By Cicits - February 05, 2015

1

Kita Dan BuahHati wrote a new note:Lepas..tidak..lepas..tidak....tidak.

November 22, 2013 at 12:10pm · 

Hari ini kita akan mendiskusikan ttg boarding school. Bagi yang blm tau, boarding school adalah sekolah berasrama, dimana anak tinggal dan hidup di sekolah. Kalau 'versi islamnya', seperti pesantren lah. tapi ini BUKAN tentang pesantren. tenang saja.

Diskusi kali ini saya bayangkan akan sangat menarik (baca: kontroversial). jauh sebelum menuliskannya, saya kebayang betapa banyaknya pihak yang kontra (dg apa yg saya tulis), dan dengan semangat ber-api2 mengemukakan ketidaksetujuannya. Tp gk papa. krn utk yang bisa melihat lebih 'dalam', akan bisa memahami bahwa saya tidak pro/kontra terhadap boarding schoolnya, sama sekali, tp lebih fokus ke pengasuhan anaknya. 

Sebelum saya mulai, saya ingin menceritakan ttg prolog nya. Seorang ibu meminta agar saya menuliskan ttg boarding school krn bliau sdh menitipkan anaknya di salah satunya. Saya jawab, saya tdk begitu pro dg dg itu, nanti kalau saya buat tulisannya, ibu tdk akan sanggup membaca sesuatu yang bertolak belakang dengan apa yg sdh ibu kerjakan. pendek cerita, ibu itu menyanggupi apapun yg saya akan katakan ttg masalahnya, dan mengizinkan saya men-sharenya dengan teman2 smua. Kebetulan banyaaaaak skali yang minta inputnya ttg boarding school, semoga jawaban saya akan skalian menjawab pertanyaan serupa.

Warning: surat nya panjang dan 'keras', jika tidak kuat mental, saya sarankan jgn membaca. ini opini pribadi penulis, tanpa bermaksud utk meng'kambing hitam'kan instansi manapun. murni menjawab surat ibu yang bertanya. dan Alhamdulillah ibu tersebut terbantu. Saya meng'edit' bbrp bagian dari surat beliau utk meng-anonimkan bbrp hal dan juga surat saya, agar bisa menjawab pertanyaan2 yg masuk lainnya..

SIAP?

pertanyaan:

Assalamualaikum bunda, langsung saja ya bunda, saya memasukan anak saya ke salah satu boarding school  setamat dia SD.Pada saat itu saya berfikir itulah tempat yang paling baik untuk anak saya setelah melihat kenakalan anak2 pada saat ini. Mengingat saya dan suami bekerja. Kami masih tinggal bersama orang tua (mama saya). Menurut saya anak saya sangat manja karena dia baru punya adik setelahberumur 8 tahun ditambah anak pertama saya itu merupakan cucu pertama ibu saya. Kelakuannya benar2 membuat saya khawatir karena makan masih disuapi (oleh mba atau mama saya) mandi dimandikan sampai kelas 6 oleh mba atau suami saya. Padahal saya sudah bilang kalau sesuatu yang bisa kakak lakukan sendiri tolong dilakukan sendiri. Tapi lagi2 nenek selalu menjadi tempat berlindungnya, apa yang bunda tidak kasih nenek pasti kasih. Ini yang membuat dia menjadi manja (mungkin).

Melihat kejadian ini saya dan suami berfikir untuk memasukan anak saya ke boarding school. Akhirnya kami mencari-cari boarding school yang cocok sampai akhirnya kami menemukan sekolah tempat anak saya sekarang ini. Menurut kami kami sekolah ini cocok untuk anak kami karena dikelola oleh salah satu pakar parenting favorit saya. Beliau memberikan pembelajaran tentang karakter building anak setiap bulan sekali.

Dalam perjalanan, management sekolah berubah dan sang pakar pun tidak lagi mengisi materi karakter building disana, saya sempat khawatir dengan perjalanan sekolah ini, tapi Alhamdulillah semua berjalan baik.

Kembali ke masalah anak saya pada awal masuk asrama sampai 4 bulan kemaren, setiap saya pulang menengoknya (kami menjenguk anak kami seminggu sekali) dia selalu menangis dan ingin pulang, dia selalu bertanya kenapa saya dimasukan ke sekolah ini (berasrama). Awalnyapun saya sempet nangis saat meninggalkannya, sampai akhirnya saya berkonsultasi dengan wali asrama anak saya, Menurutnya ini masalah yang umum terjadi, bila anak dapat melewati 3 bulan fase kritis Insya Allah anak akan baik2 saja. Untuk itu perlu kerjasama dari orang tua dan guru2 agar anak dapat melewati masa ini. Oh iya saya menjawab pertanyaan anak saya begini, " Bunda ingin kamu menjadi anak yang lebih baik dari yang sebelumnya, untuk itu bunda berikhtiar dengan memasukan kakak ke sekolah ini. Dengan mengambil contoh Rasullullah yang berhijrah dulu untuk menjadi rasul. Semoga kakak dapat memahami maksud bunda."

Berjalannya waktu Alhamdulillah sejak minggu ke 2 November anak saya sudah tidak menangis lagi dan dia sudah mulai enjoy dengan kehidupan di asrama. Tapi kemabli saya dibuat khawatir dengan nilai UTS yang di email oleh pihak sekolah. Semua nilai pelajaran anak saya dibawah standar minimal KBM. Selama ini saya selalu membimbing anak saya dalam belajar, walaupun hasilnya tidak sempurna tapi nilainya tidak pernah dibawah KBM. Waaalaah kembali saya berkonsultasi denga pihak sekolah dan menurut mereka hal ini lumrah terjadi bunda karena anak sedang mengalami suasana baru dimana dia sedang berada diluar zona nyaman mereka (rumah). Menurut mereka anak saya anak yang cepat dalam menangkap pelajaran (menurut saya juga begitu) jadi kita lihat hasilnya pada saat semester nanti, mudah2an ada perbaikan.

Saya sebai orang tua menginginkan yang terbaik untuk anak saya, tetapi apakah cara yang saya lakukan benar, apakah saya telah "menyiksa" anak saya dengan memasukan dia ke boarding school. Mohon bantuan dari bunda untuk memberikan pandangan bunda tentang boarding school.

Atas perhatian bunda saya ucapkan terima kasih.

Jawaban:

Wa'alaikumussalam ibu, 

Biar 'masalahnya' urut, saya pake nomer aja ya jawabnya. saya jawab 1-1 (krn mnrt saya masalahnya bkn cm boarding school), jadi saya akan meng copas bbrp kalimat dari surat ibu.jawaban saya akan saya bold-kan, agar ibu bs lbh mudah membedakannya. saya harus wanti2 bahwa jwbn saya mungkin tidak seperti yang ibu harapkan. kalau sekiranya di tulisan saya nanti ada yg tdk cocok, menyinggung, atau lainnya, saya mohon maaf dari sekarang. saya mengambil semua konsekuensi atas perkataan saya dan saya ingin ibu tahu bahwa saya hanya ingin membantu ibu mencari akar masalah dan solusinya kedepan, utk ibu dan anak ibu. gitu ya? kita mulai?

1. Pada saat itu saya berfikir itulah tempat yang paling baik untuk anak saya setelah melihat kenakalan anak2 pada saat ini. --> 
 



2. Mengingat saya dan suami bekerja. --> 

3. Kami masih tinggal bersama orang tua (mama saya). Menurut saya anak saya sangat manja karena dia baru punya adik setelah berumur 8 tahun ditambah anak pertama saya itu merupakan cucu pertama ibu saya. Kelakuannya benar2 membuat saya khawatir karena makan masih disuapi (oleh mba atau mama saya) mandi dimandikan sampai kelas 6 oleh mba atau suami saya. --> maaf, jadi mnrt ibu, kenapa ya anak ibu bisa jadi manja? apakah salah neneknya? mbaknya? ibu atau ayahnya? atau dia? 

4. Padahal saya sudah bilang kalau sesuatu yang bisa kakak lakukan sendiri tolong dilakukan sendiri. Tapi lagi2 nenek selalu menjadi tempat berlindungnya, apa yang bunda tidak kasi nenek pasti kasi. Ini yang membuat dia menjadi manja (mungkin).--> 

5. Melihat kejadian ini saya dan suami berfikir untuk memasukan anak saya ke boarding school. Akhirnya kami mencari-cari boarding school yang cocok sampai akhirnya kami menemukan sekolah tempat anak saya sekarang ini. --> 

6. Menurut kami kami sekolah ini cocok untuk anak kami karena dikelola oleh salah satu pakar parenting favorit saya. Beliau memberikan pembelajaran tentang karakter building anak setiap bulan sekali.--> SEBULAN SEKALI? karakter building itu dilakukan seharusnya PULUHAN KALI SEHARI, berbeda2 pada tiap anak, sesuai dengan kebutuhannya. namanya jg karakter building. karakter anak beda2 toh bu? nah, dimana di cari boarding school yang melakukan character building puluhan kali sehari? tidak ada dibelahan dunia manapun. kenapa? bukan tugas mereka utk melakukannya. tugas siapa? perempuan dan laki2 dari masing2 anak yang allah titipkan pada mereka.

7. Dalam perjalanan management sekolah berubah dan sang pakar pun tidak lagi mengisi materi karakter building disana, saya sempat khawatir dengan perjalanan sekolah ini, tapi Alhamdulillah semua berjalan baik.--> scr kasat mata..
8. Kembali ke masalah anak saya pada awal masuk asrama sampai 4 bulan kemaren, setiap saya pulang menengoknya (kami menjenguk anak kami seminggu sekali) dia selalu menangis dan ingin pulang, dia selalu bertanya kenapa saya dimasukan ke sekolah ini (berasrama).--> kasihannyaaaa anak ibu. 'dihukum' atas kesalahan yg tidak dia lakukan :"(

9. Awalnyapun saya sempet nangis saat meninggalkannya, sampai akhirnya saya berkonsultasi dengan wali asrama anak saya, Menurutnya ini masalah yang umum terjadi, bila anak dapat melewati 3 bulan fase kritis Insya Allah anak akan baik2 saja. Untuk itu perlu kerjasama dari orang tua dan guru2 agar anak dapat melewati masa ini. --> sayang sekali ibu tidak mengikuti nurani. padahal menangis adalah cara allah memberitahu / menandakan ada sesuatu yg salah kan ya bu? bahwa ada yang tidak benar, bahwa ada yang menyedihkan. tentunya kalau pilihan ini benar, ibu tidak akan menangis dong kan ya? tentunyaaaaa wali asrama anak ibu akan berkata demikian. kalau dia jawabnya spt kalau saya yg jadi wali: "ya sdh bu, ambil saja anak ibu kembali, didik yg lbh baik di rmh, yang penting dia bahagia, bukannya itu yang diinginkan semua orangtua? anak yg bahagia, ya kan bu?" ya kalo dia bilang bgitu ke semua ibu2 yg anaknya nangis2, ya boarding schoolnya kosong lah buu :)

10. Oh iya saya menjawab pertanyaan anak saya begini, " Bunda ingin kamu menjadi anak yang lebih baik dari yang sebelumnya, untuk itu bunda berikhtiar dengan memasukan kakak ke sekolah ini. Dengan mengambil contoh Rasullullah yang berhijrah dulu untuk menjadi rasul. Semoga kakak dapat memahami maksud bunda.--> 

11. Berjalannya waktu Alhamdulillah sejak minggu ke 2 November anak saya sudah tidak menangis lagi dan dia sudah mulai enjoy dengan kehidupan di asrama. --> sptnya lbh ke: dia belajar bahwa tidak ada gunanya untuk menangis. bhw ibunya akan tetap meninggalkan dia ditempat yg dia tdk suka ini anyway. merampasnya dari kemanjaan yang seumur hidupnya dia rasakan. so, ya sdh, terpaksa di enjoy aja kan?

12. Tapi kembalisaya dibuat khawatir dengan nilai UTS yang di email oleh pihak sekolah. Semua nilai pelajaran anak saya dibawah standar minimal KBM. Selama ini saya selalu membimbing anak saya dalam belajar, walaupun hasilnya tidak sempurna tapi nilainya tidak pernah dibawah KBM. --> 

13. Waaalaah kembali saya berkonsultasi denga pihak sekolah dan menurut mereka hal ini lumrah terjadi bunda karena anak sedang mengalami suasana baru dimana dia sedang berada diluar zona nyaman mereka (rumah). Menurut mereka anak saya anak yang cepat dalam menangkap pelajaran (menurut saya juga begitu) jadi kita lihat hasilnya pada saat semester nanti, mudah2an ada perbaikan.--> 

14. Saya sebagaii orang tua menginginkan yang terbaik untuk anak saya, tetapi apakah cara yang saya lakukan benar, apakah saya telah "menyiksa" anak saya dengan memasukan dia ke boarding school. Mohon bantuan dari bunda untuk memberikan pandangan bunda tentang boarding school. --> 

pendidikan tanggung jawab, kemandirian, dll itu di ajarkan di rmh. bkn di luar. jangan suka mensubkontrakkan tanggung jawab. yang matematika, fisika, bahasa inggris sdh kita subkontrakkan, masa iya semua-mua-mua?? jadi tugas ibu apa dong? cari uangnya?

jadi gitu bu opini saya. sekali lagi, saya minta maaf sebesar-besar-besarnya bila apa yang saya katakan salah, menyinggung dan menyakiti hati ibu. tidak ada niatan saya se dzarrahpun utk melakukan itu. saya hanya mengutarakan opini, itu saja. di terima syukur,tdk jg tdk apa2. 

semoga apa yang saya tuliskan bisa memberikan pandangan yang berbeda dr yg slama ini ibu pahami. saya titip pelukan kalau ibu berkunjung menemui anak ibu kembali. semoga allah membantu ibu untuk membuat keputusan terbaik bagi semua.

 



"Seiring anak tumbuh remaja, mereka semakin memerlukan kita untuk mengawasinya, lebih dari sebelum-sebelumnya. Masa remaja bukan berarti semakin bisa di lepaskan, justru mereka perlu tempat berpegang, dalam melalui jalan yang sangat bergelombang" -Ron Taffel

Diyah Pitaloca and 164 others like this.

 View previous comments…

Elfrida Mustikasiswa lainnya. semoga saya tidak dzolim dg anak sendiri. Tiap anak memerlukan cara berbeda dalam pengasuhan, semoga lulus dari sana kami akan menikmati periode yang lebih mengesankan.

Like ·  · More · Nov 22, 2013

Putri Tsurayatrim bunda atas masukanya...sangat menyentuh..

Like · More · Nov 22, 2013

Nur AidaMaaf Bunda, bagaimana dengan Jaman Rosulullah kecil yang dititipkan dan disusukan sama oranglain jauh dari orangtuanya...?

Like ·  · More · Nov 22, 2013

Arifah Agusnarmaaf...saya mau menanyakan bagaimana kalau si anak yang minta boarding school...sedangkan ortunya malah tidak...apa solusinya...

Like · More · Nov 22, 2013

Lina Slamet SafridaAlhamdulillah 2 anak sy, sulung laki2 di Pondok, dan adeknya di Boarding School....keduanya fine2 aja..ceria, prestasi bagus, ttp dekat dgn Bapak Ibunya..Insya Allah kalau berangkatnya dr rumah baik2 saja, diniatkan menuntut ilmu, kelak berjuang di jalanNYA dan mencari ridhoNYA..maka akan dimudahkan olehNYA..Amin Ya Robbal Alamin...saya rasa kuncinya mmg pada orang tua..kedua anak saya (sulung putra,SMK..dan adeknya putri,SMP..)...tak ada masalah di rumah.Lingkungan kami, Pakdhe, Om, sepupu, banyak yg jg berbasis pendidikan pondok.Saya rasa itu memberikan gambaran pd anak2 ttg bagaimana sekolah dan tinggal di pondok.Pondok adalah tempat menuntut ilmu, bukan penjara atau tempat pembuangan.Sebelum memasukkan anak ke pondok/boarding school ortu perlu paham dulu, apa tujuan mereka, dan anak diberi pengertian ttg itu..Alhamdulillah di pondok masing2, anak2 ceria dan aktif mengikuti keg. Organisasi sekolah/pemuda MD,dsb..Mudah2an Allah membimbing kami dan juga mereka.Amin Ya Robbal Alamin

Edited · Like ·  · More · Nov 22, 2013

Rinny Kartiniterimakasih atas sharingnya. Saya merasa lebih yakin bahwa boarding school tidak selamanya the best. Yang terbaik adalah mendampingi anak saat mereka tumbuh dan bisa melepas pada saatnya tiba dewasa.

Like · More · Nov 22, 2013

Nuning HapsariSubhanallah terima kasih sharenya bu

Like · More · Nov 22, 2013

Endah WulandariTerima kasih...bisa jd pertimbangan

Like · More · Nov 22, 2013

Faziah RahmahJd pengen nangis bacanya.
Info yg berharga bgt...
Terima kasih

Like · More · Nov 22, 2013

Mira Andriani AnasSetuju dengan jawaban dari bunda kita & buah hati, sayapun mengalami anak perempuan saya di pondok, menangis terus minta pulang..jadi sedih..

Like ·  · More · Nov 22, 2013

Dianti Idrissaya setuju. Ibu dan Bapaknya lah tanggungjawab pendidikan sebenarnya. Jaman dulu orangtua menitipkan anak pada ulama2 untuk dididik.. Tapi pendidikannya 24/7 para peserta didik tidak sebanyak sekarang.. Mereka tinggal bersama kyai2nya.. Memperhatikan, Mencontoh, dinasihati setiap saat, dikoreksi setiap saat, dimonitor setiap saat.. Jumlah murid tentu dibatasi.. Dan sangat terseleksi.. Masih adakah guru2 ini?

Edited · Like · More · Nov 22, 2013

Neneng Hepriyatisubhanallah.....

Like · More · Nov 22, 2013

Fitri HarisSubhanallah....ijin share ya bu......

Like · More · Nov 22, 2013

Desta Yantisubhanallah ..sangat meyakinkan saya bahwa sebaik baik madrasah adalah keluarga.

Edited · Like ·  · More · Nov 22, 2013

Novrian Eka SandhiBunda Elly, sungguh saya suka dgn gaya Anda... hanya sesekali menonton Anda di tivi, saya sangat bersyukur bisa bertatap muka dgn Anda di Surabaya 14 Mei 2013 silam... sbg guru yg pernah mengajar di sekolah yg siswa putranya Boarding School, segala yg dipaparkan di atas adalah 1000% benar... pd prinsipnya, segala sesuatu ada SYARAT & KETENTUAN BERLAKUNYA... menyekolahkan anak di sekolah model apapun, di luar negeri sekalipun, tentu ada hal-hal yg tetap menjadi kewajiban azasi orang tua yg tdk bisa didelegasikan ke pihak 'outsourcing'... ditunggu notes berikutnya, Bunda...

Like ·  · More · Nov 22, 2013

Maya Firstiaizin share ya Bu

Like · More · Nov 23, 2013

Rini ManikadiBunda Elly menulis : "Saya TIDAK anti terhadap boarding school manapun di dunia ini. itu dulu yang perlu ibu pahami. tapi saya ANTI terhadap orangtua yang sudah dititipkan anak oleh allah dan melepaskannya SEPENUHNYA kepada orang lain, mendelegasikan tanggung jawabnya kepada sebuah instansi yang seharusnya TIDAK bertanggung jawab atas kesejahteraan lahir bathin anak itu."

Artinya: yang bermasalah bukan di boarding schoolnya tapi pada pola asuh ortunya, kalaupun diboardingschool-kan tapi pola asuhnya ortunya "benar" tentu akan lebih baik daripada tidak di-boardingschool-kan tapi pola asuhnya salah (menyerahkan tanggung jawab pd guru di sekolah dan menyerahkan pengawasan pada pembantu ketika di rumah ).
Mohon dikoreksi bila pendapat saya salah Bunda, supaya tidak menggelisahkan bagi ortu yang kebetulan sudah "terlanjur" mem- boardingscool-kan anaknya, tks 

Edited · Like ·  · More · Nov 23, 2013

Bunda SholichahBunda Dina Sayang Mugi Rahayu Mugi Ida Rachmawati Afif any comment ? aku pengen kalian sharing ttg ini

Like ·  · More · Nov 23, 2013

Lisna Djaelani AlbarqieIjin bantu share ya buu:)

Like · More · Nov 23, 2013

Rahmawati Tri AstutiSaya sangat setuju dengan tulisan ibu. Ijin share ya bu...

Like · More · Nov 23, 2013

Anaritadevi Hasan@Bu Elly mohon maaf saya izin share..terimakasih, salam hormat untuk Bu Elly 

Like · More · Nov 23, 2013

Yosi SuzitraIzin share ya Bu Elly Risman-Full, terimakasih

Like · More · Nov 23, 2013

Kurnia Lestari Setiawanijin share ya bunda..

Like · More · Nov 23, 2013

Bunda Dina SayangBunda Sholichah lets talk about it 

Like · More · Nov 23, 2013

Efrina Isvandiarysaya sebenarnya terpikir untuk memasukkan anak sulung saya ke boarding school, tapi setealah membaca tulisan ini, saya berpikir alangkah baiknya jika saya tetap membiarkan anak saya tetap disamping saya...bukan karena salah boarding schoolnya...karena saya percaya boarding school juga baik..tapi alasan yang mendasar dari itu...saya hanya tak ingin melewatkan satu momment pun tentang anak saya....saya ingin mendampingi dia...memeluknya..menggenggam tangannya...memmbantunya untuk menghadapi gelombang kehidupan....terima kasih atas tulisannya ibu....

Like · More · Nov 23, 2013

Noer Cholisohsetuju dg crta diatas,ini jg bdasarkn pengalaman sy yg dl sempat menjalani khdpn di boarding school yg hanya 3 bulan,dg ketidaknyamanan sy tinggal dsna dg gejolak hati nurani yg tidak mengenakan akhir'a sy keluar alhasil sy lbh nyaman dan skr lbh baik

Like · More · Nov 24, 2013

Lisa RodiahKalau saya rasa tergantung situasi dan kondisi juga. Dengan menyekolahkan anak di boarding school tidak berarti orang tua lepas tanggung jawab begitu aja. Kalau membaca shirah, banyak para shahabat yang dititipkan orang tuanya untuk menuntut ilmu pada ulama yang dipercaya.

Like ·  · More · Nov 25, 2013

Yusnita Djafarsubhanalloh..pencerahan untuk kami bunda...jazakillah atas opininya bunda elly

Like · More · Dec 2, 2013

Amelia Rahmadaniizin share ya

Like · More · Dec 14, 2013

Nur Hasanahizin share bunda

Like · More · Jun 10, 2014

  • Share:

You Might Also Like

0 comments

Bedug

Berkali-kali flightku di batalkan karena asap menghalangi jarak pandang pesawat yang hendak take off. Baru sekali ini di antara puluhan kali...