Hs dgn remaja

By Cicits - February 14, 2015

Notulensi HSMN - Diskusi Group 2 HSMN
Pemateri: Teh Patra
Waktu diskusi: 4 Februari 2015 pkl 20.30-22.30
Notulen: Yolanda Sylvia
Tema Diskusi: HS utk remaja

Di usia remaja,  banyak hal yang membuat kita ga lebih pinter dari mereka. Jadi,  peran kita lebih banyak sebagai manajer dibanding sebagai guru.
Apalagi jika si remaja sudah memiliki bakat dan minat tertentu,  biasanya di usia remaja sudah tidak terkejar oleh ortunya.
Sebetulnya kunci utamanya adalah mengikat mereka sejak awal. Kalau mereka nyaman belajar bersama kita,  everything would be easy. Tapi kalau ada kekecewaan,  pembangkangan, kekesalam,  keterpaksaan ga akan jalan.

❓Apa yg jadi motivasi terkuat teteh dan suami sebagai ortu menarik anak2 dari sekolah terus apa aja yg di siapkan untuk memulai hs,apa melanjutkan materi pelajaran di sekolah juga?atau yg lainnya?
✅ Motivasi kuat ada beberapa. Salah satunya adalah rasa muak dengan sistem kapitalis.. Termasuk di dalamnya kapitalisasi pendidikan. Motivasi lain adalah keinginan untuk mengoptimalkan potensi anak-anak dan mengurangi waktu yang terbuang.
Oh.. Persiapan dilakukan dalam rapat keluarga. Materi apa yang akan dipelajari,  jadwal dll diputuskan  semua dalam keluarga dan disepakati bersama. Misalnya ada anak yang mau belajar bahasa,  ditentukan bahasa apa,  target setahun bagaimana,  belajar di mana,  dll. Kalau akademis sih ikut standar diknas aja.

❓Bagaimana dg anak2,setelah hs apakah tetap enjoy atau mereka merasa kehilangan,kumpul bareng  teman misal,dll?
✅ Kehilangan pasti ada ya.. Tapi so far mereka bisa mencari teman dan aktivitas lain

❓ Cara mengikat anak2 seperti apa teh patra? Kebetulan anak2 saya full HS usia 8t dan 2t?
✅ Sejak kecil kultur belajar di keluarga harus cukup kuat. Anak-anak akan melihat proses belajar yang dilakukan orangtuanya.
Dari sana anak-anak akan percaya jika ortu mereka mengajak belajar di mana saja,  dengan apa saja dan kapan saja.
Kultur diskusi, kepercayaan anak akan pemenuhan kebutuhan ilmu dan pengetahuan itulah antara lain yang akan mengikat mereka.
Jadi kalau anak ga pernah liat ortunya diskusi,  baca,  belajar, dll anak akan sulit percaya kita bisa.

❓ Lebih kurangnya menekankan dengan contoh ya teh patra?
✅ Hmm.. Kultur ya.. Lebih dari contoh.. Heu.. Heu.. Misalnya kita ingin membiasakan anak tilawah al Qur'an. Kalau contoh kan kita mengaji di depan mereka. Kalau kultur itu mereka lihat kita ke mana saja bawa qur'an.. Kapan saja menikmati qur'an.. Kira2 begitulah.

❓Apa yg paling menantang dari HS for teenagers teh? Blh dishare contoh materinya?
✅ Remaja itu paling sulit menghadapi psikologisnya. Ego mereka kuat. Rasa ingin tahu dan merasa tahunya juga tinggi. Ga bisa didoktrin seperti anak kecil,  tapi juga ga bisa dibiarkan seperti orang dewasa. Sering meremehkan dan menganggap mudah banyak hal tapi akhirnya merepotkan.
Contoh konkretnya ketika kita tawarkan mereka mau belajar apa,  mereka biasanya memilih pelajaran yang keliatannya akan mereka suka. Kalau kita jelaskan bahwa pelajaran itu tidak seperti yang mereka bayangkan, kadang mereka ga nerima.
Belajar IT misalnya. Yang mereka bayangkan tentang IT itu adalah duduk di depan komputer dan membuat program. Kita jelaskan pada mereka bahwa utk mempelajari IT mereka butuh kualifikasi matematika tertentu. Kadang mereka ga nerima,  maunya langsung aja.

❓ Lalu.  Kalau terjadi seperti itu bagaimana menghadapinya teh?
✅ Biasanya didiskusikan sampai tuntas dalam rapat keluarga. Kalau resikonya ga terlalu besar kadang kami biarkan mereka mencoba sampai mentok. Kalau sudah mentok baru mereka mengerti apa yang sudah kami sampaikan sebelumnya.

❓Meskipun saya blm punya remaja☺, tp sy pembina RemajaMasjid, mdh2an ini jd pengalaman berharga. Tantangan paling umum di usia remaja adlh ketika mulai ada keinginan utk 'pacaran' dan mrk cenderung menjauhi kita.mungkin ada tips menanganinya?
✅ Kalau pacaran sampai sekarang anak2 belum mengalami ya.. Jadi saya ga pengalaman juga..
Bahkan anak-anak cenderung jadi jurkam anti pacaran. Seperti anak sulung beberapa kali membuat tulisan tentang pacaran dan bahayanya. Anak sulung saya aktif di berbagai kegiatan remaja seperti karisma,  hirokoba,  dll. Tapi pada dasarnya manusia itu ga suka diganggu,  dikritik apalagi disalahkan.
Kalau teman-teman yang menangani remaja biasanya mereka menempatkan diri sebagai sahabat remaja. Tidak menjudge, apalagi memvonis.
Biasanya remaja butuh tempat curhat yang nyaman dan terpercaya.
Mereka akan terbuka jika kita melakukan teknik mirroring dengan tepat. Kalau mereka belum mau terbuka jangan dipaksa. Terus dilakukan pendekatan perlahan dan intensif.
Sementara itu kita perkuat mereka dengan materi aqidah,  akhlak dan ibadah. Kalau memungkinkan kita alihkan mereka pada aktivitas positif.

❓ Ijin bertanya teh... teknik mirroring itu gimana? Apa teknik itu juga bisa dgunakan untuk memancing anak 5-6thn bercerita?
✅ Teknik mirroring itu menempatkan diri kita selevel dengan objek,  baik dari sikap, wawasan, bahasa dan cara berpikir Kalau berhadapan dengan remaja, maka kita perlu tau apa yang trend di kalangan remaja. Tau bahasa yang mereka gunakan dan tidak membandingkan dengan masa remaja kita yang telah lalu. Gaya bahasa mereka cenderung non formal,  pendek2,  terpatah2 dan cepat. Maka kita tidak bisa bicara berpanjang lebar dengan mereka.
Mentoring model ceramah juga kurang efektif kalau terlalu lama. Mereka lebih suka pro aktif dan terlibat. Jadi kita menyamakan diri dengan mereka.
Kalau utk anak 5-6 tahun itu berbeda.  Anak pra sd cenderung menjadikan kita ortu sebagai idola, maka di mata mereka kita ga boleh salah. Jadi kita bersikap seperti seorang yang hebat dan serba tahu di hadapan anak-anak itu.

❓ Maaf, pengalaman teteh sendiri bgmna ketika pertama kalinya putra putri mengenal istilah itu, mungkin ada prosesnya sampai mrk memutuskan menjadi apa tadi ya��...pelopor anti pacaran gituh! Maaf klo jadi terlalu panjang...
✅ Sejak sd mereka sudah familiar dengan bahasa pacaran itu. Teman-teman di sekitar mereka kecil2 udah pada pacaran aja. Sejak kecil konsep aurat sudah kita terapkan pada anak-anak. Anak saya sejak usia 4th selalu berjilbab kalau ke luar rumah. Usia 5 tahun sudah teriak2 kalau pintu terbuka dan dia  belum pake kerudung.. Khawatir ada laki2 lewat. Sejak kecil sudah ditanamkan pula bahwa tidak boleh bercampur anak laki-laki dan perempuan. Tidak saling melihat aurat bukan mahrom, dll. Jadi kalau tentang pacaran ya tinggal didiskusikan aja.

❓ Tadi kalau utk anak 5-6 thn kita hrs serba tahu. Kalau kenyataan nya anak nanya dan kita belum tau jawabannya gimana menjawabnya ya?
✅ 'Keliatan'  serba tahu �� Kalau dulu sih bisa kita cari buku bareng,  baca bareng. Jaman sekarang kan udah lebih canggih. Tentunya dengan gaya yang membuat mereka yakin bahwa kita tau. Tinggal bilang :
Waah.. Ummi punya gambar bagus lo tentang itu.. Trus diliatin buku/foto/videonya.

❓ kadang sy jwbnya jujur bgt, bunda belum tau tentang itu Ka, yuk kita cari tau bareng... salah ya? ��
✅ Kadang bisa begitu. Tapi kalau sering2 nanti keliatan kita ga pernah belajar.. Hehehe.. Bagusnya sih sebelum mereka bertanya kita udah tau jawabannya. Itulah mengapa kuta harus terus belajar. Salah satu yang membuat anak-anak mau hs karena mereka yakin bahwa ortunya lebih mengerti daripada orang lain yang mereka kenal.

❓ Satu lg tentang konsep aurat, Anak2 sy jg sdh dbiasakan berjilbab k luar rumah. Tapi sempet jg ada kajian Islam yg mbahas bhw utk anak kurang dr 7 thn justru perlu diberi pengalaman atau terpuaskan untuk ke luar tanpa berjilbab. Usia 7 th baru mulai dilatih. Dan itu hikmahnya knpa anak2 memang blum dwajibkan mnutup aurat. Itu gimana ya teh?
✅ Kalau saya pribadi memahaminya 7 tahun mulai itu dilatih untuk melakukan berbagai ibadah. Bukan berarti kalau sebelumnya sudah mau jadi tidak boleh �� Bagaimanapun anak melihat ibunya ��
Ya.. Kayak belajar sholat 7 tahun. Kalau umur 3 tahun sudah ikut sholat masa kita larang?

❓ Jd pengalaman saya gini teh, anak senang pake jilbab ke luar rmh, tp kadang2 kalo liat rok yg mini atau tidak berlengan kadang minta pake baju itu juga untuk ke luar rumah... Nah sayanya kadang agak galau diijinkan atau tdk kalau ssh diarahkan blum bhasil, Karena katanya klo terlalu memaksakan saat kecil justru pas besar, Pas besar jd msh ada keinginan utk buka2an

✅ Entah ya dengan teori yang tadi. Karena saya bukan psikolog saya ambilnya pengalaman empiris aja.
Yang pasti saya melihat anak saya dan teman-teman saya yang dibiasakan berjilbab sejak kecil lebih cenderung berjilbab saat remaja daripada yang tidak. Anak-anak yang terbiasa menikmati pujian orang saat terbuka auratnya lebih sulit untuk menutup aurat pada usia yang lebih besar. Jadi kesukaan pake rok mini, tanktop itu ga bisa ujug2 dihilangkan kalau sebelumnya kita juga membelikan yang begitu. Alhamdulillah dari yang saya lihat pada anak-anak saya dan teman sebayanya yang sama-sama berjilbab sejak kecil, keinginan utk buka2an nyaris ga ada. Bahkan di dalam rumah aja baju selalu tangan panjang dan celana panjang. Ditawari kaos pendek utk tidur aja ga mau,  ga biasa.

Kesimpulannya untuk hs bersama remaja perlu ada kepercayaan kuat dari para remaja pada pengajarnya. Proses belajar mengajar harus terus dilakukan bukan hanya oleh siswa tapi juga pengajar nya. ✅

  • Share:

You Might Also Like

0 comments

Bedug

Berkali-kali flightku di batalkan karena asap menghalangi jarak pandang pesawat yang hendak take off. Baru sekali ini di antara puluhan kali...