.
Hal ini biasanya malah menjadi penghalang terjadinya komunikasi. Nanti akan ada penjelasan selanjutnya mengenai penghalang-penghalang komunikasi ini yaaa…
Dengan MA, kita dapat membantu anak untuk; mengenali, menerima, mengerti dan sadar akan perasaannya sendiri;
menemukan cara mengatasi perasaan dan masalahnya; mengekspresikan perasaannya secara tepat sehingga dapat diterima, peduli dan memahami perasaan orang lain, dan belajar menggunakan bahasa respek.
MA terlihat sederhana ya, namun MA akan sulit dilakukan jika;
hati tidak nyaman (bagaimana kita bisa merespon anak jika hati sedang gundah gulana galau? ihihiii… pasti sulit kan?),
terlalu sibuk (waktu sedikit atau kita sedang terburu-buru sehingga tidak sempat merespon anak),
terlalu marah (sangat marah sehingga kita sulit menerima pendapat atau argumen anak kita),
sedang mempunyai masalah yang belum terselesaikan,
dan menggunakan 12 gaya populer.
12 gaya populer, apa itu?
12 gaya populer itu merupakan penghalang atau penghambat komunikasi. Tanpa kita sadari, secara turun temurun 12 gaya komunikasi ini sering kita gunakan dalam percakapan sehari-hari. Ketika anak sedang atau tidak bermasalah pun, jika kita sering meresponnya dengan menggunakan 12 gaya populer ini, anak akan merasa tidak percaya dengan emosi atau perasaannya sendiri. Padahal sangat penting bagi anak untuk belajar percaya dengan perasaannya dan dirinya, hal tersebut akan mendukung perkembangan emosinya. Jika perkembangan emosi anak baik, ia juga akan memiliki kontrol diri yang baik ketika menghadapi suatu masalah, bahkan ia akan mampu menyelesaikan masalahnya sendiri. Kembali ke 12 gaya populer tadi yaaa… Yuks coba kita kenali apa saja 12 gaya populer itu…
Memerintah, contoh: “Mama tidak mau dengar alasan kamu, sekarang masuk kamar dan bereskan kamarmu!”
Menyalahkan, contoh: Ketika anak tidak bisa mengerjakan soal PRnya, ayah berkata, “Tuh kan. Itulah akibatnya kalau kamu tidak mendengarkan Ayah dan malas belajar”
Meremehkan, contoh: “Masak pakai sepatu sendiri saja tidak bisa, bisanya apa dong Kak?”Membandingkan, contoh: “Kok kamu diminta naik ke panggung saja tidak mau sih Kak, tuh lihat Andi saja mau”
Memberi cap, contoh:”Dasar anak bodoh, disuruh beli ini saja salah!”
Mengancam, contoh: “Kalau kamu tidak mau makan lagi, kamu tidak akan dapat uang jajan selama seminggu!”
Menasehati, contoh: “Makanya, kalau mau makan cuci tangannya dulu, nak… Tangan kan kotor banyak kumannya…”
Membohongi, contoh: “Disuntik tidak sakit kok nak, seperti digigit semut aja kok”
Menghibur, contoh: Ketika adik menemukan bahwa es krim nya dimakan oleh kakaknya tanpa sepengetahuannya, bunda berkata, “Sudah ya sayang, besok bunda belikan lagi es krimnya, lebih enak dari yang dimakan kakak tadi”
Mengeritik, contoh: “Lihat tuh! Masak mengepel masih kotor dimana-mana begitu. Mengepelnya yang benar dong!”
Menyindir, contoh: “Hmmm… Pintar ya? Sudah mandi, sekarang main tanah dan pasir lagi”Menganalisa, contoh: “Kalau begitu, yang mengambil bukumu bukan temanmu, mungkin kamu tinggalkan di tempat lain…”
Familiar ya dengan gaya-gaya di atas?? (Bangeeet… Tanpa sadar mungkin sudah sering kita menggunakan gaya bahasa yang menyakiti hati anak-anak kitaaa… :’( )
Selanjutnya, mengapa 12 gaya populer di atas tadi menghambat komunikasi? Karena apa yang kita harapkan dengan apa yang dipahami anak ternyata berbeda… Mungkin tujuan kita baik, mungkin kita ingin memberi nasehat, tapi bukan hal seperti itu yang ditangkap anak… Misalnya, maksud kita memerintah ialah agar situasi terkendali dan masalah dapat terselesaikan, namun yang ditangkap anak ialah bahwa ia harus patuh dan tidak memiliki pilihan. Yang sering tidak kita sadari ialah gaya menganalisa atau menasehati… Misalnya pada gaya menganalisa, maksud hati ingin membantu anak mencari penyebab positif atau negatif pada permasalahan anak agar ia tidak melakukannya lagi, namun yang ditangkap anak ialah bahwa orangtuanya sok pintar atau sok tahu… Atau coba lihat gaya menghibur. Tujuan kita baik karena kita ingin agar kesedihan anak hilang dan ia menjadi senang. Tapi, sesungguhnya itudipahami anak sebagai cara untuk melupakan dan lari dari masalah.
Huuuffff… I know how hard it is not to talk in such those ways, kita dididik puluhan tahun dengan gaya komunikasi seperti di atas. Tapi, sepertinya lidah ini mesti digigit kuat-kuat, karena tanpa kita sadari gaya-gaya populer ini dapat membuat anak merasa dirinya tidak berharga. Ketika anak terus menerus dikritik, disalahkan, dicap, dan lain-lainnya, ia akan merasa dirinya tidak berharga dan konsep dirinya menjadi negatif. Coba kita analogikan konsep diri anak seperti halnya kendi tabungan.
Ibaratnya mengisi kendi tabungan dengan pundi-pundi emas terus menerus, kendi tabungan kita akan penuh. Nah, sama halnya ketika kita memberi input-input positif pada anak, seperti kasih-sayang, penghargaan, pujian, dan lain-lainya. Jiwa anak akan terisi dengan input positif, konsep dirinya pun positif. Sebaliknya, jika kita memberi input-input negatif, itu sama halnya seperti mengambil atau mengorek-ngorek pundi-pundi emas yang kita tabung, bahkan bisa saja defisit. Ibaratnya sepertikendi kempot. Anak-anak yang dihantam terus menerus dengan caci-maki, kritik, label buruk, dll nya akan kosong jiwanya, dan sangaaaaat mudah terombang-ambing pengaruh orang lain.
Sebagai orang tua, tentunya kita tidak ingin kondisi inilah yang terjadi pada anak-anak kita kan yaaa? Lanjut yaaa… Masih ada niiii catatan penting dari workshop KPA hari ini… Kita sudah membicarakan soal perasaan anak, anak dan anak kan yaaa? Memangnya kita, orangtua, tidak punya perasaan juga, kita pasti mau dimengerti juga dong ya?? Orangtua kan pernah capek, pusing dengan urusan kantor, cicilan rumah, mobil, buku (eheheee…) dan lain-lainnya kan yaaa… Nah, jika kita ingin emosi kita dipahami anak karena suatu sebab masalah yang kita alami, kita bisa menggunakan teknik Pesan Saya (PS).
Dalam PS ini, kita berusaha menyampaikan emosi kita secara assertif kepada orang lain, misalnya suami, anak atau lainnya. Misalnya, sore hari setelah pulang kerja (pasti capek dong ya?) kita masih harus melakukan beberapa pekerjaan rumah tangga karena ART tidak ada. Namun, si kakak masih tidur-tiduran membaca komik padahal kamarnya masih berantakan dan pakaian kotornya tersebar di mana-mana (bisa tersulut kan ya tuh esmosinya dalam situasi beginiii…). Kalau kita ingin si kakak memahami perasaan kita dan membantu kita, kita dapat menyampaikannya dengan PS,
caranya ialah;
PS Tahapan 1:
Sebutkan tingkah laku yang menganggu kita
Sebutkan emosi apa yang kita rasakan
Sebutkan dampak yang diakibatkan karena tingkah lakunya
PS Tahapan 2:
Nyatakan hal-hal tersebut dalam kalimat sebagai berikut: “Ayah/Bunda merasa (bla… bla… bla… bla…)Kalau kamu(bla… bla… bla… bla…)Karena(bla… bla… bla… bla…)” Sesuai dengan teknik PS ini, jika kita mengalami situasi seperti contoh di atas, kita dapat mengatakan kepada si kakak, “Kakak, Bunda jengkel melihat kakak membaca komik kalau kamar kakak masih berantakan karna kamarnya kotor dan tidak nyaman dilihat, nak”, misalnya seperti itu.
Saya mendapat catatan penting di sini, berhubung saya bawel dan suka ngomong, saya suka menggunakan kalimat yang panjaaaang… Nah, ketika PS, gunakan kalimat sederhana, terutama ketika berhadapan dengan anak laki-laki yang sedang memiliki perasaan negatif, usahakan untuk menggunakan tidak lebih dari 15 kata, karena berdasarkan riset, kemampuan mendengarnya hanya 15 kata! Ingat 15 kata! (Oke, jadi hitung dulu ya sebelum ngomong… Eheheee…)
Contoh lainnya, misalnya si adik berjanji untuk pulang dari acara pentas seni tepat jam 10 malam, namun, si adik malah pulang jam 12 malam. Karena kita kuatir, setibanya kita di rumah kita dapat mengatakan, “Nak, Ayah sangat kuatir kalau adik pulang terlambat karena di luar sana mungkin ada orang jahat yang bisa mendzalimimu”.
Perhatikan kalimat dalam contoh PS di atas. PS membedakan antara anak dan kesalahan pada perilakunya; menekankan pada perasaan orang tua akibat perilaku anak; tidak membuat anak merasa bersalah, resah atau tersudutkan; ia akan merasa dihargai; ia menyadari adanya konsekuensi atas perbuatannya. Dengan demikian, ia akan belajar untuk mendengarkan dan bekerja sama dan menghormati perasaan orang lain.
Hindari menyatakan emosi kita dengan menggunakan 12 gaya populer yang sudah di bahasa di atas. 12 gaya populer di atas, dapat dikenal juga dengan Pesan Kamu (PK),
dalam PK, pesan yang disampaikan berfokus pada “kamu”. Jika kita menggunakan PK untuk menyampaikan emosi yang kita rasakan; anak tidak bisa membedakan perilakunya yang salah dengan dirinya, sehingga anak merasa seluruh dirinya salah; ia akan tumbuh dengan dendam dan benci dan menimbulkan perasaan negatif dalam diri anak. Sebelum mengakhiri tulisan ini,
ada catatan penting terahir dari workshop ini.
Ketika kita menghadapi suatu masalah, sebelum berkomunikasi, cobalah pikirkan, sebetulnya “masalah siapakah ini??”. Tanpa kita sadari, kita sering sekali mencampur-adukkan masalah. Ketika kita stress menghadapi pekerjaan kantor yang menumpuk, kemudian pulang menghadapi anak yang ingin kangen-kangenan dengan orangtuanya hingga rewel karena tidak diperhatikan. Berhenti sejenak. Siapakah yang sesungguhnya bermasalah? Saya kah? Anak kah? Atau orang lain kah? JIka kita sudah tau mana sebetulnya sumber masalah kita, selanjutnya komunikasikan perasaan kita terhadap masalah tersebut. Yuk kita belajar mengamati masalah dengan beberapa contoh:
Adik rewel karena sepatu yang baru dibelikan kemarin ternyata modelnya sudah lama. Masalah siapakah ini? Orang tua atau anak? Yup, masalah anak. Anak tidak suka dengan sepatunya, ia butuh didengarkan. Kita tidak bermasalah kan dengan model sepatu si anak?Ayah jengkel melihat anak laki-lakinya masih menonton TV sementara adzan Magrib sudah berkumandang. Masalah siapakah ini? Yup, masalah ayah nya. Ayah yang merasa jengkel. Kakak tidak memiliki masalah karena ia masihhappy menonton TV.Ayah kesal melihat bunda yang diam terus menerus karena ngambek. (Nahhh… Kasus banget yaaaa? Eheheheee..) Masalah siapakah ini? Dimanakah sumber masalahnya? Ayah atau bunda? Yup, masalah utama ialah pada bunda. Bunda sedang ngambek sehingga membuat Ayah jengkel.
Jika kita sudah mampu memilah masalah, kita dapat menggunakan teknik-teknik berkomunikasi yang sudah dibahas sebelumnya. Yuk kita bahas lagi terkait dengan contoh di atas…
Contoh no. 1 >> Anak yang bermasalah, anak butuh didengarkan, maka gunakan teknik MA (Mendengar Aktif)
Contoh no. 2 >> Kita yang bermasalah, kita butuh didengarkan oleh anak, maka gunakan teknik PS (Pesan Saya)
Contoh no.3 >> Bunda butuh di dengarkan, maka gunakan MA. Jika bunda sudah merasa tuntas dengan perasaannya, kemudian ayah bisa mengakhiri dialog dengan PS.
After all…(Fiuuuhhh…) Dari keseluruhan ikhtisar workshop ini sedikit yang bisa saya rangkum, namun tantangan besar untuk diaplikasikan. JIka disimpulkan, ketika menghadapi suatu permasalahan sebaiknya kita stop, tahan diri sejenak, gigit lidah untuk mengeluarkan 12 gaya populer yang dapat menyakiti lawan bicara kita.
Selanjutnya, tentukan sumber masalahnya dan komunikasikan sesuai dengan sumber permasalahnnya tesrsebut. Jika itu terkait dengan emosi orang lain, maka sebaik mungkin lakukan MA. Sebaliknya, jika itu terkait dengan emosi diri sendiri, maka tuntaskan dengan melakukan PS. Jika terkait dengan emosi kita dan orang lain, selesaikan terlebih dahulu mana sumber masalahnya, kemudian tentukan MA atau PS…
*** Alhamdulilllaah, saya diberi kemudahan untuk mengikuti workshop dan menuliskan ini, namun sejujurnya merupakan tantangan besar bagi saya sendiri untuk melakukan semua hal yang saya tuliskan di sini… Semoga catatan-catatan ini menjadi pengingat bagi diri kami sendiri untuk selalu memperbaiki diri… Dan Semoga Allaah beri kemudahan bagi kita untuk menjadi orangtua teladan bagi anak-anak kita… Aamiin..
Abu Sa’īd Khudrī (RA) narrates that a man came to Rasūlullāh ﷺ and said: O Rasūlullāh ﷺ! Advise me. He advised (amongst other things): Protect your tongue except for good. Undoubtedly, by this you will overcome Shaitān. (in Majma-‘uz-Zawaīd,
Intro :
24.02.15
Hy mommies,
Hari ini admin akan memberikan 4 Ebook buku anak dari Dr. Seuss.
Dengan judul :
1. The cat in the Hat (1957)
2. Amazing Animals (2003)
3. Crazy colors (2003)
4. If i ran the Zoo (1950)
Untuk bekal mendongeng dengan anak.
Bisa di baca di hape (pengalihan dr games) atau di print out. Yang mau silahkan angkat tangan.. alamat email sudah ada di database.
Yang belum tahu, siapa itu dr. Seuss? Bisa di baca artikel di bawah. Beliau juga pencetus quote2 terbaik yang pernah kita dengar sebelumnya.
Semoga menginspirasi!
-------------------------
Disclaimer :
1. Artikel berikut bisa di temukan di bentuk forum parenting lainnya. Artikel ini disebarkan dengan sumber yang disebutkan dengan tujuan berbagi informasi berharga.
2. Artikel berikut bisa jadi belum cocok untuk kondisi masing-masing keluarga namun memahami isi materi dengan baik bisa jadi sangat berguna di kemudian hari.
3. Dipersilahkan menyebarkan artikel dengan menyebutkan sumbernya.
4. Silahkan menyimpan artikel atau bisa mengunjungi blog Kijar
5. Di persilahkan untuk berkomentar dan bertanya atas isi materi untuk di diskusikan bersama-sama dengan bahasa yang hangat dan santun.
---------------------------
SOURCE : Wikipedia dan Berbagai sumber
Siapakah Dr Seuss?
Dr Seuss bernama lengkap Theodor Seuss Geisel. Dia lahir di Springfield, Massachusetts, Amerika Serikat, 2 Maret 1904. Dr Seuss adalah nama pena yang digunakannya dalam karya-karyanya. Dia adalah seorang pengarang dan kartunis Amerika yang paling dikenal karena buku anak-anaknya, khususnya The Cat in the Hat. Dia juga menulis dengan nama pena yang lain, yaitu Theo LeSieg dan Rosetta Stone. Dr Seuss meninggal di La Jolla, California, Amerika Serikat, 24 September 1991 pada umur 87 tahun.
Berikut 30 Quotes Dr. Seuss:
1. Today you are you, that is truer than true. There is no one alive who is Youer than You.
2. Don’t cry because it’s over. Smile because it happened.
3. Why fit in when you were born to stand out?
4. Today was good. Today was fun. Tomorrow is another one.
5. You’ll miss the best things if You keep your eyes shut.
6. Think and wonder, wonder and think.
7. Today is your day! Your mountain is waiting. So.. get on your way.
8. Unless!
9. Think! you can think any think that you wish..
10. If you never did, you should these things are fun and fun is good.
11. You have brains in your head. you have feet in your shoes. you can steer yourself any direction you choose.
12. you are you. Now, isn’t that pleasent?
13. Sometimes the questions are complicated and the answers are simple.
14. It is better to know how to learn than to know.
15. Everything stinks till it’s finished
16. the more that you read, the more things you will know. The more that you learn, the more places you’ll go.
17. A person’s a person, no matter how small.
18. I meant what I said and i Said what I meant
19. only You can control your future.
20. Be awesome@ be a book nut!
21 Be who you are and say what you mean. because those who mind don’t matter and those who matter don’t mind.
22. Oh, the things you can find if you don’t stay behind!
23. It’s opener, out there, in the wide, open air.
24. Teeth are always in style.
25. Today I shall behave, as if this is the day i will be remembered.
26. Will You succeed? Yes you will indeed! ninety-eight and three-quarters percent guaranteed.
27. From there to here, and here to there, funny things are everywhere.
28. Step with care and great tact. And remember that life’s a great balancing act.
29. Unless someone like you cares a whole awful lot, nothing is going to get better. It’s not.
30. You’re on your own. And you know what you know. And You are the one who’ll decide where to go.
Intro :
23.02.15
Hy mommies,
Seiring anak sudah mulai lancar berbicara atau paling tidak menunjukan ekpresi atas keinginannya, gaya komunikasi dalam pengasuhan akan menjadi penentu hubungan apakah semakin merenggang atau semakin erat. Temukan kunci untuk berkomunikasi dengan anak.. agar perasaan kasih sayang terhadap anak-orangtua akan selalu terjalin indah, langgeng.. tidak hanya saat bayi, balita, anak-anak tapi juga harus hingga anak remaja dan dewasa. Jangan sampai rusak atau patah karena tajamnya si "lidah yang tak bertulang"
Resume Seminar ini di tulis oleh seorang kawan di grup YKBH yang telah mengikuti workshop /pelatihan KPA (Komunikasi dalam pengasuhan anak) selama dua hari oleh Ibu Elly Risman.
*artikel ini di bagi 2 part karena sangat panjang. Part pertama ini dulu yah :)
Semoga menginspirasi!
-------------------------
Disclaimer :
1. Artikel berikut bisa di temukan di bentuk forum parenting lainnya. Artikel ini disebarkan dengan sumber yang disebutkan dengan tujuan berbagi informasi berharga.
2. Artikel berikut bisa jadi belum cocok untuk kondisi masing-masing keluarga namun memahami isi materi dengan baik bisa jadi sangat berguna di kemudian hari.
3. Dipersilahkan menyebarkan artikel dengan menyebutkan sumbernya.
4. Silahkan menyimpan artikel atau bisa mengunjungi blog Kijar
5. Di persilahkan untuk berkomentar dan bertanya atas isi materi untuk di diskusikan bersama-sama dengan bahasa yang hangat dan santun.
---------------------------
SOURCE : www.ourlittlenotes.wordpress.com
Komunikasi dalam pengasuhan Anak (KPA)
Bagian 1
Merasa familiar tidak dengan situasi berikut ini?
Pagi hari, ketika bunda sedang menyiapkan sarapan untuk anak-anak dan ayah sedang bersiap-siap berangkat ke kantor, padahal waktu tinggal 5 menit lagi sebelum pergi meninggalkan rumah, tiba-tiba… Anak memanggil…
“Bundaaaa… Topi Kakak hilang Bunda, bagaimana ni Bunda?? Padahal kan Kakak harus pakai topi ke sekolah hari ini…”
Eh, tak lama kemudian, si adik menyusul memanggil… “Bundaaaa… Aku lupa kalau hari ini ada pelajaran Matematika, padahal ada PRnya dikumpulkan untuk hari ini… Bagaimana ini bunda???”
Belum lagi ditambah kalau si bungsu memanggil bundanya juga…
“Yaaahhh bundaaa… Kok telur untuk bekal adik didadar bukan diceplok?? Bunda kan tau kalau adik tidak suka telur dadar… Bunda bagaimana siiii? Kayak tidak tahu kalau adik sukanya telur ceplok?? Aaaah, sebal deh!!”
Sutris?? Pasti lah yaaaa… Tidak lama kemudian, mungkin bunda akan bilang dengan kecepatan super duper ekspress (Wussshhh…)
“Kakak, bagaimana si Kakak kok topinya bisa hilang? Masak berkali-kali hilangnya? Memangnya Kakak lagi apa si? Kalau hilang, bilang Bunda dooong.. Kan nanti bunda bisa belikan lagiii…
Adik juga, kalau ada PR diingat-ingat dong Dik, pulang sekolah, langsung kerjakan PRnya.. Tuh akibatnya kalau banyak main… Biar nanti dihukum gurunya…
Haduuuh Nak, sudah deh tidak perlu rewel… Sudah bawa bekalnya dan makan aja telur ceploknya… Bunda sedang buru-buru niii…”
Sounds familiar? Yes, for me too… Ihihiii…
Bagaimana dengan situasi yang satu ini… Di pagi hari sebelum meninggalkan kantor, bunda berpesan untuk si mbak ART di rumah… Dengan kecepatan super kilat pula… (Wussshhh…)
“Mbak Iyem, saya mau berangkat dulu yaaa… Nanti tolong masak sayur bening bayam, telurnya di balado, dan masak bakwan jagung.. Sayur beningnya jangan diberi gula ya Mbak, soalnya Ibu itu diabetes, nanti Ibu kambuh sakitnya… Jangan lupa juga ya kasih obat ke Kakak, obatnya ada di lemari, rak paling atas, yang kardus kuning tulisannya warna merah… Kasih obatnya setelah makan ya Mbak… Oia, baju kantor saya tolong dibawa ke laundry ya Mbak, minta untuk diambil besok Dst… Dst… ”
Setelah kembali ke rumah, kira-kira beres tidak pekerjaan si mbak?
Kita inginnya anak atau suami atau si mbak atau siapa pun lawan bicara kita dapat memahami pesan yang kita sampaikan… Tapiiii… Lebih seringnya pesan yang ingin disampaikan justru tidak diterima atau bahkan tidak dilakukan..
Mengapa? Yaaa… Karena gaya komunikasi kita yang keliru… Tujuannya ingin memberi nasehat kepada anak agar mengerjakan PRnya, eeeh, tuh anak lupa lagi, lupa lagi… Atau ingin si mbak melakukan pekerjaannya dengan benar, eeeehhh, malah salah lagi, salah lagi… Jika gaya komunikasi kita seperti contoh-contoh di atas, bukan hanya pesan tidak sampai, kita juga mudah stress…
Nah, di workshop KPA inilah saya belajar bagaimana cara berkomunikasi yang efektif ketika masalah-masalah timbul dalam kehidupan sehari-hari, terutama dengan sang buah hati… Masalah perlu dikomunikasikan dengan baik kan? Kalau tidak, tidak akan pernah beres. Dan akibatnya, semua masalah menumpuk, bukan hanya kita yang menjadi korban namun juga anak…
Kunci dalam komunikasi ialah PERASAAN. Perasaan mendominasi dalam komunikasi. Jika kita ingin pesan yang kita sampaikan dapat diterima dengan baik oleh lawan bicara kita, maka pahami lah perasaannya, melalui kata-kata yang ia sampaikan atau bahasa tubuh yang ditunjukkan. Coba kita amati contoh kasus di atas ya.. Dalam kondisi tergesa-gesa , si bunda memberi nasehat kepada si adik agar selalu mengerjakan PR. Namun, yang terjadi, si adik tidak memahami nasehat bundanya, atau malah mungkin tidak mengerjakan PRnya lagi di kemudian hari… Ketika si anak memanggil bundanya, pada dasarnya, ia sedang merasa bingung atau bahkan takut mendapat hukuman dari gurunya karena tidak mengerjakan PR. Anak sedang merasakan perasaan negatif. Ketika sedang merasakan perasaan negatif, seseorang tidak dapat menerima informasi baru dalam otaknya.
Mengapa? Karena arus informasi di otak terbentur oleh perasaan negatifnya tersebut.
Di otak manusia, Cerebral Cortex ialah pusat kecerdasan, sementara Limbic System ialah pusat perasaan. Informasi bergerak melalui Brain Stem, kemudian ke Limbic System selanjutnya ke Cerebral Cortex (saya ilustrasikan dengan panah merah). Agar suatu informasi dapat diolah dan direkam oleh otak, sebuah informasi harus mencapai bagian Cerebral Cortex tersebut.
Namuuun… Jika seseorang sedang dikuasai perasaan negatif, informasi mentok atau terputus hanya sampai ke Limbic System nya, gate informasi tertutup karena tidak ada neurotransmitter yang menghubungkan Limbic System ke Cerebral Cortex. Got it!
Jadi jelas kan mengapa jika seseorang yang sedang sedih atau kecewa atau marah atau perasaan negatif lainnya kemudian masih “diceramahi” macam-macam, informasi apapun yang kita sampaikan tidak bisa diolah oleh otaknya. Apalagi pada anak-anak, dimana wiring otaknya belum sepenuhnya terhubung. Jadi, jika ingin nasehat atau pesan kita ingin diterima oleh orang lain terutama anak kita, yang diperlukan ialah memahami perasaannya terlebih dahulu.
Karena pada dasarnya, manusia memiliki lima kebutuhan dasar dalam komunikasi yaitu agar perasaannya didengar, dikenali, diterima, dimengerti dan dihargai (Disingkat “5D”).
5D ini juga merupakan kunci komunikasi.
Jadi, apa dong yang harus dilakukan jika anak datang tiba-tiba berteriak-teriak seperti di atas? Sesuai dengan prinsip 5D di atas, yang sebaiknya kita lakukan ketika seorang anak sedang mengutarakan perasaannya ialah:
1. Dengarkan apa yang ia sampaikan dengan mata dan hati (Ingat ya dengan mata dan hati, bukan hanya dengan telinga… #selfreminder), coba pahami makna kata yang ia utarakan dan bahasa tubuhnya. Contoh: Ketika anak berkata, “Yaaahhh bundaaa… Kok telur untuk bekal adik didadar bukan diceplok?? Bunda kan tau kalau adik tidak suka telur dadar… Bunda bagaimana siiii? Kayak tidak tahu kalau adik sukanya telur ceplok?? Aaaah, sebal deh!!”. Bunda kemudian merunduk kemudian menatap wajah dan matanya serta mendengarkan keluh kesahnya.
2. Terima perasaannya
3. Kenali atau identifikasi perasaannya dan namakan Contoh: Bunda kemudian berkata, “Adik sepertinya tidak suka telur ceplok ya”. Si adik kemudian akan mengatakan, “Iya, Bun”. Bunda melanjutkan, “Bunda minta maaf ya kalau begitu, jadi bagaimana ya telur ceploknya?” Jika anak dibiasakan untuk mengenal perasaannya, diharapkan ia lama-kelamaan akan secara langsung mengutarakan perasaannya tanpa perlu diminta atau dikorek-korek terlebih dahulu.
Menjadi lebih terbuka dan menjadikan kita sebagai tempat yang paling ia percaya untuk mengutarakan perasaannya (Nanti akan ada penjelasan tentang ini yaaa…)
Selain itu, dalam proses berkomunikasi 5D, kita memiliki kesempatan atau “golden moment” untuk mengajak anak berpikir kritis mengatasi masalahnya dengan bertanya seperti halnya di atas… “Bunda minta maaf ya kalau begitu, jadi bagaimana ya telur ceploknya?” Inilah kesempatan bagi kita untuk mengajak anak berpikir untuk mengatasi masalahnya sendiri…
Tahan argumen, kemudian beri anak kesempatan BMM (Berpikir, Memilih, dan Memutuskan).
Coba bandingkan jika dalam kondisi yang sama bunda menjawab… “Haduuuh adik, sudah deh tidak perlu rewel… Sudah bawa bekalnya dan makan aja telur ceploknya… Bunda sedang buru-buru niii…”. Tanpa kita sadari, sebenarnya kita sudah memberi solusi untuk anak yaitu memintanya untuk membawa dan menghabiskan telurnya, melewatkan golden moment anak untuk berpikir kritis… Sayang kan kalau golden moment nya terlewati, padahal pondasi anak untuk belajar kritis bisa dimulai sejak dini…
Bayangkan kalau anak jarang diberi kesempatan untuk menyelesaikan masalahnya sendiri, bukan hanya anak tapi orangtua juga akan kesulitan untuk terus menerus mendampingi anak hingga dewasa. (Hadeeehhh… Bagian ini berasaaa banget… Ketika kuliah, diminta dosen-dosen berpikir kritis untuk membuat rencana penelitian rasanya susyaaaahhh banget… Ternyata, bawaan dari keciiil… Hiks!)
Setelah anak mengungkapkan perasaannya, apresiasi keberaniannya untuk mengutarakan perasaan dan sudah dapat memberikan solusinya.
Mengidentifikasi perasaan anak ibaratnya seperti tebak-tebakan… Misalnya si adik sedang manyuuun aja sepulang sekolah. Kita dapat bertanya, “Nak, sedang sedih ya?”. Anak mungkin akan menjawab, “Iya Bun/Yah, karena ini, ini dan ini di sekolah…”.
Atau bisa jadi tebakan kita salah. Misalnya kita bertanya “Nak, sedang sedih ya?”. Anak menjawab, “Tidak kok, Bun/Yah...”.Kita selanjutnya bisa bertanya, “Oh, bunda/ayah salah ya. Lalu apa dong nak?”. Kita bisa menebak atau menggali dari bahasa tubuh anak, namun setiap orang itu unik, jadi mungkin saja pendekatan seperti ini tidak bisa diterapkan kepada setiap anak. Ingat, tahan bertanya mengapa secara langsung, beri kesempatan anak untuk mengenali perasaannya, setelah itu tanya mengapa. Mendengar, mengidentifikasi atau menamakan perasaan anak tidak hanya untuk perasaan negatif namun juga perasaan positif.
Misalnya si kakak pulang dari sekolah, berlari-lari menghampiri kita, kemudian berkata, “Bundaaa.. Bundaaa… Aku menang lomba lari bundaaa, aku juara lho…”. Kita bisa merespon dengan, “Alhamdulillaah, kakak bahagia sekali ya jadi juara?” atau dapat juga direspon dengan, “Alhamdulillaah, kakak hebat berlarinya… Bunda bangga, nak!”. Untuk perasaan positif, tidak mesti selalu dinamakan namun dapat juga dibuat sebagai pernyataan. Oke!
Dari cerita panjang lebar di atas lalu apa manfaatnya berkomunikasi 5D dengan anak? Manfaatnya ialah, jika kita membiasakan untuk menerima perasaan anak, ia akan; mempelajari berbagai perasaannya dan perasaan orang lain, mengekspresikan perasaannya dengan benar, ia memiliki empati terhadap orang lain, dan ia juga memiliki model yang baik dari orangtuanya (teladan).
Jika seorang anak merasa perasannya diterima, ia akan merasa; nyaman, anak merasa bahwa dirinya penting dan berharga, perasaan negatif yang menghambat hilang, orangtua dapat mengetahui masalah yang sebenarnya terjadi, hubungan menjadi baik, dan yang paling penting tumbuh kepercayaan dan saling menghargai antara anak dan orangtua. Bayangkan jika anak tidak percaya kepada orangtuanya untuk mengutarakan perasaannya, kepada siapa lagi anak harus mencari bahu untuk bersandar ketika ia butuh seseorang untuk mendengar? Misalnya, ketika anak sedang bingung karena HP-nya hilang dan ingin curhat kepada orangtuanya, namun orangtuanya justru menghakimi dan memarahinya, ia akan sungkan untuk curhat apa pun (terutama pengalaman negatif) kepada orangtuanya. Apakah kita mau ia lebih percaya kepada teman-temannya? Mungkin masih cukup baik jika ia menemukan teman-teman yang baik dan sholeh. Jika tidak? Bagaimana kalau ia menemukan teman-teman yang justru menjerumuskannya pada geng motor, narkoba, atau seks bebas dan pronografi?? Na’uudzubillaahmindzalik ya Rabb…
Sebaliknya, jika anak diabaikan perasaannya, ia akan merasa; bingung dan kesal karena tidak tersalurkan dengan baik, tidak percaya dengan perasaannya sendiri, tidak dapat mengenali perasaannya. Dan yang paling menyedihkan ialah hal ini bisa menyebabkan anak merasa tidak percaya diri (PD) atau bahkan mengakibatkan anak memiliki konsep diri negatif.
Pada masa anak-anak, otak anak berada pada gelombang alfa, segala informasi yang diterimanya dapat disimpan dengan mudah pada memori jangka panjangnya. Jika kita abaikan, jika kita beri label buruk, maka yang ia rasakan bahwa itulah dirinya, terabaikan, sehingga menjadi konsep dirinya…
Ada satu contoh yang menarik karena perasaan diabaikan.. Bagi kita pasangan suami istri, ngambek-ngambekan normal kaaan?? Bagi para istri misalnya, lagi mayuuun atau cemberut bersenti-senti, tapi masih aja dicuekin sama suaminya.. Pernah tidak merasa begitu? (Kalau saya si ya lumayan sering, eheheee… ). Mungkin, ini disebabkan karena para suami itu, sewaktu kecilnya perasaannya diabaikan. Di tradisi orangtua dulu, jika seorang anak laki-laki jatuh, kita sering dengar kan, “Sudah tidak apa-apa, jangan menangis… Anak laki-laki kuat, tidak boleh menangis…”. Nah tuh kan?? Wajar kalau suami kita cuek, lha sewaktu kecilnya aja sering dicuekin… Ihihiii… (Peace ah!)
Yah, meskipun, mungkin juga disebabkan karena bawaannya juga kali ya…
Selain kata-kata, yang harus diperhatikan dalam berkomunikasi ialah bahasa tubuh. Ingat peribahasa, “Action is louder than words” kan? Nah begitulah bahasa tubuh kita dalam berkomunikasi. Bahasa tubuh merupakan sesuatu yang suliiit sekali dikontrol, bahasa tubuh tidak bisa berdusta atau menunjukkan perasaan yang sesungguhnya. Jadi ketika lawan bicara kita berbicara atau mendengarkan, amati perubahan gerak dan juga suaranya, karena hal-hal tersebut yang menunjukkan perasaannya. Jika anak datang dengan menunduk, mungkin ia sedang kecewa atau sedih. Selanjutnya, kita bisa menunjukkan rasa empati kita.
*to be continued
To KPA part 2
0 comments