Home education

By Cicits - February 13, 2015

[17:52, 2/7/2015] Kijar Mela: �� Apa itu Home Education? ��

Ass.wr.wb
Ayah bunda apa kabar, tetap semangat ya ����

Ayah Bunda yg baik,

Home Education atau home based education atau pendidikan berbasis rumah adalah amanah dan kesejatian peran dari setiap orangtua yg tak tergantikan oleh siapapun dan tdk bisa didelegasikan kpd siapapun.

HE bukanlah memindahkan persekolahan ke rumah, bukan pula menjejalkan (outside in) berbagai hal kpd anak2 kita  namun membangkitkan dan menumbuhkan (inside out) potensi fitrah2 dalam diri kita dan anak2 kita agar mencapai peran sejati peradabannya dengan semulia2 akhlak.

Rumah2 kita adalah miniatur peradaban, bila potensi fitrah2 baik bisa ditumbuhsuburkan dan dimuliakan di dalam rumah2 kita maka secara kolektif menjadi baik dan mulialah peradaban.

Setiap anak kita setidaknya memiliki 4 potensi fitrah sejak dilahirkan:

1. Potensi fitrah keimanan, setiap bayi yg lahir pernah bersaksi bhw Allah sbg Robb. Maka setiap bayi yg lahir pd galibnya mengenal dan merindukan sosok Robb.
2. Potensi fitrah belajar, setiap bayi yg lahir adalah pembelajar tangguh sejati
3. Potensi fitrah bakat, setiap bayi yg lahir adalah unik, memiliki sifat bawaan yg kelak akan menjadi panggilan hidup dan peran spesifik nya di muka bumi
4. Potensi fitrah perkembangan, setiap bayi sampai aqilbaligh dan sesudahnya, memiliki tahap2 perkembangan yg harus diikuti. Tdk berlaku kaidah makin cepat makin baik.

Ke 4 potensi fitrah ini sebaiknya simultan, seimbang dan terpadu. Kurang salah satunya akan memberikan hasil yang tidak paripurna. Jika pendidikannya benar dan tepat, maka resultansi dari ke 4 fitrah ini adalah insan kamil yang memiliki peran peradaban.

Fitrah bakat tanpa fitrah keimanan akan melahirkan talented professional yang berakhlak buruk, begitupula sebaliknya fitrah keimanan tanpa fitrah bakat akan melahirkan orang2 beriman yg paham agama namun sedikit bermanfaat.

Lihatlah mereka yang berbakat menjadi pemimpin tanpa akhlak maka akan menjadi diktator. Begitupula mereka yang bertauhid tanpa bakat, akan sangat sedikit memberi manfaat.

Fitrah belajar tanpa fitrah keimanan akan melahirkan para sciencetist dan innovator yang berbuat kerusakan di muka bumi, begitupula sebaliknya fitrah keimanan tanpa fitrah belajar akan melahirkan generasi agamis namun mandul dan tidak kreatif.

Fitrah belajar tanpa fitrah bakat akan melahirkan pembelajar yang tidak relevan dengan jatidirinya, begitu pula sebaliknya, fitrah bakat tanpa fitrah belajar akan melahirkan orang berbakat yang tidak innovatif. Berapa banyak kita lihat orang yang bakatnya hanya berhenti sebagai hobby semata.

Semua fitrah personal itu jika tidak ditumbuhkan sesuai fitrah perkembangannya akan membuat generasi yang tidak matang dan tidak utuh menjadi dirinya.

Fitrah belajar dan fitrah bakat yang tumbuh bersamaan dengan fitrah keimanan melahirkan generasi yg inovatif, produktif dan berakhlak mulia. ✅
[17:52, 2/7/2015] Kijar Mela: �� Bagaimana Memulai Home            Education? ��

Memulai Home Education adalah memulai utk mendidik diri kita sebagai orangtua. Memulai mendidik diri kita sebagai orangtua adalah diawali dengan membaca ayat2 Allah, baik Qouliyah maupun Kauniyah, kemudian mensucikan diri kita utk mengembalikan fitrah2 yg baik yg Allah telah karuniakan kpd kita. Mengembalikan kesadaran akan peran2 kesejatian kita sebagai orangtua. Pekerjaan mendidik adalah pekerjaan para Nabi sepanjang sejarah. Tiada aktifitas dan peran paling penting di dalam rumah kita kecuali peran dan aktifitas mendidik anak2 kita.

Mendidik anak2 kita adalah membangkitkan kesadaran fitrah anak2 kita, karenanya para orangtua perlu mengawali dgn mengembalikan fitrah2 baiknya melalui tazkiyatunnafs lebih dulu. Fitrah yg baik pd anak2 kita akan bertemu dgn fitrah yg baik yg ada dalam diri orangtua nya. Apa yg keluar dari fitrah yg baik, akan diterima oleh fitrah yg baik. Fitrah keimanan pd anak2 kita akan bertemu dengan fitrah keimanan kedua orangtuanya. Fitrah belajar pd anak2 kita akan bertemu dengan fitrah belajar kedua orangtuanya. Fitrah potensi bakat pd anak2 kita akan bertemu dengan fitrah pengakuan potensi anak2nya sbg karunia Allah swt, dari kedua orangtuanya. Fitrah tahapan perkembangan sesuai sunnatullah pertumbuhan anak, akan bertemu dengan fitrah pengakuan bhw segala sesuatu di muka bumi memiliki sunnatullah perkembangannya masing..dstnya. Tanpa memulai dengan ini maka perjalanan home education adalah perjalanan yg menjauh dari fitrah, berisi obsesi2 dan kecenderungan merusak fitrah krn ambisi tertentu maupun ketergesaan dalam tahapannya. Jadi memulai HE berawal dari bagaimana kita para ortu membangkitkan kesadaran fitrah kita sendiri dengan melakukan tazkiyatunnafs atau pensucian jiwa.
Silahkan dibuka surat 62:2.

Hari Jum’at (Al-Jumu`ah):2 - Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata. Ayat ini adalah jawaban atas Doa Nabi Ibrahim alaihisalam ttg generasi yg akan dibangkitkan dari keturunannya.

Ya Tuhan kami, utuslah untuk merka seorang rasul dari kalangan mereka,
yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan
kepada mereka Al Kitab (Al Qur'an) dan Al Hikmah (As-Sunnah) serta
mensucikan mereka.

Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

(QS 2 Al Baqoroh Ayat 129)

Ada tahapan berbeda dari kedua ayat.

Doa Nabi Ibrahim as adalah "pembacaan", "pengajaran" , "pensucian"

Jawaban Allah adalah "pembacaan" dan "pensucian" sebelum memulai proses "pengajaran" (ta'limunal-Kitaba walHikmah). Kata Tazkiyah atau pensucian oleh beberapa ulama dimaknakan sebagai Tarbiyah atau menumbuhkan fitrah yg merupakan inti Pendidikan itu sendiri, sdgkan pengilmuan atau pengajaran bersifat pemberian skill n knowledge. Ayah Bunda harap bersabar utk tdk langsung melompat ke teknis HE ����. Kita sungguh memerlukan pijakan yg kokoh, jiwa2 yg full ridha menjalaninya. Karena sejujurnya HE ini melawan arus baik konsep maupun praktek pendidikan yg umumnya kita samakan dengan persekolahan atau pengajaran. Pendidikan sebgamna pengantar diawal adalah proses "inside out", membangkitkan fitrah2 dalam diri anak2 kita. Bukan proses penjejalan "outside in". Setiap anak kita terlahir dalam keadaan fitrah (fitrah keimanan, fitrah belajar, fitrah bakat, fitrah perkembangan dll).... namun semua fitrah itu adalah potensi2 terpendam, maka tugas kitalah utk mendidik/membangkitkan/menumbuhkan potensi fitrah itu agar anak2 kita mencapai peran peradabannya atau misi spesifiknya sbg khalifah di muka bumi. Dalam QS. 13 ayat 11 Allah berfirman:

لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ۗ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ ۚ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ

"Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia."

Banyak yg menggunakan ayat ini sbgai argumen untuk belajar atau bekerja keras agar Allah mengubah keadaanya menjadi lebih baik. Padahal maksud ayat ini adalah agar manusia tidak mengubah fitrahnya (مَا بِأَنْفُسِهِمْ) sehingga masa depan kehidupannya menjadi lebih buruk. Yg terakhir di atas adalah nasehat dari ustadzuna Ferous. Semoga memahami bahwa mengapa kita menamakan dgn Home Education bukan Home Schooling? Karena pendidikan berbeda dgn persekolahan, mendidik tidak sama dengan mengajar, HE bukanlah memindahkan sekolah ke rumah. HE bukan menjejalkan pengetahuan namun menyadarkan, membangkitkan fitrah2. Jika fitrah2 ini bangkit maka anak2 akan beriman dgn sendirinya, belajar tangguh dengan sendirinya, mengembangkan bakat dgn sendirinya, menjalani kehidupan sesuai tahap2 perkembangan dengan sendirinya... Memulai Teknis HE akan terasa mudah dan ringan jika kita memulai dari kesadaran ini. Sampai sini, silahkan jika ada masukan dan pendapat ����
[17:53, 2/7/2015] Kijar Mela: Bunda Elin 1⃣ Bagai mana mengamati bayi bahwa setiap bayi yg lahir pd galibnya mengenal dan merindukan sosok robb. Mohon penjelasannya.

Bagaimana kita bisa mengamati fitrah bakat yg ada pada anak2 dan bagai mana caranya.

Kalo fitrah belajar dan fitrah perkembangan nya, tahap2 perkembangan anak kita bisa membuat rekam jejak anak sedari usia bayi, kapan dia tengkurap, babling, merayap dan belajar jalan.

Jawab 1⃣ bunda Elin yang baik,

Fitrah2 anak kita sesungguhnya dengan sangat mudah dikenali, sesuai tahapan usianya akan terlihat makin menguat jika terjaga dan tumbuh fitrahnya.
Setiap anak lahir dalam keadaan fitrah, maka semua potensi fitrah telah wellinstalled - terinstal dengan indah sempurna sejak lahir.
Fitrah Keimanan misalnya, kita akan menjumpai setiap bayi menyukai kebenaran, suka diperlakukan lembut, ceria, tulus, ikhlash dstnya.
Fitrah Belajar, misalnya, kita akan menjumpai setiap bayi sangat suka belajar (tentu bukan belajar formal layaknya orangdewasa), suka eksplorasi, suka bertanya dstnya
Fitrah Bakat, misalnya kita akan jumpai anak2 kita punya sifat2 bawaan yg unik.
Nah, fitrah itu ibarat benih dan semua fitrah itu, hanya perlu ditemani dan dibangkitkan, maka jika benar dan tepat menumbuhkamnya, sesuai waktunya, dia akan tumbuh indah sempurna.

Bakat adalah sifat bawaan unik anak2 kita yg nanti terwujud dalam aktifitas2 yg disukai dan dia sangat bergairah menjalankannya. Aktifitas ini akan menjadi perannya kelak di kemudian hari. Misalnya, anak2 yg suka bersih bersih di usia 8 tahun, akan terus begiti sampai usa 88 tahun. Potensi fitrah bakat ini mulai konsisten sejak usia 7, semakin konsisten di usia 10 tahun. Diharapkan setelah usia 10 tahun, sdh mengenal dirinya atau potensi bakatnya dengan baik, karena akan dimulai masa persiapan kemandirian aqilbaligh. Diharapkan ketika aqilbaligh di usia 14 tahun anak kita sdh punya peran spesifiknya sesuai bakatnya. Kenakalan dan kegalauan juga penyimpangan remaja karena umumnya para remaja tdk dibimbing mengenali bakatnya dengan baik sehingga kehilangan eksistensi dan percaya diri.

Maka, perbanyaklah wawasan dan aktifitas yg anak kita sukai di usia 0-6 tahun, masukkan sanggar atau club atau komunitas sesuai bakatnya sejak usia 7 tahun, atas kemauan anak kita, jangan dipaksakan atau obsesi kita pribadi. InsyAllah akan mudah konsisten di usia 10 dan siap menuju tahap pendidikan pre aqilbaligh✅
[17:54, 2/7/2015] Kijar Mela: 2⃣bunda tiwi

Bagaimanakah langkah tazkiyatun nafs bagi ortu agar dpt menemukan fitrah anak2?

Apa yg dpt melanggengkan proses tazkiyatun nafs ortu..? Krn terkadang byk ortu yg kenal n faham dengan teori parenting, tp sulit atau kurang konsisten menjalankan?
#self mirroring

Jawaban 2⃣ bunda Tiwi yg sholehah,

Ketidak konsistenan kita karena langsung menuju ke teknis parenting. Kita tdk melihat dan paham "ultimate purpose" atau tujuan sejati, mengapa kita mendidik anak anak kita.

Itulah mengapa tazkiyatunnafs menjadi penting. Kemudian, pada prosesnya Tazkiyatunafs dan mendidik anak berjalan bersamaan dan timbal balik. Ketulusan mendidik akan menigkatkan iman dan mengembalikan fitrah2 kita yg tekubur, sementara fitrah yg membaik akan menjalankan proses mendidik menjadi semakin ringan, optimis dan konsisten.

Yakinlah bahwa, karunia anak, yg Allah swt berikan kepada kita adalah kesempatan terbaik untuk memperbaiki ruhani kita. Berapa banyak orang2 yg taubat karena luluh oleh kehadiran anak2nya. Siapapun bisa berbuat jahat apapun kecuali jika itu akan menimpa anak2nya. Maka mendidik anak sendiri adalah kesempatan berharga memperbaiki fitrah kita.

Rencanakanlah program pendidikan anak2 kita, rancanglah framework operasional dan rencana harian. Buatlah visioning dream di dinding akan kemana keluarga kita dan anak2 kita kelak.

Optimisme krn kebersyukuran akan mengundang keberkahan. Kita akan jadi rajin bangun sholat malam atau shaum sunnah dll agar dikaruniakan keluarga yg sukses di dunia dan di akhirat. Jika bukan utk mendidik anak2 kita dgn tulus agar anak2 kita menjadi kebahagiaan kita di dunia dan di akhirat, lalu utk apa kita ada di dunia? ✅

Pertanyaan 3⃣ Bunda Merdiana

Apakah keshalihan ortu berbanding lurus dgn keshalihan seorang anak?

3⃣ bunda Merdiana yang baik,
Pengaruh pendidikan di rumah sejak anak kita lahir sampai aqilbaligh sangat berperan dalam kehidupannya kelak. Jika kita melalaikannya maka pendidikannya akan diambil alih pihak lain, namun kitalah yg tetap diminta pertangungjawaban di akhirat kelak. Karenanya amanah HE dimulai sejak kita memilih pasangan hidup kita. Keshalihan dan akhlak yg baik memang tdk diwariskan namun ditularkan dan diteladankan ✅

Pertanyaan 4⃣ Bunda Wenny
Klo mengenai sifat anak yg baik maupun yg tidak baik, apakah itu termasuk dlm fitrah? Bgmn mengasah sifat baik dan meminimalisir sifat tidak baik?

4⃣ bunda Wenny yang baik,
Sesungguhnya setiap anak lahir dalam keadaan fitrah sbg bekal menjalani peran peradabannya. Diantara fitrah itu adalah sifat bawaan (bukan sifat krn kebiasaan), yang kita sebut dengan bakat, misalnya suka mengatur, suka memperbaiki, suka berbicara, suka merawat, suka merenung, suka berkhayal, suka bersih bersih dsbnya. Diantara sifat2 ini ada yang produktif dan ada yang tidak produktif (hindari menyebut baik dan buruk, krn semua diciptakan Allah dan saling melengkapi). Diantara yg produktif ada yang strong (kuat), dan ada yang terbatas. Kita hanya fokus pd sifat2 produktifnya saja secara rileks, konsisten dan terus menerus, lalu anak kitapun akan semakin enjoy, eksis dengan perannya yg sejalan dgn sifatnya, lalu semakin bahagia. Maka semua sifat tidak produktifnya akan tidak relevan lagi, krn yg bersinar dari sifat produktifnya akan menerangi semua sisi lainnya. Misalnya anak yg sangat pendiam atau sangat cengeng  tetapi peneliti hebat atau penulis hebat, maka pendiam dan cengengnya akan sama sekali tidak relevan ✅
[17:55, 2/7/2015] Kijar Mela: Pertanyaan 5⃣ Bunda Dyah

Tadi dijelaskan lngkah awal HE adalah tadzkiyatunnafs. Nah bgaimana dgn orgtua yg setelah menikah baru bertaubat dari kelalaiannya di masa lalu? Sedang dlm proses perbaikan diri, dan harus jg menjaga fitrah anak? Apakah fitrah anak justru tergnggu oleh masa lalu orgtua yg kurang baik?

Pertnyaan kedua, bgaimana dgn orgtua yg memiliki trauma masa kecil oleh perlakuan orgtuanya dlu yg kasar dan keras, hingga mengeraskan watak dan sikap si orgtua ini? Bagaimana mengembalikan fitrah dirinya. Krn betapapun si orgtua berusaha sabar dan lembut dlm mnghdpi anak2nya, ada saja masa ketika si orgtua lepas kontrol dan melakukan apa yg dilakukan jg oleh orgtuanya dlu, dan smakin lama semakin sering menyalurkan emosi dgn cara keras dan kasar td. Sprti brteriak, mengancam, menghardik, mmbentak, sampai mencubit dan mnjewer. Apa yg harus dilakukan orgtua utk mngobati perangainya yg kadang2 kumat bgini. Pdhl sdh berusaha brsikap baik dan lembut pd ank2nya

5⃣ bunda Dyah yg baik,
Yakinlah, ketika Allah memberi sesuatu amanah maka pada saat yang sama Allah mengkaruniakan begitu banyak hikmah dan kekuatan bila kita meyakininya. Mustahil tidak ada yg dibekali dibalik amanah yg diberikan. Maka syukurilah sebesar2nya karunia anak, bantulah teman atau kerabat yg menjadi orangtua "baru" untuk memperbaiki fitrahnya dgn membuat forum pembinaan ruhiyah dalam rangka mendidik anak berbasis fitrah dan akhlak secar berjamaah.
Jelas fitrah anak akan terganggu oleh masa lalu orangtua maupun tingkat keimanan dan kebersyukuran orangtua atas fitrah anak2nya. Makin tdk menyadari adanya fitrah anak, makin tdk meyakini dan menolak mensyukuri, maka makin "obsesif" atau sebalikanya makin "pesimis", wujudnya mudah marah, mudah menyalahkan, kasar, tidak shabaran, merasa anaknya susah dan lemah dalam semua hal dsbnya.
Pengaruh masa lalu, traumatis orangtua dll atas pendidikan sebelumnya jelas berlangsung, berulang, dan diwariskan. Karenanya harus diputus rantai kezhaliman ini dengan cara "menyembuhkan" atau tazkiyatunnafs agar kembali ke fitrah. Caranya bermacam2, dari memperbanyak sholat malam, shaum sunnah sampai kepada memperbaiki cara berfikir atau mindset dgn banyak belajar pendidikan yg sejati dll sampai kepada terapi untuk penanganan trauma dan depresi jika diperlukan. ✅

Pertanyaan 6⃣ Bunda Melati

Apakah membangkitkan fitrah anak berbeda caranya antara anak perempuan dan laki2?

6⃣ bunda Melati yg baik,
Prinsipnya sama, terhadap fitrah iman, fitrah bakat, fitrah belajar, namun ada beberapa yg berbeda dalam pendekatan mengingat perbedaan secara jenis kelamin dan peran umumnya terkait jenis kelamin (bukan peran spesifik terkait bakat), misalnya anak perempuan terkait fitrah kewanitaan atau keibuannya, dan pada anak pria terkait fitrah kepemimpinan sosialnya dan kebapakannya.
Misalnya kesadaran akan fitrah keibuan harus dimunculkan selama proses mengembangkan fitrah iman, fitrah bakat dan fitrah belajar temasuk fitrah tahap perkembangannya sesuai usia.
[17:55, 2/7/2015] Kijar Mela: Pertanyaan 7⃣ Bunda Merry

Mohon tips & nasihat dr Ustadz Harry bgmn supaya menjadi ortu yg lbh sabar & tdk cpt marah.. Jujur sy msh sering trsulut emosi saat menghadapi anak,misal ketika ia membanting ssuatu kemudian tak sngaja mengenai brg berharga sperti laptop atau lainnya, atau menangis sjadi2nya tp sudah berbagai cara dilakukan belum berhenti jg, dll *umur anak 2thn krg 2bln*
Tp setelah marah atau melampiaskn kekesalan itu ada perasaan memyesal dan bersalah yg sangat mendalam membekas di hati..menyesal.

7⃣ bunda Merry yang baik,
Banyak bersyukurlah dan banyak meyakini keMahaBaikan yg telah memberikan begitu banyak keindahan pada peran kita sebagai orangtua. Menjadi AyahBunda adalah peran terindah pada sisa usia kita. Semua yg kita lakukan di dunia bisa fana, kecuali anak2 yg shalihah yg kita didik dengan sepenuh2 ketulusan dan kecintaan.
Banyak bersyukur akan membuat kita banyak senyum, tenang, rileks, dan konsisten. Banyak yakin thd kebaikan Allah akan membuat kita tenang dan optimis, bhw Allah akan membantu kita menjalani amanah mendidik anak dgn sebaik2nya. Mustahil bagi Allah memberi amanah namun tdk membekaki hati dan dada kita dgn hikmah yg banyak, juga rezqi yg melimpah. ✅

  • Share:

You Might Also Like

0 comments

Bedug

Berkali-kali flightku di batalkan karena asap menghalangi jarak pandang pesawat yang hendak take off. Baru sekali ini di antara puluhan kali...